Bhyllabus l'énigme

A Cahya Legawa's Les pèlerins au-dessus des nuages


7 Untai Awan Kosong

Bait yang tak pernah ada dasar asa terliar sekali pun
Berjingkrak riang bak cahaya tajam di kelebatan sukma
Turun senja menguak muram sirna semua
7 untai awan serentak bisu dalam kosong
Suka, duka, tawa, sedih, yang hendak menyongsong
Remuk redam bersama ruang waktu menyisakan hampa
Baru cinta dapat tumbuh dan mengisi dalam nada napas kebebasan

Diberikan sebagai hadiah akhir bulan pada “Puisi Cinta Satu Bait” dan tanda terima kasih karena telah menguak kembali keinginan menulis dalam bahasa puisi, bahasa indah yang menyimpan sejuta makna dan pemaknaan yang berbeda bagi setiap insan yang membacanya dengan seksama.

Semoga dunia sastra dapat kembali menemukan kreativitasnya bak gairah ufuk Timur yang merah merona. Semoga kejelian dan kepedulian dapat tertuang dalam bahasa yang apik dan kuat. Dan kita belajar lagi dari salah satu harta tak terkira negeri ini – tanah puisi.

Tulisan ini tidak berada dalam lisensi creative commons di blog ini sebagaimana yang tertera dalam pembatasan. Silakan merujuk pada halaman “puisi cinta satu bait” untuk mengonfirmasi lisensi atas puisi ini.

  Copyright secured by Digiprove © 2010 Cahya Legawa

Iklan


37 tanggapan untuk “7 Untai Awan Kosong”

  1. puisi yg sangat indah…

    Suka

  2. wah wah…. jadi kangen berpuisi…. puisi cinta tak kan kehabisan kata 🙂

    Suka

  3. wowwwwwwwwwwww
    selamat ya cahya menang juara satu nih..

    ternyata sangat romantis orangnya.. wakakakakakka…

    jd penasaran liat cahya pake batik pekalongan 😀 😉

    Suka

    1. delia,

      Saya rasa juara satu terlalu hiperbolik, mungkin maksudnya dipilih oleh Mbak Aliaz untuk mewakili karya-karya lain yang sama bagusnya 🙂

      Suka

  4. seneng bisa terdampar sampe disini…. blog yang banyak bahasa puisinya bangeeeeettt… salam kenal… heheh…

    Suka

  5. Bahasa puisi kadang susah dimengerti, bisa bantu saya mengartikan makna yang terkandung dalam puisi ini Pak?

    Suka

    1. yuniarinukti,

      Bahasa puisi akan memberikan makna yang berbeda bagi masing-masing pembaca-nya, mungkin disitulah lenak nilai unik dalam sastra yang tidak ada dalam bahasa. Saya tidak memiliki impresi tersendiri terhadap apa yang saya tulis, walau mungkin ada? Apa Mbak Yuni bisa menyampaikan makna yang Mbak tangkap – itu akan menambahkan warna tersendiri bagi setiap kata 🙂

      Suka

  6. Assalamualaikum..
    selamat ya telah menjadi pemenang..
    untuk itu mus ingin memberi hadiah nie.. boleh ya?

    silahkan langsung cekidot ke: Ekspresi Cinta Satu Bait Puisi

    terima kasih…..

    SABUDI (sastra budaya indonesia)
    mari kita jaga bersama!

    Suka

    1. musyaka,

      terima kasih banyak atas apreasiasinya 🙂

      Suka

  7. Wew..
    Deg-degan loadingnya..
    Merinding bacanya
    Gemeteran sesudahnya..
    (lho) ini sih meriang begadang namanya *)
    Congratz ya sob, very nice poetry!! I like this..
    lanjutkan perdjoeangan moe.. 😀

    Suka

  8. selamat yah utnuk pencapaiannya…. 😀

    Suka

  9. SELAMAT YA…menjadi terpilih pertama dari Mbak Aliaz

    Suka

  10. owh.. tak kusangka bisa menang.. tanpa kejelasan..
    memang keruwetan menterjemah bisa diartikan keindahan..
    selamatlah buatmu 🙂

    SABUDI (sastra budaya indonesia)
    mari kita jaga bersama!

