Mengapa DISQUS?

Ada yang bertanya-tanya, mengapa memilih DISQUS dibandingkan sistem komentar pihak ketiga lainnya. Terus terang saya sudah mencoba setidaknya 3 sistem komentar sampai saat ini. Dari pengalaman penggunaannya, saya cenderung memilih DISQUS (dibaca seperti membaca discuss).

DISQUS secara garis besar memiliki 2 fitur utama, pertama adalah ‘profil’ dan yang kedua adalah ‘komentar’. Profil di sini seperti kita membuat profil pada jejaring sosial facebook, twitter, yahoo, dan lain sebagainya, hanya saya namanya profil disqus. Dan itu berarti seseorang tidak perlu memiliki blog, facebook, twitter dan lain sebagainya untuk membuat profil disqus, karena semua yang diperlukan adalah alamat surat elektronik (surel). Namun jika Anda memiliki blog, facebook, dan akun jejaring sosial lainnya, maka akun-akun tersebut dapat diintegrasikan ke dalam profil disqus (dan blognya boleh menggunakan alamat blog manapun).

Kedua adalah yang menjadi dasar dibangunnya DISQUS, yaitu ‘sistem komentar disqus’. Sistem ini adalah sistem komentar mesin blog yang bisa menggantikan sistem komentar utama/bawaan mesin blog. Sistem komentar ini bisa dipasang di beberapa mesin blog umum seperti Blogger/Blogspot, WordPress (self-hosted), tumblr, MovableType, TypePad secara otomatis, dan secara manual pada jenis CMS seperti Drupal, Joomla, Squarespace, Yola/SythaSite, DokuWiki, Storytlr, Sweetcron, Sandvox dan chi.mp. Jadi ada banyak sekali kemungkinan mesin situs yang bisa menggunakan DISQUS sebagai sistem komentarnya.

Ada beberapa alasan keuntungan mengapa orang memilih DISQUS, berikut adalah beberapa di antaranya:

  • Anda bisa menyesuaikan model komentar bergalur (threaded comment) atau yang tipe rata (flat) dengan tetap menyertakan alur diskusi dengan rapi. Bahkan bisa memaksa mesin blog yang tidak mendukung galur komentar untuk menampilkan komentar bergalur.
  • Meningkatkan interaksi sosial antara pemberi tanggapan, karena tidak menutup diri komunikasi antara penulis dan pengunjung saja.
  • Dapat memberikan tanggapan dengan menggunakan akun jejaring sosial seperti facebook, twitter, yahoo dan OpenID. Jadi tidak hanya narablog yang bisa berinteraksi dengan membuka potensi jejaring sosial yang dimiliki seorang pengguna internet.
  • Atau hanya memberi tanggapan sebagai tamu, masukkan nama & surel, maka itu sudah cukup. Namun jika Anda memiliki blog/website, bisa tambahkan sebagai kolom isian pilihan (optional) – tidak ditampilkan secara langsung.
  • Anda bisa menemukan, di mana saja seseorang meninggalkan tanggapan, termasuk blog yang lainnya. Sehingga menemukan topik-topik yang mungkin Anda dan orang tersebut memiliki kemiripan untuk didiskusikan (similar interest).
  • Bagi pemilik profil disqus, Anda bisa melanjutkan komunikasi, bertukar tanggapan, hanya melalui surel. Sehingga tidak perlu mengunjungi blog & tulisan terkait lagi, percakapan bisa berlanjut seperti balas membalas surat, namun tetap terdokumentasi dengan baik di blog tersebut sebagai tanggapan yang saling bersahutan. Tentu saja ini berarti pemilik blog juga tidak perlu bulak-balik membuka halaman blognya untuk membalas komentar, cukup via surel dan membalas setiap tanggapan yang ingin dibalas, bahkan bisa dilakukan sambil Anda potong rambut di salon dengan push email di ponsel anda!
  • Mendukung sebagian besar penanda HTML seperti code, pre, a, sup, strong, em, dan lain sebagainya, walau beberapa tidak didukung seperti misalnya del (lha, mengapa juga mencoret kalau bisa dihapus?).
  • Sistem keamanan yang unik, memiliki sistem keamanan tersendiri untuk serangan spam, dan juga dukungan komunitas untuk menandai tanggapan-tanggapan yang tidak santun/sesuai dengan tata krama. Tidak memerlukan CAPTCHA, jadi bagi yang tidak suka CAPTCHA tidak perlu khawatir. Dapat diintegrasikan dengan akismet langsung di dashboard disqus. Dan jika Anda suka dengan antispam lain, mengapa tidak? – saya masih menggunakan Antispam Bee di blog ini.
  • Pemasangannya mudah dan sederhana, integrasi ke dalam blog tidak memerlukan keterampilan sebagaimana seorang ahli markah. Cukup sontek caranya dari halaman panduan pemasangan.

Banyak situs besar menggunakan DISQUS sebagai mesin komentarnya, karena kesederhanaannya namun juga kelengkapannya dalam mewujudkan interaksi antara pengguna secara lebih sistematis. Dua blog Harvard misalnya, Tinjauan Bisnis Harvard (hbr .ORG) dan Blog Berita Harvard (thecrimson .COM) misalnya sudah menggunakan DISQUS. Karenanya juga DISQUS tidak hanya menyedot peminat dari kalangan narablog, namun juga portal berita kelas atas, walau mungkin di Indonesia belum ada yang tertarik menggunakan sistem komentar pihak ketiga. Ah, bayangkan saja misalnya kalau detik.com menggunakan DISQUS sebagai sarana memberi tanggapan, pasti akan tampak bedanya.

Tentu saja ada kekurangannya, dan tentu saja ada yang tidak menyukainya. Dan hal itu adalah wajar, semakin banyak kritik yang masuk, maka semakin baik pengembangannya ke depan.

54 tanggapan untuk “Mengapa DISQUS?”

  1. Tapi nggak SEO friendly karena komentar yang masuk berupa Java Script trus kesimpennya di server Disqus, jadinya nggak ke-index crawler google…

    Suka

    • Tergantung apakah komentar dipindahkan ke server kita juga atau tidak. Kalau diimpor ke blog kita juga, kan tetap diindeks Google. Karena saya kadang melihat kunjungan yang dirujuk dari server Disqus juga. CMIIW.

      Suka

    • saya masih belum yakin dengan disqus, tapi kalau dilihat kedepannya sepertinya cepat atau lambat disqus akan terindex google karena situs blog yang sering saya kunjungi kebanyakan sudah memakai disqus. dan yang paling penting itu hanya satu “content”. itu pesannya matt cutts.
      cmiw

      Suka

  2. Tidak jalan bagaimana? Saya cek bisa jalan kok Mas :).

    Memang agak lama munculnya, walau sudah pakai HSDPA, coba cek dengan pengukur kecepatan buka Web, mungkin ada markah lain yang menjadi beban mendahului Disqus.

    Suka

  3. Sepertinya tidak ada kendala tuh Mas 🙂

    Hanya saja memang waktu buka (loading) agak lama, mungkin terhalang dengan markah atau sintaks yang ada sebelumnya. Saya kurang paham kalau masalah ini.

    Suka

  4. Aku ga sengaja pasang disquss, eh kosong kelompong ga ada yang komentar,..mungkin ga bisa pasang url kali, makanya blogger jrg mau komentar, krn komentar sekaligus cari traffic.. Di disqus gimana caranya ya biar bisa pasang url??

    Suka

    • Wah, saya sudah lama ndak utak-atik Disqus. Yah, kalau dia terdaftar sebagai pengguna akun Disqus biasanya URL situs bisa disertakan. Atau mengizinkan guest comment tanpa perlu registered user, dulu cara ini bisa.

      Suka

  5. disqus lebih baik dari instansedebate, selain bisa backup komentar asli blogspot, selain itu loadingnya lebih cepet di banding instansedebate

    Suka

    • Kenapa trauma? Saya pasang dua-duanya di blogspot, tidak ada masalah,

      kecuali pas back-up dan sinkronisasi tidak pas, bisa jadi bermasalah.

      Suka

    • Prilude,
      Lebih baik itu dari persepsi saya lho, belum tentu orang lain. Sistem komentar mengikuti keperluan sebuah blog, jadi ya apa adanya.

      Suka

    • Bli Dani,

      Tidak juga, kalau di title biasanya ditulis huruf kapital menyerupai logonya, tapi belakangan ini saya baru sadar kalau di paragraf biasa ditulis hanya huruf awalnya saja yang pakai huruf kapital.

      Suka

  6. Bagi saya, masih lebih user friendly sistem komentar bawaan WP. Tapi saya hargai kalau mas Cahya lebih memilih sistem ini. Mungkin pertimbangannya lebih kepada demi menghalau spammer yach 🙂

    Suka

  7. kalo dipake di wordpress masuk ke database wordpressnya ga ya? kyk intensedebate gtu…. 😕

    pengen pasang buat memangkas besar database gtu kamsud saya… 🙂

    Suka

  8. Sejak beberapa kali mau berkomentar, ada beberapa hal yang perlu dilaporkan :
    1. Sudah dicoba beberapa kali, sulit mengirim komentar via HP yang biasa saya pakai, dibandingkan saat berkomentar sebelum ada disqus, saat itu lebih cepat dan praktis.
    2. Kirim komentar sebagai tamu (guest) via laptop, tidak bisa link langsung dengan blog.
    Kira-kira bagaimana solusinya. ya.. 🙂

    Suka

    • TuSuda,

      Ada beberapa hal yang memang menjadi kelemahan disqus.

      1. Untuk ponsel, sebaiknya menggunakan Opera Mini, versi terbaru saat ini adalah Opera Mini 5.1, saya sudah menyesuaikan dengan theme dari Crowd Favorites yang juga mendesain plugin Disqus untuk WordPress, tampilan pada Opera Mini 5 sudah lebih mudah. Tapi saya kurang tahu kalau yang menggunakan Opera Mini versi 4 ke bawah.

      Tidak semua peramban bergerak mendukung Disqus, ini sudah saya sampaikan ke pihak Disqus, dan tentu saja masih perlu pengembangan ke depannya.

      2. Dokter Putu, guest juga bisa menambahkan link ke alamat blognya. Pada awalnya memang hanya ada 2 kolom untuk memasukkan your email dan your name saja, tapi tetap di bawahnya ada tulisan: Optional: Link to your website, klik itu dan akan muncul satu kolom lagi untuk memasukkan alamat blog (your website).

      Suka

    • hhehe..baru saja saya berhasil menemukannya, pertama kali nulis komentar disini sempat bertanya2 dalamhati, kok ga ada link ke blog ya..hehe..ternyata masih ngumpet

      Suka

  9. hmm…jika saya baca alur komentar yang sudah ada begitu menarik sekali ya bli..berarti itu termasuk salah satu kelebihannya ya?..ckckc..mantaap. mau tanya bli..apakah tanggapan2 komentar yang masuk di balas hanya melalui surel?

    Suka

    • Mr,Kem,

      Tanggapan yang masuk bisa dibalas langsung via blog (kalau ada komputer saya lebih suka ini), dasbor WordPress, dasbor Disqus, atau via surel. Saya membalas via surel, jika sedang tidak didepan komputer tentunya, misalnya sedang jalan keluar, jadi balasnya bisa via ponsel.

      Suka

  10. Yeah, DISQUS is very good!

    Satu hal yang tidak saya suka adalah modal box untuk mengisi identitas. Tidak ramah untuk layar netbook. 😦

    Padahal sistem yang dulu lebih bagus…

    Suka

  11. Cahya,
    Apakah tulisan ini sudah dikonfrontasi dengan tulisan di Google yang berkata kunci 'disqus s*cks', yang kebanyakan menilai dari sisi admin?

    Suka

    • Bli Dani,

      Tentu saja sudah, dan lucunya, saya tidak mengalami apa yang mereka alami di sisi admin :).

      Ada beberapa blog yang secara acak saya baca, baik yang pro maupun kontra. Apa yang saya temukan, adalah lebih banyak orang suka dengan disqus, mereka yang kecewa biasanya mengalami galat serius karena teledor dalam menjalankan tahapan demi tahapan pemasangan dan/atau pencabutan sistem disqus, kadang terburu-buru sehingga aksi mereka menyebabkan gangguan komunikasi server.

      Jadi nanti akan betebaran ketidaksukaan karena kehilangan komentar lah, komentar tidak muncul lah, dan sebagainya. Jangan heran, saya juga pernah mengalaminya kok, tapi dengan menelusuri di mana letak kesalahannya, bukan berarti kita tidak bisa memperbaikinya.

      Bukannya pengguna Arch Linux juga punya prinsip yang sama? :D.

      Makanya, saya kembalikan seperti yang Bli Dani sering sampaikan. Apakah mereka yang menulis kekecewaan sudah membaca dokumentasi/wiki dengan seksama? He he… :D.

      Suka

  12. Aku baru tahu kelebihan2 DISQUS. Cuma sayang, ukuran font-nya terlalu kecil. Aku sudah nyoba utak-atik, belum menemukan formulanya. Apa harus merubah scriptnya ya?

    Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.