Bhyllabus l'énigme

A Cahya Legawa's Les pèlerins au-dessus des nuages


Kill Pid

Kadang ada saja proses yang berjalan dan tidak mau dimatikan dengan cara standar pada antarmuka pengguna. Sehingga proses ini mungkin perlu diterminasi dengan jalan yang lebih kejam. ‘Kill Pid‘ merupakan salah satu perintah yang paling sering digunakan oleh seorang newbie seperti saya saat bersentuhan dengan kompleksitas sistem operasi Linux/Unix.

Kill‘ sendiri merupakan sebuah perintah (command) yang bersifat universal pada hampir semua jenis shell, dan PID menunjukkan identitas sebuah proses yang sedang berjalan secara numerik. Jadi perintah ‘kill pid‘ adalah perintah untuk membunuh sebuah proses sesuai dengan identitas numeriknya.

Dalam pengalaman saya, ada beberapa proses yang sering tumpang tindih dalam menjalankan program di Linux. Misalnya antara automatic update dengan manual update. Ketika pembaruan otomatis berjalan di balik layar, maka pembaruan secara manual tidak bisa dijalankan karena proses dihalangi oleh pembaruan otomatis. Jadi jika saya ingin menjalankan pembaruan secara manual, maka proses pembaruan otomatis harus diterminasi terlebih dahulu.

Contoh terminasi proses dengan kill pid melalui baris perintah di OpenSUSE

Ada sebuah contoh kasus yang unik – mungkin karena saya tidak sepenuhnya paham. Baik dalam tampilan antarmuka pengguna maupun baris perintah ada sebuah proses yang berjalan sehingga proses lain tidak bisa dimulai, namun ketika ditelusuri melalui ‘system monitor‘ PID untuk proses itu tidak tampak sedang berjalan/dijalankan.

Pada contoh gambar di atas sebuah proses dengan ID 8749 sedang bekerja dan menghalangi pemasangan repositori melalui baris perintah. Maka untuk membunuh proses ini, saya menuliskan perintah:

sudo kill pid 8749

Walau kemudian tampil bahwa proses ID dinyatakan tidak valid, namun pasca perintah ini diberikan, permasalahan atau isu konflik sebelumnya sudah tidak ditemukan lagi. Tapi karena saya tidak begitu memahaminya, saya rasa tidak ada gunanya memikirkan hal ini terlalu keras (atau parahnya, saya-lah yang selama ini salah menggunakan command yang sesuai, he he).

  Copyright secured by Digiprove © 2010 Cahya Legawa

Iklan


15 tanggapan untuk “Kill Pid”

  1. Jadi inget waktu maen2 sama fedora… sekarang mau ga mau mainnya sama mikocok aja, tuntutan kerjaan…

    Suka

  2. Harus dimatikan paksa ya… 😀 H

    Suka

  3. Membunuh proses yang sedang berjalan, tentunya bersama Green Gecko ya?

    Sedikit pengalaman saja, awalnya juga sempat bingung karena kemampuan bahasa inggris saya minim untuk baca-baca di manual, meluncurlah ke mailing list dan lihat2 di forum, bisa deh meng-kill-nya

    Suka

  4. @Bli Dani,

    Terima kasih masukanya Bli, <code>man kill</code> berlaku universal?

    Bukan kealpaan bli, dua hari sebelum menjadi halaman yang terproteksi masih bisa diakses tetapi tidak bisa masuk ke dasbor, akan saya coba menghubungi pihak wordpress.com

    @Mas Cahya,

    terima kasih.

    Suka

  5. Mas Ardianzzz,

    Bukannya yang lebih canggih itu <abbr title="Graphic User Interface">GUI</abbr> ya? Seperti penggunaan textpattern untuk desain web :).

    Suka

  6. Wah, sepertinya terlalu canggih buat saya… 😦

    Suka

  7. Bli Dani,

    Habisnya yang harusnya ngajarin ngumpet di kost terus sih :p.

    Ya, antarmuka pengguna versi saya 😀 – kalau bukan dengan baris perintah tentunya yang model grafis Bli (apa ada tipe lain?).

    Pak Aldy,

    Saya sependapat dengan yang disampaikan Bli Dani, karena beliau lebih berpengalaman – alias pernah merasakan sendiri salah satu dampak peretas di blognya.

    Suka

  8. Cahya, Pak Aldy,

    untuk jelasnya apa saja yang bisa dilakukan perintah berbasis teks:

    <code>man kill</code> (manual untuk perintah kill).

    Cahya,

    maksudnya kalimat "lebih memilih antarmuka pengguna" mungkin "lebih memilih antarmuka pengguna model grafis"?

    Pak Aldy,

    tentang akun WordPress itu, jika memang bukan kealpaan pengguna sendiri, coba hubungi admin server WordPress.com. Laporkan telah disusupi. Cek surel Bu Siti, apakah dikuasai orang lain juga. Berikutnya, lebih berhati-hati saja.

    Suka

  9. Proses2 bandel ya… hehe.

    Suka

  10. Terima kasih Mas, berarti sekarang blog tersebut dibawah kendali orang lain 😦

    Suka

  11. Pak Aldy,

    Yang terjadi di blog itu – menurut hemat saya jika tidak keliru – adalah admin yang hanya mengizinkan blog dilihat/diakses oleh admin dan member saja.

    Pengaturannya ada di /wp-admin/options-privacy.php, dan sayangnya – setahu saya ini hanya bisa dilakukan oleh akun yang memiliki kuasa admin blog. Dan menurut hemat saya juga, pihak WordPress tidak akan melakukan hal ini karena kan tidak ada diperjanjian pengguna akhir – yang ada hanya suspend blog atau penghapusan blog.

    Kemungkinannya, seseorang dengan kuasa akun admin membuat setelan itu di blog tersebut.

    Suka

  12. OOT, mas Cahya
    mohon informasi, apakah pernah pihak wordpres.com membuat laman blog menjadi terkunci? (bukan disuspen, beda kasus dengan freesmsc.wordpress.com).

    Laman blog sudah tidak bisa ditampilkan kecuali menggunakan kata kunci.
    Padahal saya tidak pernah membuat pengaturan seperti itu.

    “This blog is protected; to view it, you must log in.”

    Pesan ini yang muncul, pada saat diakses 😦

    Suka

  13. Pak Aldy,

    Saya lebih nyaman dengan antarmuka pengguna, tapi jika terpaksa menggunakan baris perintah – saya rasa sama juga, mesti buka kamus terlebih dahulu – bukan native linux sih :|.

    Suka

  14. Tes windows shell linux ?
    saya malah lebih kacau lagi, setiap akan membuat perintah melalui jendela shell, buka kamus dulu 😦

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

About Me

Hello, I’m a general physician by day and a fiction and blog writer by night. I love fantasy and adventure stories with a cup of tea. Whether it’s exploring magical worlds, solving mysteries, or fighting evil forces, I enjoy immersing myself in the power of imagination.

I also like to share my thoughts and opinions on various topics on my blog, where I hope to connect with like-minded readers and writers. If you’re looking for a friendly and creative person to chat with, feel free to message me.

Buletin

%d blogger menyukai ini: