Bait yang tak pernah ada dasar asa terliar sekali pun
Berjingkrak riang bak cahaya tajam di kelebatan sukma
Turun senja menguak muram sirna semua
7 untai awan serentak bisu dalam kosong
Suka, duka, tawa, sedih, yang hendak menyongsong
Remuk redam bersama ruang waktu menyisakan hampa
Baru cinta dapat tumbuh dan mengisi dalam nada napas kebebasan
Diberikan sebagai hadiah akhir bulan pada “Puisi Cinta Satu Bait” dan tanda terima kasih karena telah menguak kembali keinginan menulis dalam bahasa puisi, bahasa indah yang menyimpan sejuta makna dan pemaknaan yang berbeda bagi setiap insan yang membacanya dengan seksama.
Semoga dunia sastra dapat kembali menemukan kreativitasnya bak gairah ufuk Timur yang merah merona. Semoga kejelian dan kepedulian dapat tertuang dalam bahasa yang apik dan kuat. Dan kita belajar lagi dari salah satu harta tak terkira negeri ini – tanah puisi.
Tulisan ini tidak berada dalam lisensi creative commons di blog ini sebagaimana yang tertera dalam pembatasan. Silakan merujuk pada halaman “puisi cinta satu bait” untuk mengonfirmasi lisensi atas puisi ini.
puisi yg sangat indah…
SukaSuka
wah wah…. jadi kangen berpuisi…. puisi cinta tak kan kehabisan kata 🙂
SukaSuka
wowwwwwwwwwwww
selamat ya cahya menang juara satu nih..
ternyata sangat romantis orangnya.. wakakakakakka…
jd penasaran liat cahya pake batik pekalongan 😀 😉
SukaSuka
delia,
Saya rasa juara satu terlalu hiperbolik, mungkin maksudnya dipilih oleh Mbak Aliaz untuk mewakili karya-karya lain yang sama bagusnya 🙂
SukaSuka
seneng bisa terdampar sampe disini…. blog yang banyak bahasa puisinya bangeeeeettt… salam kenal… heheh…
SukaSuka
Bahasa puisi kadang susah dimengerti, bisa bantu saya mengartikan makna yang terkandung dalam puisi ini Pak?
SukaSuka
yuniarinukti,
Bahasa puisi akan memberikan makna yang berbeda bagi masing-masing pembaca-nya, mungkin disitulah lenak nilai unik dalam sastra yang tidak ada dalam bahasa. Saya tidak memiliki impresi tersendiri terhadap apa yang saya tulis, walau mungkin ada? Apa Mbak Yuni bisa menyampaikan makna yang Mbak tangkap – itu akan menambahkan warna tersendiri bagi setiap kata 🙂
SukaSuka
Assalamualaikum..
selamat ya telah menjadi pemenang..
untuk itu mus ingin memberi hadiah nie.. boleh ya?
silahkan langsung cekidot ke: Ekspresi Cinta Satu Bait Puisi
terima kasih…..
SABUDI (sastra budaya indonesia)
mari kita jaga bersama!
SukaSuka
musyaka,
terima kasih banyak atas apreasiasinya 🙂
SukaSuka
Wew..
Deg-degan loadingnya..
Merinding bacanya
Gemeteran sesudahnya..
(lho) ini sih meriang begadang namanya *)
Congratz ya sob, very nice poetry!! I like this..
lanjutkan perdjoeangan moe.. 😀
SukaSuka
selamat yah utnuk pencapaiannya…. 😀
SukaSuka
SELAMAT YA…menjadi terpilih pertama dari Mbak Aliaz
SukaSuka
owh.. tak kusangka bisa menang.. tanpa kejelasan..
memang keruwetan menterjemah bisa diartikan keindahan..
selamatlah buatmu 🙂
SABUDI (sastra budaya indonesia)
mari kita jaga bersama!
SukaSuka
menang mas…selamat ya…*keplok2* 😀
SukaSuka
Wigati,
Terima kasih untuk *keplok2*-nya 😀
SukaSuka
akhirnya keluar juga…menang ya…
SukaSuka
Mbah Jiwo,
Kalau semua menang, nanti dapatnya sepotong-potong dong Mbah 🙂
Ah…, biar saya meramaikan saja. Urusan menang kan biar Mbak Aliaz saja yang pusing, karena semua puisinya bagus-bagus 🙂
SukaSuka
Terima kasih sudah turut memeriahkan “Ekspresi Puisi Cinta Satu Bait”
Just info: puisi sudah masuk keranjang
SukaSuka
aliaz,
Wah Mbak yang satu ini jadi sibuk banget ya…, sepertinya sudah lebih dari 60 karya yang mesti disortir, padahal masih lebih dari seminggu lagi batas waktunya. Selamat Mbak 🙂
SukaSuka
hmmm bagus maz… 😀
makasih sudah berkunjung di blog saya 😉
HIDUP!!! ^_^
SukaSuka
kikakirana,
Makasih untuk apresiasinya 🙂
SukaSuka
Aduh… saya ndak ngerti nih. Taunya cuman sibaju merah yang ditengah sawah itu aja…
SukaSuka
Bli Pande,
Rupanya dari dulu belum ganti baju ya Bli? Masih merah sampai sekarang 😀
SukaSuka
Puisi yang belum punya pasangan tetap memang lebih mengambang, untaian kalimatnya bersayap dan multi tafsir.
Tetapi memang disitulah kunci kekuatan sebuah puisi (*haalllaaahh, kayak guru sastra aja..*) pis mas.
SukaSuka
Pak Aldy,
Boleh-lah kalau nanti bareng Pak Aldy buka bengkel sastra untuk para blogger, siapa tahu ada yang berminat untuk menjadi pemberi materi 😀
SukaSuka
merasa bebas dalam hampa ?…cinta, gak pernah bosan ditunggu ya mas 🙂
SukaSuka
Wigati,
Mungkin tidak seperti menanti, jika kita menanti – kehidupan menjadi penuh akan penantian, jika segalanya penuh – ruang hidup akan menjadi sesak, kita tidak dapat bergerak – bahkan untuk bergerak mengikuti sungai kehidupan.
Namun jika ada ruang bebas yang luar biasa, sebuah kekosongan yang alami, kita dapat bergerak bebas, bukan gerak yang dipaksakan, bukan gerakan di balik topeng motif, mungkin gerak tak akan pernah kita tahu atau pahami, namun hanya ini yang bisa membuat orang bergerak alami bersama seluruh hatinya dan kehidupan dengan harmonis – banyak orang menyebutnya cinta.
Tidak salah menunggu cinta, namun alangkah baiknya itu bukan sesuatu yang dinanti, namun lahir dari dalam diri kita 🙂
SukaSuka
bahasa satra paling gag bisa aku cerna namun diatara kata di puisi cinta satu bait cuman 7 untai awam serentak bisu dalam kosong …. 😕 aku gag tahu artinya babar blas
dasar katroksalam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan
SukaSuka
Pak Sugeng,
Terima kasih sudah memperhatikan 🙂 – kadang terlalu terburu-buru …
SukaSuka
sastra tuh memang indah yah… termasuk puisi ini
SukaSuka
Richo,
Mungkin sekarang sastra jarang disinggung lagi ya 🙂
SukaSuka
kata Sapardi Djoko Damono dalam puisinya “….Mencintaimu,harus menjelma aku…”
SukaSuka
menjadikosong,
Seperti sajak-sajak kecil tentang cinta walau saya lebih melekat pada aku ingin yang lebih sederhana 🙂
Terima kasih.
SukaSuka
Cinta abadi…tak lahir begitu saja
Dia hadir lewat perjalanan panjang dan melelahkan
Cinta hadir..tak semudah kata yg diucapkan
semoga keindahan kata, akan selalu hadir
menemani hidup yg telah lama kering dan hampa
salam hangat mas, salam damai selalu…
SukaSuka
Hary4n4,
Jika cinta bisa mengalir dengan bebas, maka tiada tanah yang akan tersisa kering dalam balut kesejukannya.
Terima kasih 🙂
SukaSuka
Hmmm…
Jika ada judul… Mendadak dangdut…
Yg ini pantes pula dapet judul…..
Mendadak puisi tercipta kembali….
SukaSuka
Mbak Santi,
He he, tidak mendadak juga, soalnya yang ini saya tulis pelan-pelan dalam 3 – 4 hari 🙂
SukaSuka