Ketinggalan Rapat

Karena sering kali teledor dengan jadwal, saya bisa saja berakhir dengan menyaksikan diri saya yang terburu-buru terjebak macet di perjalanan. Entah kenapa saya memiliki sifat teledor ini, pergi ke suatu pertemuan, eh… bisa-bisanya notulen (buku notes) ketinggalan, pulang ke rumah, eh…, kunci kamar ketinggalan di dalam tas di tempat pertemuan.

Selalu saja ada yang membuat kepala saya pening, sampai membuat kaki saya pegal lari ke sana-sini karena keteledoran saya sendiri. Manggut-manggut di depan senior/atasan, minta maaf sambil keringat capek dan keringat dingin campur aduk jadi satu, aih…, entah apa rasanya. Namun begitulah sebagian besar hari-hari saya. Orang bilang terlalu memperhatikan kerikil di jalan sampai tidak sadar menabrak tiang listrik.

Tapi yang paling parah lagi, saya selalu menonaktifkan nada dering ponsel saya. Lha, di rumah sakit kan tidak boleh berisik, atau lebih tepatnya tidak etis. Kalau di rumah malah karena sudah capek dan tidak ingin gangguan, nada dering ponsel pun masih tetap bergoyang sunyi. Jadinya saya sering kali melewatkan pemberitahuan penting.

Namun jika pemberitahuan itu sendiri datang terlambat bagaimana? Dapatkah Anda datang rapat yang sudah berlangsung lusa ketika pemberitahuannya baru datang hari ini.

Nah itulah yang lucu yang saya terima via surel pagi ini, coba lihat gambar ini…

Tapi tidak salah sih, karena di sini pagi sih tanggal 13, namun di sana masih tanggal 12 April, kita kan pakai GMT(+) sedangkan di lokasi itu menggunakan GMT(-).

Tapi sudahlah…, kok saya yang pusing.

  Copyright secured by Digiprove © 2010 Cahya Legawa

12 tanggapan untuk “Ketinggalan Rapat”

  1. Kadang rasa terburu – buru itu pasti dimiliki oleh semua orang bang…. dan kadang membikin malu ketika kita lupa sesuatu, seperti saya pernah lupa membawa dompet ketika membeli bensin, saat mau bayar , clingak clinguk…. akhirnya stnk jadi jaminan bang…

    Suka

    • rismaka,

      Kadang saya tiga hingga empat hari ga nge-blog karena sudah ada posting terjadwal, ya sudah biarkan saja demikian, paling kalau ada waktu balas-balas komentar 🙂

      Suka

  2. Pengalaman saya untuk kasus “sering ketinggalan kunci rumah”, itu bisa disiasati dengan membawa kunci bersamaan dengan dompet. Biasanya kalau dompet itu tidak pernah ketinggalan kan? 🙂

    Saya biasanya menggantungkan kunci kamar di dompet, karena kebetulan dompet saya ada rantainya utk menghindari pencopetan.

    Suka

  3. Kayaknya harus segera punya pendamping tetap, agar ada yang mengingatkan.
    Dan harus juga diperhatikan baik-baik ! ( Halaaaah ),
    ntar kalau sudah kerja jangan sampai lupa, bahwa mas cahya sudah punya pendamping tetap.
    Kalau ini terjadi, rasakan sendiri akibatnya 😀

    Suka

    • Ha ha…, bukannya itu yang malah bikin repot Pak Aldy 😀

      Pun saya nantinya berencana (karena belum saat ini) akan mengambil pendamping, saya rasa saya patut membenahi banyak kekurangan pada diri saya agar saya layak untuknya 😉

      Suka

    • Pendamping tetap bikin repot ? kayaknya pengalaman belanja kemarin bisa sedikit dijadikan cerminan (*sok tua juga *)

      Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.