Bhyllabus l'énigme

A Cahya Legawa's Les pèlerins au-dessus des nuages


Pertengkaran Alfred dan Bob

Di kejauhan terlihatlah dua sosok yang sedang bergulat di atas gersangnya padang tandus dalam sengatan matahari yang terkesan tidak bersahabat bahkan pada angin yang mestinya menyejukkan.

Samar-samar dari kejauhan pun dapat terdengar umpatan kasar yang berasal dari gumulan debu di udara, di mana kedua sosok itu tak henti hentinya saling menghadiahkan tinju pada rekan seperkelahiannya. Mereka adalah Alfred dan Bob, mereka telah berselisih selama beberapa selang waktu terakhir ini. Sebenarnya mereka berdua adalah pemburu harta, namun mengapa mereka bisa hingga berkelahi satu sama lainnya? Mungkin itu tidak terkait dengan harta itu sama sekali, atau mungkin juga ada sebab yang berkecocokan.

Sebelum kita kembali menjenguk perkelahian di tengah kegersangan itu. Marilah kita tengok beberapa masa ke belakang. Konon pada beberapa zaman sebelumnya terdapat beberapa orang yang telah tiba di tempat “itu” (mungkin seperti tempat bertanda “X” dalam peta harta karun perompak ala film animasi SpongeBob). Mereka berkata atau setidaknya orang-orang yang dekat dengan orang-orang itu berkata, bahwa di tempat “itu” orang-orang ini menemukan harta yang tak ternilai harganya, tak bisa dijual karena tak ada yang sanggup membeli, namun memberikan penemunya kekayaan dan kesejahteraan yang melimpah, bahkan melebihi kekayaan dan kesejahteraan dari beratus-ratus raja yang disatukan dan ditumpuk dalam sebuah neraca global.

Dan dari zaman ke zaman selalu ada orang yang berjodoh menemukan tempat “itu”, mereka umumnya berbaik hati dan memberikan panduan bagi orang-orang untuk sampai ke tempat “itu”. Kadang panduannya sangat jelas, kadang sangat kabur. Namun itu bukanlah hal yang penting, karena yang mengikuti panduan kabur justru sering menemukan jalannya sendiri, sedangkan panduan yang jelas sering kali membuat orang malah bertanya-tanya jika ia belum juga tiba di tempat “itu”.

Banyak orang membawa peta yang diwariskan dari generasi ke generasi – yang mungkin salah satu pendahulunya bisa jadi orang yang cukup beruntung tiba di tempat “itu”. Mereka tekun mempelajari peta tersebut, menempuh berbagai medan sulit di muka bumi dan lautan, bahkan hingga mencoba menaklukkan angkasa guna berada di “sang jalan”. Mereka kemudian dikenal sebagai pemburu harta. Tipenya beragam, seberagam umat manusia di muka bumi.

Kini terkisahlah dua pemburu harta pengelana, si Alfred dan si Bob, mereka sudah bertahun-tahun mencari tempat “itu” dengan peta tua nan lusuh di tangan mereka. Mereka hapal semua gambaran peta itu, hingga tulisan keterangan yang menyertainya, bahkan mereka hapal mati interpretasi dari masing-masing tulisan keterangan itu. Mereka yakin mereka telah mengikuti jalan yang sesuai. Di luar apakah mereka benar dan salah, namun keyakinan ini begitu lekat pada pemikiran mereka.

Suatu hari Alfred dan Bob bersua, kebetulan mungkin peta mereka mempertemukan mereka pada saat yang bersamaan. Mereka bertegur sapa dengan sopan, karena itulah etika para pencari harta sebagaimana yang tertulis di panduan masing-masing. Mereka tampak sangat akur, duduk di kedai teh di pinggir jalan. Perbincangan mereka pun mengalir dengan spontan. Mengetahui minat masing-masing yang serupa, mereka pun bertukar ide.

Awalnya mereka biasa saja jika ada yang berbeda atau panduan yang berbeda tentang cara sampai ke tempat “itu”, mungkin yang mewariskan peta itu memang orang yang berbeda. Namun kemudian diskusi mereka lambat laun mengarah ke perdebatan. Bukan hanya perbedaan, namun juga ada pertentangan ternyata dalam panduan-panduan mereka masing-masing.

Mereka saling tidak bisa terima, karena apa yang diinterpretasikan dari panduan mereka dinilai menghina dan merendah lawannya. Mulai dari sumpah serapah hingga pertengkaran kecil yang kemudian menjadi pertengkaran besar.

Akhirnya mereka bergulat di padang gersang itu, padahal sebelumnya tampak akur menikmati hangatnya teh. Mereka sudah tidak melihat jalan yang tadi hendak mereka lalui, atau setidaknya melanjutkan perjalanan mereka masing-masing. Mereka berteriak mengatakan jalannya lah yang benar dan jalan lain itu salah besar bahkan menyesatkan.

Anda pun bisa menebak, akhirnya Alfred dan Bob tidak tiba di mana pun, apalagi di tempat “X”, karena mereka telah keluar jalur masing-masing dan sibuk bergulat untuk keyakinan mereka masing-masing.

  Copyright secured by Digiprove © 2010 Cahya Legawa



4 tanggapan untuk “Pertengkaran Alfred dan Bob”

  1. salute.. kali ini saya merasa sangat mengerti maknanya, sungguh analogi yang sempurna 🙂

    Suka

    1. Hmm…, saya lagi ga ada kerjaan, ini sama Bli Dani belajar perbaiki theme, maaf kalau tidak nyaman. Susah sekali cari theme yang ringan dan aksesibel :DMakasih untuk apresiasinya Bli Wira 🙂

      Suka

  2. panjang ya posting nya

    Suka

    1. Didtav,Bernhkah…? Rasanya tidak lebih dari 1.000 karakter 🙂

      Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

About Me

Hello, I’m a general physician by day and a fiction and blog writer by night. I love fantasy and adventure stories with a cup of tea. Whether it’s exploring magical worlds, solving mysteries, or fighting evil forces, I enjoy immersing myself in the power of imagination.

I also like to share my thoughts and opinions on various topics on my blog, where I hope to connect with like-minded readers and writers. If you’re looking for a friendly and creative person to chat with, feel free to message me.

Buletin

%d blogger menyukai ini: