Waspadai Avast! Antivirus Palsu!

Sebagai salah satu vendor antivirus terbesar dengan lebih dari 100 juta pengguna di seluruh dunia, avast pun sering menjadi target keusilan para pelaku kriminal di dunia maya. Avast menyediakan antivirus berkualitas tinggi yang bisa diunduh gratis dari server mereka atau beberapa server lain seperti download.com dan filehippo.com. Ya, avast! Free Antivirus disediakan secara gratis tanpa biaya.

Produk berbayar dari avast! adalah Professional Antivirus (seperti yang saya gunakan) dan Internet Security (AIS). Namun bagaimana jika produk-produk ini bisa diunduh secara cuma-cuma, dipasang tanpa biaya, mengapa kita mesti membatasi pada produk gratisnya?

Itu mungkin pemikiran kebanyakan orang. Tapi apa benar demikian? Berikut adalah apa yang disampaikan salah satu staf avast saat menemukan produk AIS aspal di beberapa situs unduhan yang menawarkan AIS secara cuma-cuma.

Last week when I was checking files submitted as false positive alerts, l was looking to verify accurate, 100%  detections. There were a few files named AIS (Avast Internet suite)  from megaupload and uploading.com servers. Bad guys take our product, add an Alureon rootkit file (typically under the name codec.exe) and make new setup file with Nullsoft installer.

Rupanya, ada yang mengambil berkas instalasi AIS, dan pihak ini membongkar berkas tersebut dan menambahkan Alureon rookit lalu memaketkannya kembali dalam berkas instalasi dengan menggunakan Nullsoft installer, berkas ini kemudian diunggah ke berbagai situs seperti megaupload.com.

Jika ada yang tergiur dengan AIS gratis, tentunya mereka akan mengunduh berkas ini tanpa menyadari bahwa paket berbahaya sedang mengintai komputer mereka bersamaan dengan hadiah gratisan itu.

Avast yang asli (atau antivirus lain yang terkini) tentu bisa mengenali paket berbahaya ini. Jadi sebaiknya tidak usah coba-coba deh dengan tawaran antivirus berbayar yang bisa diunduh gratis tanpa syarat. Jika memang mau gratis, ya gunakan saja versi gratis dari berbagai antivirus, tidak hanya avast yang menyediakan versi AV gratis.

Beberapa bagian tulisan ini diadaptasi dari: Get avast! Free Antivirus or a „free“ upgrade with the Alureon rootkit.

35 tanggapan untuk “Waspadai Avast! Antivirus Palsu!”

  1. wah ternyata mas cahya sama seperti saya, seorang yang setia menggunakan av avast, saya juga sudah hampir 2tahun labih menggunakan avast dan saya jarag sekali berantem dengan virus, karena kalau rajin mengupdate database avast pasti aman, begitu bukan mas ?

    tapi mas, mau tanya nih..akhir2 ini falshdisk atau harddisk eksternal saya ada file autorun.ini dan folder recycle bla..bla..bla…ketika saya cek dengan avast kedua-duanya tidak terdeteksi sebagai virus, tapi bagi smadav dikatakan virus conficker, padahal beberapa bulan yang lalu saya pernah mencegah virus ini dengan avast, tapi kenapa sekarang tidak terdeteksi sebagai virus dan sekarang ini saya sering mengalami masalah task manager yang terkunci dengan sendirinya, apakah itu ulah virus?

    maaf ya mas agak panjang pertanyaannya?

    Suka

    • Autorun.ini seharusnya tidak ada kecuali flashdisk dan hardisk dilengkapi dengan program tertentu dari vendornya (misal program sinkronisasi dengan PC). Kalau folder recycle bla-bla-bla itu rasanya memang ada tergantung dari setelan sistem recycle di PC apakah juga membaca recycle di device external atau tidak, kadang malah juga ditambahkan oleh program pihak ketiga seperti program untuk tweaking windows.

      Jika curiga itu virus atau tidak, coba saja dicek dengan "Virus Total" sebagaimana yang pernah saya tulis dalam "Virus Komputer atau Bukan". Nanti bisa dibandingkan antara pelbagai AV lainnya.

      Task manager tidak seharusnya terkunci sendiri – walau saya tidak begitu bisa membayangkan apa yang dimaksudkan. Jadi wajar saja kalau kita curiga bahwa itu adalah ulah malware, termasuk mungkin virus komputer. Coba dengan Malwarebyte Antimalware (MBAM), saya biasanya menggunakannya pada komputer yang sudah terlanjur terinfeksi.

      Suka

  2. o ya mas cahya…maaf tanya lagi nih ..soalnya lum paham bnr..
    sayakan pake AV nya dua,,yaitu avast ama smadav,,,katanya kurang bagus ya mas kalau pake dua ?….begitukah.?

    truss kalau memang begitu pengaruhnya apa ya mas..?
    maaf mas nanya muluuu…hehee…makasih

    Suka

    • jaya,

      Jika tidak ada masalah yang muncul ya tidak masalah. Sederhana bukan?

