Bhyllabus l'énigme

A Cahya Legawa's Les pèlerins au-dessus des nuages


Internet Kenceng – Perlu Ga Sih?

Sekarang iklan layanan internet nirkabel baik dengan memanfaatkan jaringan GMS (GPRS/EDGE/UMTS/HSDPA/HSUPA) maupun jaringan CMDA (GPRS/EVDOrevA/B) semakin gencar di berbagai reklame publik. Semboyan murah dan cepat selalu jadi cara cepat mendapatkan pelanggan. Banyak orang menjadi tergiur karenanya, dan ini menjadi solusi yang makin murah bagi masyarakat kita – bahkan menghilangkan kemungkinan monopoli di antara penyedia jasa internet (ISP). Namun di samping banyaknya ketersediaan ini, banyak juga yang mengeluh berbagai kendala dan gangguan yang dihadapi, tidak sedikit yang menyalahkan ISP-nya karena dianggap tidak kompeten mengelola jaringan.

Hal mendasar yang perlu diingat adalah akses internet yang bagus, cepat dan stabil tidak pernah merupakan barang murah sampai saat ini – di mana pun itu. Maksud saya apakah di luar negeri lebih murah, entahlah – coba bandingkan dengan salah satu ISP di Kanada ini, dan bandingkan dengan penyedia kita, apakah mirip? Lebih banyak lebar pita, lebih tinggi kecepatan, lebih stabil aksesnya, dan lebih banyak penggunaannya (baca: kuota), harga jasa internet akan semakin mahal. Lalu apakah kita sebenarnya perlu akses dengan kecepatan tinggi itu?

Kalau di luar negeri ada yang disebut bandwidth planning atau perencanaan penggunaan kuota lebar pita internet. Jika Anda bekerja dengan video, dan juga transfer multimedia via internet, Anda mungkin perlu akses dengan kuota besar dan lebar pita yang besar (akses maksimum), karena Anda tak mungkin menunggu seharian untuk mengirimkan video HD Anda lewat internet yang lambat. Jika Anda suka bersosialisasi, menggunakan banyak jejaring sosial, banyak mengunjungi berbagai situs atau blog Anda perlu akses kelas menengah. Namun jika kebutuhan anda hanya sesekali mengecek surat elektronik atau blog, ya yang paling rendah pun tak masalah.

Anggap saja Anda seperti saya, setiap hari mengecek surel dengan klien surel (saya menggunakan Thunderbird), kadang menjelajah web menengok halaman teman atau mencari beberapa artikel terbaru sesuai tuntutan profesi. Tidak terlalu sering mengunjungi jejaring sosial, tapi perlu memperbaharui sistem operasi dan beberapa software. Jadi mungkin saya memerlukan kuota medium namun dengan kecepatan yang tidak begitu tinggi.

Ada beberapa mitos yang berkembang di seputar pengguna layanan internet.

  1. Bandwidth Semakin Lebar Semakin Bagus. Tidak salah sepenuhnya, karena memang teorinya jika lebar pita bertambah maka kecepatan akses bertambah, apakah dengan istilah up to 384 kbps atau seperti 1 Mbps. Sayangnya kadang orang tidak memperhatikan bagaimana layanan itu diberikan, apakah jalur 384 kbps itu hanya untuk dia sendiri atau-kah terbagi, jika terbagi ya sama saja lambat. Rincian hal ini baca kembali di Apa Itu Bandwidth.
  2. Modem yang lebih keren menyediakan kecepatan yang lebih tinggi. Jika Anda termasuk salah satu yang hobi gonta-ganti modem mencari yang lebih bagus, keluaran terbaru mendukung hingga HSUPA ataupun EVDO – wah, Anda pastilah memiliki dukungan finansial yang baik. Memang modem yang yang lebih baik menyediakan kesempatan untuk memperoleh akses internet lebih cepat dan baik, namun Anda harus melihat kembali klausal layanan internet yang sedang Anda gunakan dengan ISP anda. Jika Anda hanya membayar beberapa ratus ribu rupiah sebulan untuk akses unlimited dan mengharapkan modem 3,75 G anda bisa membantu mengunduh hingga 1.8 Mbps – you must be kidding me, Anda akan bengong dengan kecepatan yang kelap-kelip melorot, apalagi jika Anda lupa bahwa ternyata di daerah anda – jangankan HSUPA, bahkan jaringan EDGE dari ISP anda-pun masih kembang kempis sinyalnya.
  3. Paket internet lebih mahal lebih mantap. Jika Anda menggunakan akses personal membayar beberapa belas hingga puluh juta per bulan, saya yakin Anda bisa mendapatkan sebuah internet yang bisa mengunduh beberapa gigabytes data dalam hitungan beberapa menit saja dengan akses tak terbatas. Namun apakah Anda perlu itu? Kalau setiap hari cuma membaca beberapa email saja dan kadang nge-blog atau membuka facebook, yah… akses itu bisa jadi sia-sia belaka. Jika Anda berharap yang lebih baik selalu tanpa masalah, mungkin tidak sepenuhnya benar – jika diperhatikan lagi, klausal ISP mungkin tidak memberikan jaminan 100% layanan akan stabil selalu.

Bagaimana menentukan langganan internet yang kita perlukan?

