Mencoba OpenSUSE 11.2

Beberapa waktu yang lalu saya mendapatkan paket instalasi OpenSUSE 11.2 Linux dari Bli Dani Iswara. Saya pun memutuskan untuk mencobanya. Karena saya tidak terlalu paham dengan Linux dan masih khawatir jika salah langkah. Maka saya menengok kembali panduan yang pernah saya buat sendiri di “OpenSUSE 11.1 di Acer TravelMate 6293”. Hanya saja kali ini saya membiarkan jatah partisi lebih kecil, cuma dikasih jatah segitu soalnya sama Windows Vista.

Saat instalasi, seperti biasa saya memilih Gnome sebagai dekstop, dan memilih lokak Indonesia. Hmm…, cuma hobi sih, tapi saya rasa pengaturan seperti itu jauh lebih baik untuk saya.

Desktop Open SUSE 11.2 kali ini lebih artistik dibandingkan edisi sebelumnya, more dark green touch than before. Saya melihat semuanya lancar dan stabil. Saya pun melakukan pengaturan modem Pantech PX-500 dan kartu MOBI unlimited saya untuk menjelajah internet, hmm…, hasilnya sangat bagus. Berselancar dengan peramban asli sangat nyaman, walau saya rasa tidak terbiasa dengan font-nya yang sedikit berbeda dengan Vista.

Walau belum mencoba semua aplikasi yang ada, saya rasa saya cukup menyukainya. Sayang, belum ada fitur yang bisa menggantikan Windows Live Writer di Linux, jika ada pasti saya tidak akan sungkan pindah ke Linux. Namun hal itu bukan yang urgent, dari semua bagian yang ada, saya menyukai Linux yang mengambil Gecko sebagai logonya ini.

14 tanggapan untuk “Mencoba OpenSUSE 11.2”

  1. owh jadi saya harus memisahkan harddisk untuk open suse?
    kira space untuk open suse sekitar berapa ya mas???

    hardisk saya 32ogb
    C: 100gb untuk widows 7
    D: 1000gb kosong ( apa perlu di partisi lagi untuk linux itu ? )
    E : untuk data

    kalu di instal di D :
    jagi gak ngaruh gitu kan yah??
    pas booting ada pilihan 2
    open suse sama windows 7??
    bukan begitu???

    Suka

    • Zack,

      Begini, kalau semisal Windows 250 GB punya dua partisi C (125 GB) dan D (125 GB). Jadi kita akan membuat sebuah partisi kosong dulu. Semisal D yang akan diambil, maka partisi D diciutkan dengan partition manager bawaan Windows, ambillah 20 GB. Jadi nanti akan ada Partisi C (125 GB), D (105 GB) dan sebuah ruang kosong 20 GB → lakukan partisi pada ruang kosong ini.

      Restart Windows dan mulai instalasi OpenSUSE, nanti dia akan memilih partisi baru ini secara otomatis dan memecahnya menjadi beberapa partisi Linux termasuk swap. Jadi Linux dalam partisi ini konsepnya tidak akan mengganggu Windows.

      Kalau dalam partisimu yang 320 GB itu terserah, mau partisi yang mana. Linux untuk keperluan standar 20-40 GB saja sudah cukup, sekalian untuk belajar. Kalau memang D pada awal-nya kosong, ya tidak masalah untuk Linux (namun rasanya 100 GB terlalu besar untuk Linux, kecuali nanti memang mau bekerja lebih banyak di Linux).

      Ya, saat booting sistem akan diambil alih oleh Linux (GRUB), defaultnya akan memilih Linux di baris awal, kemudian safemode-nya, baru Windows dan partisinya, tapi nanti bisa disetel kalau mau Windows yang dipilih menjadi default boot.

      Suka

  2. klsaya menggunakan OS windows 7.
    saya ingin dual os dengan open suse
    tapi sedikit kendala saat pemartisi hardisk.
    saya takudh data di windows 7 ilang.
    bagaimana cara instalnya ?????
    ada nomer yang bisa di hubungi gak mas???

