Rumor Produk ASPARTAME Yang Berbahaya oleh IDI

Hari ini saya mendapatkan sebuah pesan singkat (sms) dari salah satu sanak keluarga, yang berisi pesan seolah-oleh terusan dari IDI. Kira-kira pesan tersebut bertuliskan: Saat ini sedang ada wabah pengerasan otak atau sumsum tulang belakang. Jangan minum produk : extra joss, M-150, kopi susu gelas, Kiranti, Krating Daeng, Hemaviton, Neo Hormoviton, Marimas, Hore, Frutillo, Segar Sari, Pop Ice, Segar Dingin Vit C, Okky Jelly Drink, Inaco, Gatorade, Nabati, Adem Sari, Naturade Gold, Aqua Splash. Karena mengandung Aspartame racun yang menyebabkan diabetes, kanker, dan bisa mematikan.

Mungkin pesan singkat seperti ini diteruskan karena landasan kepedulian pada sesama. Namun kita mesti bijaksana dalam meneruskan sebuah pesan. Sama seperti saya menjadi narablog, saya belajar dari banyak kesalahan untuk menulis atau meneruskan sebuah pesan dengan lebih baik.

Jadi apa rumor ini benar?

Ya, kalau sebatas ada tidaknya rumor itu. Tentu saja rumor ini benar (maksudnya benar ada rumor itu), dan setidaknya tidak hanya pesan singkat, bahkan rumor serupa telah menyebar setidaknya sejak tahun 2005 jika saya telusuri jejaknya di internet. Bahkan masuk ke berbagai forum dan blog.

Pertama-tama, harus saya sampaikan terlebih dahulu, bahwa IDI sendiri menyatakan bahwa rumor ini tidak benar dikeluarkan oleh IDI sebagaimana yang dinyatakan dalam layanan pesan singkat atau pun yang dipublikasikan via berbagai forum dan blog. Silakan lihat rilis pres IDI tertanggal 2 Maret 2010 di situs resmi IDI.

Jadi apa pembelajaran yang kita ambil?

Pertama kita harus menjadi selektif dengan sendiri terhadap segala informasi yang masuk. Memilah mana yang benar dan mana yang tidak.

Jika suatu saat Anda menerima pesan singkat bahwa “Kentang mengandung gugus gula dan berbahaya sehingga bisa menyebabkan diabetes.” Dan Anda menelannya mentah-mentah serta menginformasikan pada semua rekan dan keluarga. Anda bisa “membunuh” para petani kentang.

Khusus bagi para narablog, jangan terburu-buru menulis kabar heboh di blog anda! Anda secara langsung atau pun tidak, bertanggung jawab atas regulasi informasi publik yang beredar di dunia maya. Periksa kembali kebenaran informasi itu, telusuri jika perlu, kembangkan kemampuan nalar dan deduksi anda sebagai seorang penulis yang baik. Jangan sampai menyesatkan orang, setidaknya kita berusaha menghindari agar orang tidak tersesat oleh informasi keliru yang turut kita sebarkan.

Jangan berdalih Anda (hanya sekadar) melempar informasi kemudian melempar tanggung jawab kebenarannya pada pihak-pihak yang tidak dapat ditelusuri kebenarannya. Be smart, be wise and be resonsible.

Apa simpulannya?

Ya, rumor tentang bahaya makanan dengan aspartame yang dinyatakan disebarkan oleh IDI itu tidak benar.

Lakukan koreksi bersama. Jika Anda menerima pesan singkat (sms) seperti itu, sampaikan pada si pengirim bahwa rumor tersebut tidak benar, sehingga ia tidak menyebarkan pesan serupa lagi. Demikian jika Anda menerima surat elektronik dengan pesan serupa, balas kembali dan ingatkan masyarakat kita bersama bahwa rumor ini tidak benar. Jika Anda membaca sebuah blog atau forum yang memuat informasi ini tanpa memberi klarifikasi bahwa informasi ini adalah hoax semata, silakan dengan sopan ingatkan pemilik blog atau pun pengguna forum.

Ini adalah era informasi terbuka – namun masih tetap bertanggung jawab. Mari kita belajar bersama, dan belajar saling mengingatkan.

Sementara keamanan aspartame sendiri hingga saat ini selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Beberapa jurnal yang belum menemukan bukti bahwa aspartame bersifat genotoksik1 maupun karsinogenik2, dan sejumlah debat tentang efeknya pada neurotransmiter3.

Tentu saja selain itu ada banyak penelitian lainnya, akses ke sumber yang tepat, keilmuan yang tepat akan memberikan lebih banyak manfaat. Walau tentu saja penyebaran hoax seperti ini selalu berlanjut, sebagaimana contoh-contohnya yang telah banyak kita lihat.


  1.  Otabe, A., Ohta, F., Takumi, A., & Lynch, B. (2018). Mutagenicity and genotoxicity studies of aspartame. Regulatory Toxicology and Pharmacology
  2.  Haighton, L., Roberts, A., Walters, B., & Lynch, B. (2018). Systematic review and evaluation of aspartame carcinogenicity bioassays using quality criteria. Regulatory Toxicology and Pharmacology
  3.  Choudhary, A. K., & Lee, Y. Y. (2018). The debate over neurotransmitter interaction in aspartame usage. Journal of Clinical Neuroscience

30 tanggapan untuk “Rumor Produk ASPARTAME Yang Berbahaya oleh IDI”

  1. Saudara Cahya,

    Terimakasih atas tanggapan Anda. Saya suka dengan cara Anda menanggapi persoalan pro dan kontra. OK, saya kira kita biarkan forum diskusi ini berkembang secara objektif, bukan kita yang menentukan aspartame sehat atau bahaya, tapi biarlah setiap orang yang konsen dengan masalah aspartame menjadi sadar bahwa makanan ini sangat kontroversi. Paling tidak mereka sadar apa yang mereka masukkan ke dalam mulut….

    Terimakasih, semoga lebih banyak orang terbuka untuk membahas masalah ini..

    Suka

  2. menanggapi mas alwi, memang setelah diresmikan pada tahun 1970pada tahun 1980-an dilakukan “riset” mengenai pengaruh aspartame kepada kanker, dll
    tapi “riset” ini menyalahi salah satu hukum penelitian ilmiah, yaitu memberi tahu sample akan item makanan yang mengandung aspartame. jadi bisa meninggalkan “sugesti” kepada sample yang menyebabkan sample tidak murni lagi.
    dan untuk efek buruk aspartame, selama ini yang sudah terbukti untuk penderita phenylketonuria (PKU) yang bersifat genetik, karena memproses phenylalanine menjadi amino acid tyrosine, yang berfungsi untuk mencerna protein, nah kalau protein tidak ada maka amino acid tyrosine akan menjadi berbahaya bagi tubuh. dan seperti diketahui aspartame adalah hasil dari kombinasi aspartic acid dan phenylalanine,
    dan efek samping yang kedua adalah permasalahan dengan sistem pencernaan terutama pengeluaran urine yang lebih banyak daripada biasanya, gas dan rasa sakit perut apabila mengkonsumsi secara berlebihan (lihat di konsumsi perhari/per kg yang dianjurkan di kemasan tiap produk yang memakai aspartame). tapi untuk hal yang terakhir ini belum ada riset yang melakukan penelitian lebih lanjut, ini hanya sifat dari kesaksian individu.
    untuk saya pribadi saya menjauhi pemakaian produk aspartame dan pemanis buatan lainnya (tetapi bukan sucralose) karena di lidah saya terasa pahit daripada apabila saya memakai produk yang memakai gula asli.

    Suka

    • Saya setuju sama Pak Ridwan, lebih baik cari aman aja. Selama ada gula asli, bagi yang sehat gunakan saja gula alami. Untuk apa menggunakan bahan kimia. 😀

      Suka

  3. Saya heran kok 2 komentar saya tadi malam tentang bahaya aspartame sekarang didelete dari blog Anda. Berarti Saudara Cayhya tidak terbuka untuk berdiskusi donk. Jadi sebenarnya ada motif apa Saudara menulis blog ini yang sangat pro aspartame dan menyesatkan masyarakat

    Suka

    • Saudara Awi,

      Terima kasih telah memberikan masukan pada tulisan saya 🙂

      Pertama-tama untuk diketahui (dan guna menghindari kesalahpahaman lebih lanjut), komentar Saudara Awi sama sekali tidak dihapus oleh admin blog (saya). Namun komentar masuk ke bagian moderasi dan tertahan di sana hingga disetujui oleh admin blog. Ini sudah merupakan prosedur baku blog atau website dengan mesin wordpress. Jika admin membiarkan semua komentar lolos begitu saja, maka selanjutkan akan ada banyak komentar spam pada sebuah tulisan, tidak enak kan kalau komentar Saudara Awi selanjutnya berbalas dengan komentar dari situs-situs komersial? Hal ini saya sudah tulis di bagian “help”.
      Saya juga minta maaf karena keterlambatan respons dari saya. Mohon Saudara Awi memaklumi bahwa saya tidak selalu bisa daring (online) setiap saat, dan memberi tanggapan balik atas semua komentar di blog saya ini.

      Kemudian ke dalam materi yang akan kita bahas…

      Pertama saya tidak pro-aspartame, saya lebih pro pada penelusuran sumber informasi yang tepat dan bertanggung jawab 🙂 – dan saya tidak memiliki motif terselubung (wah…, apa sih yang mesti disembunyikan ???).

      Saya mengklaim aspartame aman? Tunggu dulu, saya menyampaikan aspartame aman berdasarkan referensi yang saya telusuri. Saudara Awi bisa membaca dalam tulisan saya “Validitas Blog Sebagai Sebuah Referensi” yang saya tulis beberapa waktu lalu. Dan saya bukannya tidak mengalami masalah dengan tulisan seperti ini, karena aspartame adalah sebuah produk yang sangat kontroversional di seluruh dunia, saya harus menulusurinya dengan tepat, mencari rujukan yang tepat sehingga tidak menimbulkan informasi yang keliru apalagi menyesatkan.

      Saya tidak ingin masuk ke bagian yang pro atau pun kontra. Karena saya yakin jika ingin mempelajari sesuatu, kita mesti netral terlebih dahulu. Saya tidak menempatkan diri saya pada bagian pro-aspartame maupun anti-aspartame, sehingga dengan demikian saya bisa bebas menelusuri isu-isu di seputar aspartame dengan lebih rileks dan seksama. Saya kemudian tidak akan menjadi tegang jika bertemu orang yang seakan-akan berlawanan opini dengan saya, saya justru bisa membuka kesempatan untuk berdiskusi, dan itu adalah sebuah keterbukaan.

      Saya lebih menekankan penulusuran informasi melalui jurnal kedokteran, kesehatan, sumber informasi yang tersertifikasi HONCode daripada website atau blog pribadi (kecuali tersertifikasi HONCode). Jadi saya berusaha mendapatkan sumber informasi yang valid.

      Karena itulah tujuan awal saya menulis artikel ini, tentang bagaimana mendapatkan informasi yang valid tentang rumor aspartame saat itu.

      Saat penelusuran, saya menggunakan metode yang berbeda dengan Saudara Awi, mungkin ini yang menyebabkan temuan kita berbeda. Saya mencari menggunakan berbagai jurnal kesehatan dengan kata kunci “aspartame safety”, sebuah kata kunci yang menurut saya bisa membawa saya menemukan jurnal atau artikel yang mengulas tingkat keamanan aspartame (apakah produk itu aman atau tidak), dan saya menggunakan mesin telusur HONCode untuk validitas di bidang kesehatan.
      Saya tidak mencari dengan kata kunci yang Saudara Awi sarankan, seperti “Aspartame, kill, poison” dsb, karena menurut saya – apalagi jika ditelusuri dengan mesin telusur Google – akan mengarahkan saya lebih banyak ke situs-situs mereka yang kontra-aspartame, yang bisa jadi tidak valid sebagai referensi, ini bisa berbahaya bagi sikap netralitas penelusuran informasi yang saya harapkan. Demikian pendapat saya, silakan dikoreksi jika ada terdapat kekeliruan.
      Semisal mungkin saya terarah ke situs sweetpoison.com yang tampatnya bagi saya seperti situs penjaja buku pengarangnya, atau ke situs janethull.com yang berisi penjajaan kosmetika kesehatan. Itu tidak salah memang, tapi saya tidak suka kesehatan dikomersialkan – mohon maaf, mungkin ini adalah keegoisan saya.

      Jika ada yang menulusuri seperti cara saya. mungkin mereka akan tiba di situs-situs seperti:

      Consumption of aspartame-containing beverages and incidence of hematopoietic and brain malignancies
      Is Aspartame Safe for My Child?”
      Q & A about Aspartame
      Much Ado about Nothing – Aspartame?
      Aspartame: review of safety

      Nah, di sana ada jurnal ada juga artikel sitasi. Jika memang dengan banyak penelitian memang menyatakan aspartame aman, apa saya harus menolak hasil penelitian itu? Atas dasar apa?
      Sekali lagi artikel saya di atas lebih bertujuan pada penulusuran informasi yang tepat bagi publik. Sungguh saya sendiri takut, jika salah menelusuri akan memberikan informasi yang keliru.

      Sekarang saya – jika diperbolehkan – balik bertanya pada Saudara Awi, manakan artikel rilis FDA (BPOM-nya Amerika) yang resmi mengatakan bahwa aspartame adalah produk paling beracun? Seperti yang Saudara Awi sampaikan di atas, bukankah melepas informasi harus bertanggung jawab dan tidak menyesatkan masyarakat?
      Saya akan sangat berterima kasih jika ditunjukkan rilis pernyataan FDA tersebut, karena saya pun belum menemukannya saat ini. Jadi saya juga sangat berhati-hati menyadur informasi dari situs-situs atau pihak-pihak yang menyatakan bahwa itu adalah pernyataan resmi FDA, sama seperti pernyataan resmi IDI kemarin.
      Bahkan jika pun itu disebutkan oleh seorang ahli di situsnya, saya rasa tidak bijak jika mempercayainya begitu saja tanpa menelusuri darimana informasinya itu. Apakah dia mengetahuinya dari sebuah penelitian, lalu di mana penelitiannya itu (jurnalnya?), lalu jika dia mengadakan penelitian sendiri, di mana rilis penelitiannya itu? Semua itu harus terbuka dalam konsep “open knowledge” ketika seseorang memberikan pernyataan – apalagi yang kontroversial ke depan publik.

      Sama seperti blog ini, haruskah seorang pengunjung mempercayainya, saya rasa tidak. Saya lebih mendorong agar pembaca atau siapa pun melakukan penelusuran lebih lanjut dari apa yang disampaikan pada blog ini. Dan dengan demikian orang bisa menemukan sendiri jika saya menulis sesuai dengan apa yang ada, dan jika saya keliru maka orang bisa memberitahukan saya sehingga saya pun bisa belajar kembali 🙂
      Marilah kita berbagi informasi secara terbuka dan bertanggung jawab, sehingga kita dapat belajar bersama 🙂

      Saya menyampaikan ini bukan berarti saya pro-aspartame, sebagaimana di awal tanggapan ini, saya lebih menekankan pada penulusuran informasi yang bertanggung jawab, inilah motif saya menulis artikel ini – jika bisa dikatakan demikian.

      Jika seseorang ingin mengulas aspartame, silakan menjadi netral. Sebutkan mengapa dulu digunakan sebagai pemanis, mengapa aspartame sangat menolong mereka yang memerlukan asupan kalori rendah, lalu bagaimana kontroversinya muncul, bagaimana penelitian yang menyebutkan bahwa aspartame menimbulkan kanker pada tikus misalnya (yang cukup terkenal saat itu membuat kontroversi aspartame makin mencuat di seluruh dunia), lalu bagaimana nasib penelitian itu selanjutnya, apakah ada pengkajian lagi terhadap aspartame oleh badan-badan kesehatan dunia, lalu bagaimana hasilnya?

      Lakukan seperti seseorang yang menulis tentang pesawat terbang, mengapa dibuat, lalu apa dampak positifnya, dan apa dampak negatifnya, apa pesawat terbang aman? Siapa yang bilang aman dan mengapa, lalu siapa yang bilang tidak dan juga mengapa? Seandainya saya harus bepergian dengan pesawat terbang, bagaimana saya bisa menjamin keamanan penerbangan saya? Jika sebuah pesawat terbang jatuh dalam kecelakaan, haruskah semua pesawat terbang dilarang di seluruh dunia? Jika ya kenapa, dan jika tidak mengapa?

      Mungkin demikianlah analogi saya dalam masalah aspartame, sama seperti orang-orang yang ingin membangun pembangkit listrik tenaga nuklir atau panas bumi. Selalu ada kontroversi, tapi kita bersama belajar mengenai hal-hal ini secara bersama-sama.

      Suka

  4. Melanjutkan komentar saya sebelumnya, Ini saya sertakan tambahan sumber link tentang bahaya aspartame :

    Dr. Janet Hull adalah seorang pakar nutrisi Amerika yang pernah menjadi korban aspartame, kemudian mendedikasi hidupnya memberikan advokasi untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya pemanis buatan terutama aspartame. Bukunya yang “SWEET POISON” menjadi best seller di amazon.com mengungkapkan catatan medis banyak testimoni korban keracunan aspartame. Dr. Janet Hull tidak sembarangan dalam mengungkapkan fakta2 bahaya aspartame, semuanya disertai pengujian laboratorium. Ikuti kisahnya di :

    http://www.sweetpoison.com/
    http://www.janethull.com/

    Bagi siapa saja yang masih tetap meyakini bahwa aspartame aman sebaiknya menelaah lebih dalam hasil penelitian Dr. Janet Hull.

    Mudah2an, penelitian Dr. Janet dapat menyadarkan kita bahwa bahaya aspartame itu nyata adanya, dan membuka forum diskusi diantara kita yang lebih scientifikal, bukan sekedar adu keyakinan dan adu argumen yang tak berdasar.

    Sekian dan terimakasih

    Suka

  5. To Whom it May Concern :

    Mengikuti pembahasan diatas, kelihatan sekali saudara Cahya terlalu pro-aspartame dan terkesan punya motif terselubung. Kalau Saudara Cahyo bilang aspartame aman, itu jelas kebohongan yang sangat besar, jelas suatu usaha untuk mengelabui masyarakat, dan memperbodoh masyarakat kita yang sudah bodoh.

    SMS yang mengatasnamakan IDI yang menyatakan bahwa ASPARTAME BERBAHAYA memang kontroversi. Faktanya adalah IDI tidak pernah mengedarkan sms tersebut, tapi isi sms nya bahwa aspartame berbahaya adalah suatu kebenaran yang tidak dapat disangkal.

    Dan banyak pakar nutrisi menyatakan bahwa aspartame adalah ‘MAKANAN PALING BERACUN YANG PERNAH DISETUJUI BADAN POM AMERIKA SERIKAT (dan diikuti oleh hampir semua badan POM negara lain). Aspartame dinilai produk yang penuh konspirasi politik dan uang. Silahkan ikuti pembahasan di link berikut :

    http://www.aspartame.com/
    http://www.sweetpoison.com/
    http://www.mercola.com/article/aspartame/dangers.htm
    http://www.aspartamekills.com/warning.htm

    dan masih banyak lagi, Anda cukup googling aja keyword “aspartame kill, danger, poison, toxin”…

    Saudara Cahyo terlalu naif dengan gampang mengeluarkan suatu komentar yang menyatakan aspartame tidak berbahaya tanpa didahului oleh pendalaman terhadap masalah aspartame. Komentar Saudara Cahyo sungguh menyesatkan. Saya sarankan lain kali sebelum memberikan suatu komentar yang menyangkut kesehatan dan keselamatan orang banyak, mohon pastikan bahwa Anda benar2 mendalami persoalan.

    Suka

  6. aspartam sendiri ternyata memang tidak berdampak racun, karena dari hasil penelitian pada tikus tidak ada pemendekan umur hidup bagi yang memakai aspartam dosis tinggi dan yang tidak. padahal tikus termasuk mahluk yang sangat sensistif.
    tapi aspartam ternyata masih ada efek samping, bedasarkan penelitian pada pilot AU amerika (1992), ketika mereka mengkonsumsi diet coke sebelum terbang mereka lebih mungkin terkena flicker vertigo/gradual loss vision..
    pertanyaannya kenapa kita enggak pakai sucralose yang 3 kali lebih kuat dari aspartame (600x dari gula biasa) dan dapat dikatakan tidak ada kontroversi

    Suka

    • ridwan,

      Terima kasih atas masukkannya Pak. Untuk pertanyaan itu, saya rasa saya belum dapat menjawabnya, karena memang bukan bidang saya dapat hal-hal seperti ini. Namun jika saya menemukannya, mungkin kita dapat diskusikan lebih lanjut.

      Suka

  7. Pagi td aq jg dpt sms spt itu dri teman. Truz lgsg search.. Trnyta IDI sdh mgklarifkasi klo tdk pernah mngumumkan hal tsb.
    Tp klo diliat aneh jg ya, dr sekian banyak minuman yg disbutkan mgdg aspartam, knpa kuq tdk mnyebut Tropicana Slim.. Pdhl setau sy tropicana slim jg mgdg aspartam..
    Apakah ada sbuah permainan market diblik ini?

    Suka

    • Mella,

      Selama tidak bisa ditemukan sumber langsung-nya, maka kita tidak akan pernah mendapatkan motifnya. Di internet kita menyebutnya hoax, jadi dengan tidak ditanggapi, itu sudah membantu menahan penyebarannya.

      Suka

    • Sovira,

      Konsep toksikologi (cabang ilmu yang mempelajari sifat racun) adalah setiap benda di dunia ini memiliki sifat racunnya sendiri, baik itu air putih yang kita minum sehari-hari atau bahkan oksigen yang kita hirup-pun dapat menjadi racun (jika pernah mendengar istilah keracunan oksigen).

      Kalau dalam batas wajar, banyak minum air putih-pun tidak berbahaya, selama tidak berlebihan 🙂

      Suka

  8. Hmmm…. repot juga ya. aku sndiri sekarang gag berani minum extra joss karena terakhir aku minum menimbulkan sendawa yang terasa seperti habis minum arak waduh jadi ketahuan kalo pernah minum arak. iya sih tapi itu sudah belasan tahun yang lalu sewaktu masih bujang terus yang lebih membuat kapok, aku terkena diare setelahnya 😆
    salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

    Suka

  9. Aspartame bener2 berbahaya lho. Saya gak mau minum ato makan produk yg berbahan pemanis buatan itu. Pemanis alami masih baik, ngapain minum pemanis berbahan kimia seperti itu?
    Sampe tropicana slim mengandung aspartame juga, udah sejak kuliah 2006 lalu saya gak make Tropicana. 🙂
    Yang penting olahraga teratur, jaga pola makan. Udah, pasti sehat.

    Suka

    • Asop,

      Saya percaya, makanan natural jauh lebih baik dari produk pabrikan mana-pun. Karena itulah setiap ahli gizi akan menyarankan produk nutrisi yang alami 🙂

      Namun yang namanya dunia industri, kadang makanan tidak bisa bertahan tanpa pemanis kimiawi. Aspartame adalah salah satu bahan kimia yang menjadi perdebatan panjang sejak tahun 1987 di seluruh dunia, mulai dari kepentingan bisnis, para aktivis yang vokal, hingga orang iseng yang menyebar hoax – seperti sms di atas.

      20 tahun kemudian tepatnya tahun 2007, para peniliti dari berbagai pengkajian telah mengakhiri perdebatan panjang ini. Aspartame merupakan salah satu bahan kimia yang melalui perdebatan panjang, dan pengkajian paling banyak dalam segi keamanannya. Dan telah dinyatakan bahwa aspartame aman jika dikonsumsi sebagai pemanis non-nutrisional sesuai dengan kadar yang disepakati.

      Sehingga tidak ada lagi kata-kata bahwa aspartame itu berbahaya. Bahkan aspartame di kesehatan juga digunakan pada penderita kondisi phenylketonuria (Edit: Dijauhi pada penderita PKU) Jadi saya menyampaikan aspartame aman berdasarkan penelitian yang dipublikasikan. Maksud saya agar kita tidak mengikuti kata-kata spam dan kebohongan publik yang tidak bertanggung-jawab 🙂

      Pun demikian, saya setuju sekali, makanan alami yang bergizi seimbang, olah raga teratur, istirahat cukup, adalah kunci-kunci untuk hidup sehat 😉

      Suka

  10. Setuju banget, Cah. Kita sebaiknya jangan latah asal memforward sms, email, posting ulang, tapi musti dicari dulu bener atau ngganya. Jangan sampai ikutan masuk dalam lingkaran kebohongan. Hehe…

    Suka

  11. salam sobat
    wah trims sharing dan infonya mas,,
    kita harus selektif ya,,menyikapi rumor aspartame yang berbahaya oleh IDI ersebut.
    jangan langsung percaya ..

    Suka

  12. Sy gak pernah lagi ngonsumsi minuman kaya itu. Tapi anak2 saya kalau di sekolah katanya suka marimas. Wah harus waspada ney.

    Suka

  13. Dalam kondisi yang sangat lelah biasanya saya minum krating daeng setengah botol. Terus terang tidak berani lebih, karena biasanya saya mengalami debaran didada yang cukup kencang.
    Apa ada hubungannya mas Cahya ?

    Suka

    • Pak Aldy,

      Saya tidak tahu apa persis-nya yang terkandung di setiap minuman “berenergi”. Namun sepertinya kandungannya bisa memacu sistem penyediaan dan pembentukan energi pada tubuh manusia, seperti sistem adrenalin. Dan akan menghasilkan efek yang serupa, seperti penyempitan pembuluh darah, pembongkaran simpanan gula, mempercepat dan memperkuat pompa jantung.

      Hal-hal berkaitan dengan efek-efek ini dijelaskan dengan mendasar pada artikel bebas Energy Drink di Wikipedia.

      Suka

    • Menurut saya itu juga salah satu efek samping lho. Hati2 buat yang punya penyakit jantung. Salah2, habis minum itu, langsung kolaps gara2 jantungnya dipacu begitu kencang.
      Tapi menurut yang saya tahu dari temen2 saya di kedokteran, emang seperti itulah minuman energi/penambah stamina. Mempercepat kerja jantung, semacam dopping. Sama kayak kopi, buat beberapa orang yang ga bisa minum kopi, biasanya setelah minum merasa dada berdebar.
      Jadi, kalo ada dopping alami (kopi) kenapa harus buatan? 😀

      Suka

    • Asop,

      Mungkin karena banyak orang suka yang praktis 😀

      Coba siapa sekarang yang mau menghabiskan waktu dengan menyeduh dan mengaduk teh hangat jika ada teh botol yang dingin dan segar di hadapannya 😆

      Suka

  14. jujur dulu mengkonsumsi hemaviton energy drink dan kratingdaeng zaman masih jadi atlit dulu, sekitar satu tahun aku mengkonsumsinya … sadar aku mulai ketagihan, akhirnya kuputuskan menstop semua konsumsi minuman energy tersebut 😀

    Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.