Lha, apa juga maksudnya menulis judul seperti itu. Yah, mungkin karena sedang kurang kerjaan saja. Sebanarnya ingin menulis tentang akhir tahun lama dan menyambut tahun baru, namun percaya atau tidak – matahari yang terbit esok meski itu tahun baru atau bukan – akan selalu terlihat indah. Kadang hangatnya yang merayap pelan membangunkan kesadaran yang masih terlelap di balik selimut tebal.
Aku terbangun di malam yang begitu dingin itu, melirik ke kananku dan melihat jam weker tua yang masih menunjukkan bahwa mentari masih jauh dari memberikan salamnya lagi. Hmm…, yah kurasa masih panjang dan cerita itu juga tidak terlalu menarik pikirku…
Aku kembali menyaksikan banyak hal yang tidak dapat kuraih dengan begitu tidak berdayaku…, kaki ini seakan tak hendak melangkah lagi. Mungkin hanya sinar mentari pagi itu yang sesekali kami bersua dan menghangatkan kembali bara semangat yang telah lama redup dalam diriku.
Yah…, aku ada di sini, aku senang berjalan sendiri, menikmati pematang sawah dan aroma rerumputan yang basah, warna lumpur dan hewan kecil yang cangkang yang berkalauan diterpa sinar rembulan. Dengan lilin hati kususuri kembali kampung kenangan dalam ranah ingatanku.
Ini tak sulit, tak begitu sulit bisikku…, lain kali pasti (ha ha…, dari dulu dia selalu berbicara seperti itu).
Meski aku bisa berjalan sambil melihat siluet masa depan dihadiahkan bagi lukisan indah di hadapanku, namun aku suka memejamkan mata sambil menyentuh angin misteri yang kadang membuat hatiku melompat kecil dan kaget, sehingga aroma dari segala yang tak pernah kutahu menjadi apa yang menari dalam pendampinganku.
Meski tak banyak, namun aku pun akan turut bersuka cita menyambut tahun yang baru ini…
Tinggalkan Balasan