  1. Apa kegiatan utama kita di internet. Kalau saya hanya gunakan untuk membuka beberapa halaman internet, membuka dan membalas email melalui email client, kadang melakukan transfer FTP, dan meng-update program atau sistem jika diperlukan, maka bagi saya kecepatan 64 kbps sudah cukup. Namun jika Anda memiliki hobi podcast, audio dan video streaming – maka mungkin Anda akan perlu lebar pita hingga 384 kpbs (per IP / komputer). Nah pertama ini, Anda sudah mendapatkan perkiraan lebar pita (bandwidth) yang Anda butuhkan.
  2. Seberapa banyak atau sering Anda menggunakan internet. Jika hanya membuka internet dua kali sehari, membaca email atau mengunjungi dua tiga situs web untuk satu atau dua jam saja, kuota 500 MB per bulan saya rasa sudah cukup, jika lebih dari itu yang diperkirakan saja. Namun jika Anda dalam jaringan (daring = online) selama hampir seharian setiap harinya untuk membaca email, browsing, chatting, social netwroking, ya mungkin Anda perlu kuota unlimited dengan lebar pita kecil hingga sedang. Namun jika Anda bisa mengalkulasi berapa banyak waktu Anda di depan komputer per harinya dengan bandwidth yang disediakan, maka cobalah mencari yang time based.
  3. Perangkat apa yang dominan Anda gunakan. Jika Anda bekerja atau memerlukan internet dari rumah dengan sebuah PC Desktop, maka internet kabel mungkin pilihan yang lebih bijak. Jika menggunakan sebuah laptop atau sejenis, dan sering berpindah-pindah lokasi kerja, mungkin sebuah mobile modem layak menjadi pertimbangan Anda. Jika Anda menggunakan perangkat genggam seperti handphone, mini netbook, iphone dan sejenisnya, ya menggunakan kartu RUIM yang mendukung layanan internet adalah yang paling bagus.

Tidak ada aturan yang baku tentang hal ini, selama kita ingat bahwa kita ternyata tidak memerlukan apa yang disebut high speed internet access, maka kita bisa berkreasi untuk berhemat dengan internet.



10 tanggapan untuk “Internet Kenceng – Perlu Ga Sih?”

  1. Bli… izin share ya… (sudah he he he he)

    Suka

  2. Mas Sugeng,Jika mengingat banyak web dengan fitur yang perlu lebar pita agak besar untuk membukannya. Saya setuju kecepatan perlu.Jika ke-stabilan, mungkin kita bukan bilang perlu, tapi itu memang kewajiban ISP untuk menyediakannya. Kalau kecepatan kan kita yang memilih jadi keceng dan tidaknya sudah jadi risiko kita, sedangkan kestabilan itu sudah menjadi kewajiban ISP – kalau tidak stabil, namanya penipuan konsumen 😀

    Suka

  3. kenceng sih perlu tapi yang lebih penting stabil. untungnya sejak aku berlangganan sampe sekarang aku gag salah pilih karena sudah cukup sesuai dengan harga dan speed yang aku inginkan. unlimited tapi stabil.Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

    Suka

  4. kenceng sih perlu tapi yang lebih penting stabil. untungnya sejak aku berlangganan sampe sekarang aku gag salah pilih karena sudah cukup sesuai dengan harga dan speed yang aku inginkan. unlimited tapi stabil.Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

    Suka

    1. Mas Sugeng,Jika mengingat banyak web dengan fitur yang perlu lebar pita agak besar untuk membukannya. Saya setuju kecepatan perlu.Jika ke-stabilan, mungkin kita bukan bilang perlu, tapi itu memang kewajiban ISP untuk menyediakannya. Kalau kecepatan kan kita yang memilih jadi keceng dan tidaknya sudah jadi risiko kita, sedangkan kestabilan itu sudah menjadi kewajiban ISP – kalau tidak stabil, namanya penipuan konsumen 😀

      Suka

  5. menurutku koneksi internet yang cepet bisa membuat hidup lebih hidup, bayangin aja kalo koneksi internet lemot bin lelet, asli bikin bete dan ilang mood… 😀

    Suka

    1. Suzan,

      Iya deh, internet kenceng memang nikmat. Tapi sayangnya teknologi yang terjangkau oleh masyarakat kita belum tiba di negeri ini – alias masih mahal.

      Kalau pernah dengar istilah RT/RW-net yaitu pengelolaan internet swadaya bagi masyarakat, sepertinya bandwidth-nya juga terbatas. Asal nyambung sudah bagus koq, nanti masalah lain kan bisa diatur dan dihemat 😀

      Suka

  6. Kalo untuk jualan, kecepatan bisa jadi lebih penting.
    Jika untuk secukupnya, stabil dan dedicated lebih enak dibanding janji-janji ‘up-to’ sekian Mbps. Selayaknya, Internet gratis. 😀

    Pertanyaan nakal: apa aja kepanjangan singkatan-singkatan di atas? 🙂
    .-= dani´s last blog ..Pemakaian Semantik XHTML di Konten Web =-.

    Suka

    1. Bli Dani,

      Sayangnya internet di Indonesia lebih ke arah kelajuan (speed) karena lebar pitanya dibagi-bagi, dan bukannya kecepatan (velocity).

      Gratis – minta ditraktir Bli Dani aja di Q-cafe, he he 😀

      Singkatan yang mana Bli? Tanya Om Google deh, lebih hapal soalnya 🙂
      .-= Cahya´s last blog ..Lahir Kembali =-.

      Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

About Me

Hello, I’m a general physician by day and a fiction and blog writer by night. I love fantasy and adventure stories with a cup of tea. Whether it’s exploring magical worlds, solving mysteries, or fighting evil forces, I enjoy immersing myself in the power of imagination.

I also like to share my thoughts and opinions on various topics on my blog, where I hope to connect with like-minded readers and writers. If you’re looking for a friendly and creative person to chat with, feel free to message me.

Buletin

%d blogger menyukai ini: