Hari Naas untuk Para Narablog

Hari ini saya menjumpai beberapa blog yang mungkin mengalami masalah. Ada yang tidak bisa diakses karena baru saja memperbaharui pengaya, ada yang tidak bisa diakses karena gangguan DNS, ada juga yang tidak bisa diakses karena kuota lebar pita bulanan sudah habis (pas di akhir bulan pula). Lalu di Bhyllabus-pun terjadi beberapa trial and error.

Saya mengalami masalah dengan sistem antispam, digunakan satu saja terlalu ketat, digunakan dua malah terlalu longgar, ini kok seperti menentukan ukuran kain untuk bikin pakaian ya. Yah, tapi itulah yang terjadi.

Saya sebenarnya merasa cukup hanya dengan menempatkan antispam bee untuk menggantikan wp-spamfree sementara ini. Tapi saya menerima banyak surel. Namun karena terlalu kuatnya mesin antispam ini, semua komentar spam memang dihapus, bahkan hingga yang mungkin adalah spam. Jadi saya melonggarkan setelannya, dan menambal bagian longgar itu dengan akismet – antispam yang lebih ramah dan baik hati.

Inilah masalah yang muncul, karena selain menahan komentar spam sepertinya…

Antispam bee menahan semua komentar berunsur SEO, nama pengguna berisi kata-kata berbau SEO, pranala menuju situs bermesin SEO canggih, pranala menuju situs e-commerce (ini sih syukur saja).

Antispam bee menahan semua komentar dengan gravatar yang merupakan logo, atau berbentuk logo bukan wajah seseorang. Saya sudah lama tahu bahwa gravatar memboyong semangat keterbukaan, jadi tidak boleh ada informasi palsu di dalamnya (karena ia juga membawa syarat layanan wordpress.com ke dalamnya). Namun semakin banyak orang yang memalsukan gravatarnya, dalam artian semisal gravatar dengan nilai PG/R (dewasa) atau X (mengandung yang lebih ekstrem lagi), malah ditandai sebagai G (semua umur), jadi kadang gravatar yang menyerupai logo rokok-pun bisa masuk ke semua situs dengan bebas.

Bhyllabus misalnya, hanya menerima gravatar dari golongan G, tapi ada yang berusaha menyusupkan gravatar lain, tentu saja menurut konsep yang saya berikan di blog ini, itulah adalah komentar yang tidak diinginkan (spam). Tapi saya masih belum tega sampai saat ini menyetop komentar seperti itu.

Jadi saran saya, jika gravatar ingin diterima di semua situs/blog, silakan berikan gambar wajah anda yang sebenarnya, tidak perlu gagah, tampan atau cantik (apalagi memakai foto artis), kata Mas Rismaka – jujurlah dalam berkomentar – jika boleh saya petik demikian. Jika tidak, ubah penanda gravatar anda, jadikan A P/GRka itu logo, atau jika mengandung unsur lebih ekstrem jadikan X.

Anda tak perlu bukan menyembunyikan wajah anda dari siapa pun juga?

Jadi Anda sungguh membantu saya untuk meloloskan komentar dari perangkap mesin spam.

Antispam bee mencegah semua komentar datang dari alamat IP yang sering digunakan untuk menyebar spam. Biasanya adalah alamat yang berasal dari anak jaringan telkom speedy. Ada banyak orang yang menyebarkan spam melalui proxy, itu adalah salah ciri khas human spammer.

Mungkin seperti wp-spamfree, antispam bee didesain untuk menghentikan semua komentar yang berasal dari server proxy, karena biasanya proxy hanya untuk perusahaan (korporat) sedangkan jarang pada internet rumahan. Jadi jangan blogwalking saat sedang kerja di kantor atau sekolahan di mana saat waktunya bekerja dan belajar, lakukanlah saat berada di rumah.

Dan juga hentikan bagi para spammer, hentikan spam, jika tidak semakin banyak alamat IP yang akan masuk daftar hitam. Tapi saya rasa saya tidak bisa memberi pengaruh apa-apa. Lihat saja negeri ini, di mana-mana ada sampah, orang suka buang sampah sembarangan tanpa menghargai alam, dan kebanyakan orang tidak peduli akannya.

Antispam bee (dan juga mesin wordpress) menghentikan komentar yang asal lewat. Bukan hanya saya yang tidak suka komentar atau tanggapan asal lewat…

Numpang lewat Bro, nice post” atau “Absen dulu Gan, cabut…”

Apa saya menentang? Tidak, saya tidak menentang sama sekali, saya justru sering tertawa cekikikan saat melihat komentar seperti itu, sebelum dengan ekspresi dingin menghapusnya dari daftar komentar 😀

Selama hampir satu tahun dulu, Bhyllabus menyediakan Guestbook untuk tempat “absen” dan “numpang lewat”, tapi mereka malah lebih suka lewat di tempat yang tidak seharusnya, apa karena ini memang budaya orang Indonesia kebanyakan yang nyeberang jalan di samping zebra cross bukannya di tengahnya?

Tapi sekarang Bhyllabus sudah tidak lagi menyediakan Guestbook karena yang seharusnya memanfaatkannya tidak memanfaatkannya, jadi ini berarti blog ini sudah tidak lagi menyediakan tempat penyeberangan atau-pun tempat asal lewat.

And I said to myself, it is enough! If no one care to make a change, I shall make a change!

Alamat surel palsu adalah masalah lain yang sangat khas, gravatar adalah salah satu cara cepat saya untuk menentukan fake email, jika ada gravatar berarti surelnya asli (kemungkinan). Jadi saran saya buatlah sebuah akun gravatar agar pemilik blog tahu bahwa itu bukanlah surel palsu. Saya tidak berharap ada yang menggunakan surel palsu di sini (dulu sudah pernah saya ingatkan).

Saya paham bahwa seorang narablog berhak atas keanonimannya saat membangun sebuah blog, bahwa ia berhak berbicara dan tetap anonim. Tapi menjadi anonim bukan berarti lantas anda membuat surel palsu bukan. Buatlah surel yang memang pribadi untuk diri anda sendiri, dan gunakan itu untuk berkomentar di blog, hanya narablog pemilik blog yang akan tahu alamat surel anda, dan itu pun sudah menjadi ketentuan bahwa alamat itu tidak akan diberikan pada pihak ketiga ataupun disebarluaskan. Walau saat ini menjadi anonim di dunia maya tidaklah semudah itu. Dan sampaikan bahwa Anda memberi tanggapan secara anonim, jangan buat narablog bertanya-tanya maksudnya menyembunyikan identitas.

Semua hal yang diuraikan di atas adalah hal-hal mendasar dalam yang bisa dibaca dalam bloggers’ code of ethics, bloggers’ rights, bloggers’ legal guide dan lain sebagainya. Jadi jika Anda seorang narablog dan juga seorang pembaca blog, mohon jangan mempersulit si pemilik blog sehingga ia merasa sangat naas, atau mungkin dia akan menempatkan anjing penjaga yang galak di depan pintu masuk rumahnya 😀

16 tanggapan untuk “Hari Naas untuk Para Narablog”

  1. Itu karena antispam bee dr. Putu, soalnya dr. Putu berkomentar dari alamat <code>170.subnet222-1**-***.static.astinet.telkom.net.id</code> yang notabene adalah alamat "tidak bersih", biasanya dari proxy atau subnet-lah human spammer menyerang. Jadi semua yang berasal dari situ ditutup.

    Suka

  2. Iya benar Bli, sejak tampilan baru ini, beberapa kali saya mau berkomentar selalu otomatis terhapus. Wah..jangan sampai kena blacklist, pikir saya saat itu. Makanya sempat vakum, belum bisa kasi komentar.

    Tapi sekarang sudah stabil. Semoga terus demikian adanya ya…MAKASI sudah dikoreksi.

    Suka

  3. Mas Ardianzzz, maaf komentar Mas sudah lolos dari antispam bee eh malah tertangkap akismet 🙂

    Saya dulu pernah mencoba incarnate (yang dari MIX STUDIO itu kan?), tapi entah kenapa serasa tidak pas. Karena membuat blog berat, dan tidak banyak yang memanfaatkannya.

    Kecuali memang menggunakan sistem komentar pihak ketiga seperti ECHO, DISQUS atau INTENSE DEBATE yang mainstream-nya memang demikian.

    Saya juga melihat bada yang memang tidak sepemikiran dengan mainstream Gravatar yang diakuisisi auttomatic saat ini.

    Gravatar tidak terlalu penting sih, tapi itu saya gunakan untuk melihat pertama kali kemungkinan untuk fake email.

    Kemudian mengenai anonimitas, itu hak masing-masing orang. Tapi saya kan ndak enak juga rasanya kalau ngobrol sama orang yang tidak dikenal siapa, bahkan wajahnya pun ndak kelihatan, alamat yang diberikannya palsu.

    Surel bukan hal yang sulit untuk dibuat, bahkan lebih mudah membuat surel daripada menemukan alamat blog ini di google. Kalau sampai susah-susah bisa datang kemari, mengapa tidak bisa menyediakan sebuah surel yang valid?

    Lagi pula surel asli mencegah datangnya spam. Yah, saya hanya meminta dengan hormat dan sangat, mbok saya jangan direpotkan dengan semua itu 😉

    p.s: saya suka kok lihat gravatar yang unik-unik – walau bukan wajah – yang memang menjadi gambaran untuk si empunya 😀

    Suka

  4. Saya sendiri berpendapat bahwa dalam menggunakan gravatar –atau yang lebih canggih saya sarankan menggunakan incarnate yang sayang sekali tidak ada plugin untuk TxP 😦 — yang penting adalah kita mematuhi ketentuan tentang publikasi gambar (rating gambar).

    Boleh jadi saya menggunakan logo/favicon saya untuk gravatar, bagi saya tidak masalah. Yeah saya memperhatikan banyak komentar yang masuk tanpa gravatar, kebanyakan penguna blogspot yang mungkin tidak terbiasa mengisi informasi email. Kasihan jika mereka harus menggunakan email palsu, akhirnya saya berbaik hati untuk tidak mewajibkan penggunaan email saat berkomentar 🙂

    Suka

  5. Pak Aldy, jangankan Pak Aldy, komentar admin pun bisa ditendang oleh mesin antispamnya. Saya pernah ngenet bareng Bli Dani pakai wifi di salah satu pojokan kota Jogja.

    Eh pas bas balas komentar, langsung deh dihapus sama antispamnya. Rupanya yang bermasalah adalah alamat IP-nya.

    Suka

  6. Walah, selama ini kebanyakan komentar yang saya tulis disini tidak ada masalah, tetpai akhir-akhir ini sering nyungsep, apa ini ada hubungannya dengan penggunaan spam guard yang baru? Kalau penggunaan rate dll, sepertinya gravatar mewajibkannya untuk ditandai, cuma kalau gravatarnya sebatas dan hanya masuk kategori G, itu memang sudah salah.

    Suka

  7. @Iskandaria, ha ha…, nanti bisa-bisa ndak ganti-ganti foto seperti Bli Dani 😀

    Rasanya sih ndak bermasalah tuh, kalau bermasalah mungkin kesalahannya di layar monitor 😆

    @Delia, Iya-iya lebih asli dari tanda tangannya yang di blog – tahu kok – he he 😀

    Tanggapan sambil lalu bukannya tidak menyenangkan, tapi lumayan ngambil ruang terutama buat blog yang hosting sendiri seperti blog saya ini. Tapi mungkin juga ndak pas saja sih, dulu sudah dibuatkan lokasi di guestbook malah ndak dimanfaatkan, bingung bener sama blogger Indonesia nih … ck.. ck..ck..

    Suka

  8. kemarin pas daftar yang normal2 aja .. hehe

    avatarku asli looo :wekekke..

    mengenai komen sambil lalu itu .. kayaknya lia juga sudah mulai merasakannya…

    kayaknya gak enak ya kalo dapat komen kek gitu.. hiksss hiksss…

    Suka

  9. Dari awal ngeblog saya sudah pede menampilkan nama dan foto asli saya saat akan meninggalkan identitas pas blogwalking. Inilah saya yang apa adanya 🙂

    Masalah gravatar, saya lupa memilih opsi apa saat mendaftar. Entah P, G, atau yang lainnya. Tapi kalau sudah sering lolos saat berkomentar di sini, berarti identitas saya tidak bermasalah dong? 😀

    Suka

  10. @Vicky, ndak rumit kok, cuma kalau disederhanakan ya makin banyak yang ndak bisa masuk blog.

