Kadang ada saja proses yang berjalan dan tidak mau dimatikan dengan cara standar pada antarmuka pengguna. Sehingga proses ini mungkin perlu diterminasi dengan jalan yang lebih kejam. ‘Kill Pid‘ merupakan salah satu perintah yang paling sering digunakan oleh seorang newbie seperti saya saat bersentuhan dengan kompleksitas sistem operasi Linux/Unix.
‘Kill‘ sendiri merupakan sebuah perintah (command) yang bersifat universal pada hampir semua jenis shell, dan PID menunjukkan identitas sebuah proses yang sedang berjalan secara numerik. Jadi perintah ‘kill pid‘ adalah perintah untuk membunuh sebuah proses sesuai dengan identitas numeriknya.
Dalam pengalaman saya, ada beberapa proses yang sering tumpang tindih dalam menjalankan program di Linux. Misalnya antara automatic update dengan manual update. Ketika pembaruan otomatis berjalan di balik layar, maka pembaruan secara manual tidak bisa dijalankan karena proses dihalangi oleh pembaruan otomatis. Jadi jika saya ingin menjalankan pembaruan secara manual, maka proses pembaruan otomatis harus diterminasi terlebih dahulu.
Ada sebuah contoh kasus yang unik – mungkin karena saya tidak sepenuhnya paham. Baik dalam tampilan antarmuka pengguna maupun baris perintah ada sebuah proses yang berjalan sehingga proses lain tidak bisa dimulai, namun ketika ditelusuri melalui ‘system monitor‘ PID untuk proses itu tidak tampak sedang berjalan/dijalankan.
Pada contoh gambar di atas sebuah proses dengan ID 8749 sedang bekerja dan menghalangi pemasangan repositori melalui baris perintah. Maka untuk membunuh proses ini, saya menuliskan perintah:
sudo kill pid 8749
Walau kemudian tampil bahwa proses ID dinyatakan tidak valid, namun pasca perintah ini diberikan, permasalahan atau isu konflik sebelumnya sudah tidak ditemukan lagi. Tapi karena saya tidak begitu memahaminya, saya rasa tidak ada gunanya memikirkan hal ini terlalu keras (atau parahnya, saya-lah yang selama ini salah menggunakan command yang sesuai, he he).
Tinggalkan Balasan