      Namun masalah bisa muncul karena dua sistem heuristik jika bekerja bersamaan bisa menimbulkan crash pada sistem – begitu sih teorinya. Salah satu masalah yang sering muncul adalah adanya latensi DPC akibat dua AV berjalan bersamaan. Mungkin tidak terlihat sebagai langsung masalah pada sistem, tapi biasanya ada gejala-gejala seperti pemutaran berkas video (memutar DVD misalnya) kadang tersendat di tengah jalan, atau saat memutar musik ada bagian yang tersendat atau sejenisnya. He he…, maaf, rada kurang paham kalau sudah masuk ke dunia IT, mungkin para ahli di bidang AV dan teknologi keamanan lebih memahaminya.
      Masing-masing ada cara memeriksanya, latensi DPC misalnya dapat diperiksa dengan DPC Latency Checker

      Suka

  3. mas cahya,,apa bedanya AV avast asli dgn palsu ya…??
    mohon info nya mas…soalnya aku pake avast yang free nehh…
    tapi udah terlanjur pake & gak tau bedanya asli ama palsu..
    maklum masih o on…hihi….makasih….

    Suka

    • Mas Jaya,

      Wah…, saya juga belum tahu bedanya lho Mas, soalnya belum pernah melihat yang palsu seperti apa 🙂
      Selama diunduh dari tempat yang resmi saya rasa bisa dijamin genuine-nya (maksudnya tidak diunduh dari web server seperti ziddu, rapidshare, torrent, dsb), saya rasa akan aman-aman saja.
      Kemudian ada lagi tipe penipuan lainnya, misalnya meminta pengguna mengunduh AV yang versi gratis namun dikenakan biaya, atau mengatakan bahwa itu versi pro yang berbayar, atau memberikan versi pro/suite yang berbayar dengan gratis (tapi programnya sudah disisipi sesuatu?).

      Suka

    • J.U.N

      Well, ada beberapa AV yang bagus di Linux, semisal Bitdefender, Avira, Cloud, ClamAV, dan avast sendiri ada yang versi Linux. Linux tentunya tidak perlu AV tentunya, tapi kalau mau menghapus virus windows yang ada di sebuah kandar (drive) dalam sistem Linux, akan lebih mudah dibantu oleh adanya AV. Jika bekerja dengan rekan kerja atau orang-orang yang masih menggunakan Ms Windows, AV untuk Linux masih disarankan, tapi tidak diwajibkan sebagaimana dalam Windows 🙂

      Iya, sistem komentarnya saya ganti default, kemarin sempat ngobrol via surel dengan tim dari intense debate, saya memasukkan beberapa keluhan, termasuk bugs dan saran untuk sistem komentar mereka agar lebih baik lagi. Walau agak lambat tapi mereka merespons dengan baik, mungkin suatu saat bisa menyaingi DISQUS 😀

      Suka

  4. amat sangat setuju….kalo mau gratis ya unduh yg gratis ajah *saya juga make yg versi free* :mrgreen: dan terima kasih Pak sudah menginformasikannya akan saya ingat ini *bisa berabe kalo ketepu*

    Suka

    • mayor,

      makanya, jangan tergiur dengan bajakan, mungkin informasi kita yang dibajak balik 🙂

      p.s: mohon tidak menambahkan taut/link (http), nanti dikira spam oleh mesin blog 😉

      Suka

  5. Sampai sejauh ini saya masih mempercayakan keamanan perangkat lunak saya ke Bung Norton, masalahnya bung Norton kadang tidak berdaya dengan Virus Lokal. Sebenarnya bisa saja saya langsung submit sampel virusnya, cuma karena sering terbentur dengan koneksi jadi malas.
    Solusinya, virus local saya menggunakan PCMediaAntiVirus, jika sudah bersih. PCMAV saya matikan vitur autonya. Biarkan bung Norton yang kerja lagi.

    Suka

    • Pak Aldy,

      Saya kagum dengan kegigihan Symantec. Katanya setelah Norton AV berganti mesin 2 tahun terakhir ini, AV mereka menjadi sangat bagus (kategori ADV++). Sayangnya Symantec tampaknya belum berpikir akan merilis versi gratis dari AV mereka (tidak mengikuti BitDefender yang merilis versi free, atau Panda Security yang merilis Cloud AV). Karena berbayar, saya belum sempat mencoba mesin AV mereka yang terbaru, apa masih boros resource komputer seperti generasi lama?

      Untuk yang bersedia mengeluarkan uang lebih sedikit, rasanya Norton Internet Security adalah pilihan yang baik 🙂
      Kalau PCMAV, juga perlu biaya membeli majalah setiap bulan, he he (berbayar terselubung), tapi rasanya ada situs di mana kita bisa mengunduh pemutakhiran terkininya. Enaknya kalau jadi pembaca PC Media, sudah dapat ilmu dapat AV gratis lagi 😀

      Suka

    • abbie,

      Saya bukan pengguna AVG juga bukan pengguna Smadav. AVG adalah AV yang bagus, begitu pula dengan Smadav. Dulu saya tidak memilih AVG karena review dari AV-comparative selalu memperlihatkan AVG selangkah di belakang AV besar lain seperti Avira, Avast, Kaspersky, BitDefender, bahkan Symantec/Norton kini sudah mengalahkan AVG, tentu dari segi presisi perlindungan dari serangan virus. Dan versi gratis AVG menurut saya pribadi terlalu “pelit”, banyak fitur pro-nya yang tidak disertakan.

