Kembali dalam kisah-kisah kecil yang terselip dalam Mahabharata, Anda tentu mengenal tokoh Karna yang merupakan anak tertua dalam Pandawa dan putra Surya. Dan ini adalah kisah kecil dalam perjalanan hidup Karna.
Suatu hari, Karna sedang mengoleskan minyak di kepalanya sebelum mandi, minyak itu berwadah mangkuk indah yang dihiasi berbagai jenis permata – karena ia adalah raja Anga, maka mangkuk seperti itu umum dimiliki para raja di zamannya. Ia sedang mengoleskan minyak dengan tangan kanannya ketika tiba-tiba Krishna muncul di sana.
Karna pun menghentikan sesaat aktivitasnya untuk berdiri dan memberikan salam.
Krishna berkata padanya bahwa hari itu ia datang karena menginginkan mangkuk itu sebagai hadiah.
“Saya heran Anda – penguasa seluruh alam semesta – memiliki keinginan untuk barang remeh seperti ini, namun siapa saya hingga bertanya pada-Mu? Ini mangkuknya, saya hadiahkan pada-Mu” Jawab Karna sambil menyerahkan mangkuk itu dengan tangan kirinya.
Krishna mengingatkan kesalahannya akan Dharma, dengan memberikan menggunakan tangan kiri.
Namun Karna menjawab, “Maafkan saya O’ Tuhan. Tangan kanan saya berlumuran minyak, saya khawatir jika saya mengambil banyak waktu untuk mencuci dan membersihkan tangan saya sehingga saya layak dalam memberikan mangkuk. Mungkin pikiran saya akan berulah, menemukan alasan lain sehingga urung memberikan ini pada-Mu, pun saya akan kehilangan kesempatan baik yang jarang ada ini, karena batin saya berubah-ubah. Inilah mengapa saya menyerahkan langsung pada-Mu tanpa memikirkan lagi tentang sopan santun, mohon Anda memaklumi dan memaafkan saya.”
Karna memahami bahwa batin yang selalu bergerak, demikian juga pikiran yang berubah-ubah yang dihasilkan darinya. Sering kali seseorang batal melakukan sebuah kebaikan, karena ia menghabiskan waktu untuk mempersiapkan agar dirinya layak untuk itu, namun kemudian berubah pikiran dan urung bertindak.
Gambar Karna dalam pewayangan (diambil dari koleksi Photobucket).
Tinggalkan Balasan