Sekitar seminggu yang lalu saya berjalan-jalan ke Plaza Ambarukmo, kebetulan karena diminta mencari sejenis sayuran impor yang jika tidak salah bernama Gobo – katanya sih diimpor dari Jepang. Saya berjalan ke tempat di mana berbagai sayuran bisa ditemukan, nah ternyata setelah dicari ke mana-mana ternyata tidak ada. Rupanya di sini sayuran ini tidak dikenal sama sekali, apa hanya di Bali saja kebetulan terkenal ya? Jadi aku mengurungkan niatku membeli sayuran yang konon katanya punya sifat anti kanker ini.
Saya berjalan-jalan di sekitar tempat sayur dan buah, masa bayar parkir mahal-mahal pulang dengan tangan kosong? Ini sih sebenarnya pemikiran orang pelit yang tidak bagus dicontoh.
Tertarik melihat sesuatu yang beruap di kejauhan, saya mendekat. Saya melihat ubi-ubi yang bertumpuk dengan dengan diberi keterangan “Ubi Bakar Cilembu”. Karena tertarik, diputuskan untuk membeli beberapa batang.
Sampai di rumah, aku mencoba satu. Hmm…, rasanya gurih dan manis sangat alami. Seperti berisi madu (atau apa memang ditambahkan madu?) di dalamnya pun empuk dan nikmat sekali saat masih hangat.
Beberapa saat kemudian, yang tersisa mulai dingin. Aku pun tak tahan mencicipinya lagi, wah…, bahkan ketika sudah dingin pun masih enak. Dan akhirnya ubi-ubi itu habis, padahal belum sempat kuambil gambarnya untuk diabadikan di blog, malah sudah masuk perut semua.
Makanan lokal memang masih menang bersaing dengan makanan impor kalau di lidahku, he he
Tinggalkan Balasan