      Tapi pengguna AVG lokal, dari yang saya amati. Mendapatkan kenyamanan dan rasa aman dengan menambah satu lagi AV lain, semisalnya AV lokal Smadav atau PCMAV. Ya, itu sih sah-sah saja. Secara teori seharusnya pengamanan lebih baik (soalnya saya belum pernah mengaplikasikannya langsung). Tapi secara teori juga, dua aplikasi AV berjalan bersamaan akan membebani sistem dan mampu menurunkan performa komputer, serta rawan menimbulkan konflik.

      Sehingga dari pada konfigurasi menggunakan AV ganda atau lebih, seringkali disarankan menggunakan security suite: antivirus, antispyware/malware lainnya, firewall, antispam (opt). Biasanya paket security suite tidak ada yang gratis, tapi kita bisa membangun konfigurasinya dengan cara:

      Antivirus (Avast/AVG/AVIRA/BitDefender/MSE/Cloud) + AntiSpyware (Malwarebytes/SAS/SP/Spybot) + Firewall (OnlieArmor/Oupost/Comodo)
      Yang saya cetak tebal adalah konfigurasi yang saya terapkan, semuanya bisa didapatkan secara gratis (freeware) dengan hasil pertahanan bisa sebaik sebuah security suite berbayar.

      Sekali lagi bukan masalah apa antivirus-nya, lokal maupun luar, namun bagaimana kita menggunakannya.

      Suka

  6. jika untuk masalah anvir lokal yg bagus, bisa merujuk ke software-antivirus-indonesia.com
    tim independen mereka lumayan objektif memberikan penilaian.

    untuk anvir luar, mungkin saya lebih sreg dengan eset smart security. 🙂

    Suka

    • p0et,

      Makasih buat tambahan infonya. Memang sepertinya jarang ada yang memberikan review buat AV lokal 😦

      Tapi kalau AV (yang dalam ini produk serius), mestinya dilakukan review oleh ahli-ahli di bidangnya. Hanya sedikit badan independen yang memberikan review AV secara profesional tanpa dibayar oleh vendor-vendor AV.

      Jadi pertanyaannya ketika kita menemukan sebuah halaman web yang me-review AV adalah, siapa dia dan apa keahliannya dalam melakukan review, apa metode yang diterapkan, bagaimana pengujiannya, sampel apa yang digunakan, mesin-mesin apa yang dilibatkan. Seberapa keakuratan analisanya, bagaimana teknik perbandingannya. Nah, hal-hal yang justru esensial ini malah saya belum temukan di situs yang p0et rujuk 😀

      Karenanya saya masih mengandalkan AV-comparatives.org atau VB comparatives test yang saya tahu benar independensinya untuk menilai dan memantau bagaimana perkembangan berbagai AV terkini. Dari data statistik yang teratur setiap beberapa bulan yang mereka sajikanlah salah satu alasan saya bisa memilih produk AV. Dari data-data itu saya melihat mana yang cocok (atau kalau boleh meminjam istilah sreg di atas) bagi saya 😉

      Jadi saya berharap, ketika saya memilih produk AV, bukan karena sekadar saya suka. Namun memang demikianlah rekomendasi dari berbagai ahli di bidangnya. Komunitas yang besar adalah salah satu bagian yang bagus dari avast. Seperti Ubuntu yang didukung oleh komunitas besar, demikian juga avast didukung oleh banyak ahli keamanan di seluruh dunia – walau mereka bukan bagian dari ALWIL (perusahaan yang membangun avast), tapi mereka adalah bagian dari komunitas yang bersedia menyisihkan waktu untuk membantu memberikan keamanan bagi banyak pengguna komputer di dunia 🙂

      Suka

  7. Saya pakai Norman. Saya beli bukan karena yakin dengan kemampuannya. Tapi karena rekomendasi seseorang saja. Hehe!

    Semoga Norman cukup ampuh sebagai antivirus untuk laptop saya.

    Suka

    • Tary,

      Kita tidak punya antivirus untuk flu, tapi kita ada vaksin untuk beberapa jenis flu sebagai pencegahan.

      Flu masuk ke self-limited-disease, akan sembuh sendiri jika kondisi tubuh dan imunitas membaik.

      Jadi, banyaklah makan buah, sayur dan makanan kaya nutrisi alami lainnya.

      Semoga lekas baikan 🙂

      Suka

    • Pak Narno,

      Kalau saya sudah 5 tahun menggunakan avast sebagai AV tunggal di komputer-komputer saya yang berbasis Windows atau pun Linux. Jadi saya sudah terbiasa dengan avast, sehingga selama 3-4 tahun belakangan ini, komputer saya terbebas dari masalah virus. Itulah mengapa avast masuk ke dalam salah satu program rekomendasi saya 😉

      Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.