    Suka

    • Zack,

      Maaf sebelumnya, namun saya belum pernah menggunaka Windows 7, selama ini paling jauh saya hanya menggunakan Windows Vista. Prinsipnya jika kita menyediakan sebuah partisi kosong tidak berguna (tidak masuk ke dalam bagian Windows) secara otomatis OpenSuSE akan memberikan opsi untuk dipasang di partisi tersebut tanpa mengganggu sistem operasi Windows.

      Namun bagaimana melakukan, memecah, menghapus atau menyediakan partisi lama/baru di Windows 7, saya sama sekali belum berpengalaman.

      Saya sarankan untuk bergabung di Milis OpenSuSE Indonesia untuk mengaji masalah ini lebih dalam. Silakan mendaftar, dan sampaikan permasalahan yang Zack hadapi secara terperinci.

      Termasuk komputer yang digunakan, konfigurasi hardware, sistem operasi, dan konfigurasi partisi yang ada saat ini.

      Saya yakin akan ada banyak yang lebih bisa membantu daripada saya. Dengan pengalaman yang lebih baik 🙂 – saya juga ada di situ.

      Nomor telepon saya bisa ditemukan di bagian “contact” Website saya. Namun nomor saya tidak selalu aktif dan dapat dihubungi, terutama jika saya sedang dinas.

      Suka

    • zack,

      Gampang atau tidaknya itu sangat relatif bagi masing-masing orang. Menurut saya sih tidak rumit, jika pernah berpengalaman dengan Windows, seharusnya instalasi Linux seperti OpenSuSE tidaklah sulit.

      Panduannya juga ada banyak di internet, semisal yang resmi ada di en.opensuse.org/installation atau banyak pembahasan mengenai fitur dan problem di blognya Mas Vavai (vavai.com). Mungkin juga berkas pdf panduannya dalam bahasa Indonesia bisa diunduh di Panduan Instalasi OpenSuSE 11.0.

      Suka

  3. untuk touchpad, saya menemukan di gnome melalui pengaturan gconf-editor: desktop ›› peripherals ›› touchpad, tandai tap_to_click dan horiz_scroll-enabled (kalo perlu). entah itu yang ngefek atau perlu ngedit berkas lain. soalnya di lxde, touchpad normal-normal aja. 🙂

    Suka

    • Bukannya opsi tapping dengan scrolling diatur secara berbeda ya Bli?

      Boleh deh saya coba, btw, gnome editor ada di mana ya? He he… 😀

      Suka

    • kan yang scrolling memang jika perlu. lupa, kalo belum ada, install dulu paket gconf-editor atau tes di terminal. nanti cari di menu. kalo belum muncul di menu, di terminal ketik gconf-editor. 🙂

      Suka

  4. masalah baterai, saya jawab di sini:
    di windows gemana? berapa lama? di linux (KDE) ada mode power profile: performance, powersave, aggressive, extreme, presentation. entah di gnome. 🙂

    Suka

    • Saya belum mencoba terperinci seperti itu, bukannya baterai itu automanage ya? Kalau di Vista begitu unplugged bisa tahan 2 jam 40 menit, sedangkan Gnome SuSe 1 jam 10 menit (cuma tandanya saja lho Bli), nanti saya tes lebih jauh lagi.

      Biasanya sih pengalaman dulu, pakai Linux daya baterai bisa tahan jauh lebih lama 🙂

      Suka

  5. beberapa paket tambahan yang mungkin perlu (termasuk proprietari): acroread, msttcorefont (huruf windows), pelbagai pustaka/’library’ multimedia (ada di repo community), qwit (twitter berbasis Quanta), google chrome (tambah repo google dulu), opera, midori, pidgin (jika ngga biasa make kopete), skype, lxde (untuk desktop cadangan, make beberapa pustaka gnome juga). 🙂
    .-= dani´s last blog ..Hendaya Kognitif Mengakses Web =-.

    Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.