    Iya, Mbak, semua tahu kok kalau itu wajah aslinya 😀

    Saya ndak percaya sama si akismet sebab selalu meloloskan komentar spam yang unik, itu memang kelemahan algoritma (gosinya begitu), jadi saya ndak lepas sepenuhnya ke si akismet. Blogspot saya justru yang malah pakai antispam komunitas+akismet 😆

    @Rismaka, Ndak nyebut lho Mas – kok malah membuat pengakuan sih 🙂

    Ndak masalah kok kalau bukan foto pribadi, yang penting kan intinya gravatar/avatar menunjukkan "pribadi" si pemiliknya, walau saya ndak sepenuhnya setuju itu dijadikan konsep branding – meski itu sah-sah saja.

    Yang saya maksud ndak elok, bikin gravatar dengan logo segelas bir dan inisial namanya di tengah kemudian ditanda kelas "G", atau gambar tangan dengan rokok dan asapnya bentuk inisial namanya kemudian ditanda "G". Menurut saya di situ ada pelanggaran terhadap ketentuan tidak boleh adanya unsur "violence" di dalam gravatar berkategori "G". Mohon koreksi jika saya keliru. Kalau gravatar Mas Ris sih sudah jelas ndak masuk kategori itu menurut saya.

    Kemudian permasalahan yang timbul adalah ketika ada situs e-commerce ikut ke dalam dunia blogsphere, kadang mereka membuat logo gravatar untuk branding (dan sekali lagi ini sah), namun jika ia datang mewakili usahanya, itu bukan lagi kategori "all ages", itu sudah urusan orang yang semestinya dewasa tanpa perlu perwalian. Lalu ke mana kategori gravatar-nya? Yang jelas menurut saya bukan G.

    Kalau itu sampai lolos di blog saya, berarti ia menyetel gravatar-nya ke "G rate". Apakah itu etis? Ya, kembalikan lagi ke bloggers' code of conduct. Saya ndak mau menambahkan perdebatan panjang lebar.

    Apalagi kemudian yang seperti itu digunakan untuk menyebar iklan dan spam. Waduh…, celakalah dunia ini.

    @Realodix, ah…, pinginnya begitu, tapi kadang ndak tegaan, jadi setelannya dilonggarkan lagi 😀

    Suka

  11. Menurut mas cahya sendiri, gravatar yg saya pakai di email rismaka.net dan gmail.com itu termasuk rating yg mana?

    Suka

  12. Anti Spamnya berlapis2 Ya… Harusnya spam pasti sudah keok,,,

    Sudah hal yg biasa,di akhir bulan pasti ada aj situs yg ga bs dibuka,,, masalah umum adalah masalah BW..

    Suka

  13. Wah jadi malu nama saya disebut2 🙂

    Saya agak sedikit tidak paham dengan penggunaan gravatar yg sedang dibahas mas. Apakah tidak boleh jika gravatar yg digunakan itu bukan berupa foto pribadi? Masalahnya bukan karena ingin membohongi publik, tapi karena saya suka dg gambar avatar yg sedang saya pakai ini.

    Saya pun pernah memajang foto pribadi di blog, dan beberapa orang mungkin sudah tahu wajah rupawan saya 😆

    Suka

  14. Rumit bener antispam blogmu, Cahya. 😀

    Gravatar saya aseli, coz memang begitulah wajah saya. Perkara wajah saya cantik, yah memang itulah apa adanya 😀

    Saya biarkan orang blogwalking ke blog saya dari IP manapun. Saya malah berharap ada yang blogwalking ke blog saya dari istana presiden. Perkara ada yang ngirim spam e-commerce, yah biarkanlah Akismet yang membantainya. Tapi buat Blogspot, saya sendiri yang menghantam komentar spam itu dengan tangan dingin, wkwkwkwk..

    Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.