    Suka

  11. menang mas…selamat ya…*keplok2* 😀

    Suka

    1. Wigati,

      Terima kasih untuk *keplok2*-nya 😀

      Suka

  12. akhirnya keluar juga…menang ya…

    Suka

    1. Mbah Jiwo,

      Kalau semua menang, nanti dapatnya sepotong-potong dong Mbah 🙂

      Ah…, biar saya meramaikan saja. Urusan menang kan biar Mbak Aliaz saja yang pusing, karena semua puisinya bagus-bagus 🙂

      Suka

  13. Terima kasih sudah turut memeriahkan “Ekspresi Puisi Cinta Satu Bait”
    Just info: puisi sudah masuk keranjang

    Suka

    1. aliaz,

      Wah Mbak yang satu ini jadi sibuk banget ya…, sepertinya sudah lebih dari 60 karya yang mesti disortir, padahal masih lebih dari seminggu lagi batas waktunya. Selamat Mbak 🙂

      Suka

  14. hmmm bagus maz… 😀
    makasih sudah berkunjung di blog saya 😉

    HIDUP!!! ^_^

    Suka

    1. kikakirana,

      Makasih untuk apresiasinya 🙂

      Suka

  15. Aduh… saya ndak ngerti nih. Taunya cuman sibaju merah yang ditengah sawah itu aja…

    Suka

    1. Bli Pande,

      Rupanya dari dulu belum ganti baju ya Bli? Masih merah sampai sekarang 😀

      Suka

  16. Puisi yang belum punya pasangan tetap memang lebih mengambang, untaian kalimatnya bersayap dan multi tafsir.
    Tetapi memang disitulah kunci kekuatan sebuah puisi (*haalllaaahh, kayak guru sastra aja..*) pis mas.

    Suka

    1. Pak Aldy,

      Boleh-lah kalau nanti bareng Pak Aldy buka bengkel sastra untuk para blogger, siapa tahu ada yang berminat untuk menjadi pemberi materi 😀

      Suka

  17. merasa bebas dalam hampa ?…cinta, gak pernah bosan ditunggu ya mas 🙂

    Suka

    1. Wigati,

      Mungkin tidak seperti menanti, jika kita menanti – kehidupan menjadi penuh akan penantian, jika segalanya penuh – ruang hidup akan menjadi sesak, kita tidak dapat bergerak – bahkan untuk bergerak mengikuti sungai kehidupan.

      Namun jika ada ruang bebas yang luar biasa, sebuah kekosongan yang alami, kita dapat bergerak bebas, bukan gerak yang dipaksakan, bukan gerakan di balik topeng motif, mungkin gerak tak akan pernah kita tahu atau pahami, namun hanya ini yang bisa membuat orang bergerak alami bersama seluruh hatinya dan kehidupan dengan harmonis – banyak orang menyebutnya cinta.

      Tidak salah menunggu cinta, namun alangkah baiknya itu bukan sesuatu yang dinanti, namun lahir dari dalam diri kita 🙂

      Suka

  18. bahasa satra paling gag bisa aku cerna namun diatara kata di puisi cinta satu bait cuman 7 untai awam serentak bisu dalam kosong …. 😕 aku gag tahu artinya babar blas dasar katrok :mrgreen:
    salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

    Suka

    1. Pak Sugeng,

      Terima kasih sudah memperhatikan 🙂 – kadang terlalu terburu-buru …

      Suka

  19. sastra tuh memang indah yah… termasuk puisi ini

    Suka

    1. Richo,

      Mungkin sekarang sastra jarang disinggung lagi ya 🙂

      Suka

  20. kata Sapardi Djoko Damono dalam puisinya “….Mencintaimu,harus menjelma aku…”

    Suka

    1. menjadikosong,

      Seperti sajak-sajak kecil tentang cinta walau saya lebih melekat pada aku ingin yang lebih sederhana 🙂

      Terima kasih.

      Suka

  21. Cinta abadi…tak lahir begitu saja
    Dia hadir lewat perjalanan panjang dan melelahkan
    Cinta hadir..tak semudah kata yg diucapkan

    semoga keindahan kata, akan selalu hadir
    menemani hidup yg telah lama kering dan hampa

    salam hangat mas, salam damai selalu…

    Suka

    1. Hary4n4,

      Jika cinta bisa mengalir dengan bebas, maka tiada tanah yang akan tersisa kering dalam balut kesejukannya.

      Terima kasih 🙂

      Suka

  22. Hmmm…

    Jika ada judul… Mendadak dangdut…
    Yg ini pantes pula dapet judul…..
    Mendadak puisi tercipta kembali….

    Suka

    1. Mbak Santi,

      He he, tidak mendadak juga, soalnya yang ini saya tulis pelan-pelan dalam 3 – 4 hari 🙂

      Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

About Me

Hello, I’m a general physician by day and a fiction and blog writer by night. I love fantasy and adventure stories with a cup of tea. Whether it’s exploring magical worlds, solving mysteries, or fighting evil forces, I enjoy immersing myself in the power of imagination.

I also like to share my thoughts and opinions on various topics on my blog, where I hope to connect with like-minded readers and writers. If you’re looking for a friendly and creative person to chat with, feel free to message me.

Buletin

%d blogger menyukai ini: