Harganya Dua Kali Lipat

Dahulu ada seseorang yang memiliki arloji tua, dan kini arloji tersebut telah rusak, ia menimbang-nimbang hendak memperbaikinya. Ia pun berangkat ke kota dan menemukan tukang arloji yang mungkin dapat membantunya.

Sesampainya di sana, orang tersebut menyerahkan arlojinya kepada si tukang, sementara mata jeli tukang memperhatikan arloji tersebut dengan seksama. Akhirnya si tukang berkata pada pemilik arloji, oleh karena arloji tersebut sudah sangat tua, maka memperbaikinya akan susah dan mahal, setidaknya si empunya bisa akan dikenakan biaya dua kali lebih mahal dari harga arloji itu sebenarnya.

Si empunya bersikeras, walau bagaimana pun juga dia ingin memperbaiki arloji tersebut. Meski dikenai biaya dua kali harga arloji itu.

Kemudian si tukang arloji berpikir, jika si pemilik bersikeras memperbaiki arloji yang sudah tua dan rusak ini, barangkali arloji merupakan azimat yang membawa kemujuran. Dia pun mulai bekerja untuk memperbaikinya, dia mengganti semua bagian yang tua dan menaruh bagian-bagian baru ke dalam arloji tersebut.

Arloji pun selesai diperbaiki, si tukang mengembalikan arloji tersebut kepada si empunya sambil meminta biaya perbaikan yang disepakati tadi. Kemudian tiba-tiba si empunya menampar si tukang sebanyak dua kali. Dan keributan pun terjadi.

Orang-orang di sekitar sana menyerahkan si empunya arloji kepada petugas penegak hukum. Petugas pun memintanya menerangkan mengapa ia memukul si tukang arloji yang malang ini.

Ia pun menjelaskan bahwa ia diminta membayar biaya perbaikan dua kali lipat dari harga aslinya. Dulu ia mendapatkan arloji tersebut tidak dengan membeli, namun memperolehnya dengan menampar seseorang. Oleh karena itulah ia menampar tukang arloji tersebut dua kali.

Adaptasi dari: Chinna Katha I.6

4 tanggapan untuk “Harganya Dua Kali Lipat”

  1. HAHAHAHAHAHAHAHAHAH……….

    lutchu bgt sie cerita inie….

    berarti rus tanya cara dapetin arloji nya dulu bru di perbaiki ya…… astaga……

    xixixixixiix.. lam kenal. berkunjung ea

    Suka

  2. Tenang Bli, memang tidak mengandung makna khusus koq 🙂  Wah…, nanti pedagang-nya bisa minta Genereal Checkup gratis tuh…

    Suka

  3. setelah saya baca berulang-ulang, selain humor, maknanya apa lagi ya? sing neked otakke puk.. 🙂  besok-besok kalo beli jam, cari pelayan yang cantik, trus bayar pake cium, gitu ya. jadi pas nyervisnya….. 😀

    Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.