Kemarin saya sudah menulis sedikit “Alasan Menyukai Blogspot”, sekarang saya akan menulis sedikit tentang WordPress – salah satu mesin blog dengan komunitas super besar lainnya. Tentu yang saya maksud di sini adalah layanan gratisnya, atau yang berada di domain wordpress.com (disingkat wp.com).
WordPress adalah open source blogging software yang dikembangkan oleh automttic, sebuah startup yang dimulai sejak Agustus 2005. Selain WordPress, Automattic juga yang kini memegang layanan Gravatar – yang menyediakan foto-foto avatar untuk blog WordPress serta layanan pihak ketiga yang memanfaatkannya. Sistem komentar IntenseDebate juga merupakan karya mereka.
WordPress yang cukup besar sejak dulu sudah menjadi rival bagi Blogger dari Google. Pada awalnya menggunakan WordPress, saya kaget dengan dasbornya yang unik (tentu saja dalam makna yang berbeda sama sekali dengan Blogger). Ada dua hal yang baru dan cukup menarik bagi saya saat mencoba WordPress pertama kali, yaitu sistem halaman (page) yang terpisah dengan tulisan blog (post), yang lainnya adalah sistem menyembunyikan tulisan selengkapnya pada halaman muka atau indeks dengan tag readmore (walaupun kini Blogger sudah memiliki kedua fitur tersebut). Tentu saja dengan mesin WordPress terbaru saat ini, sudah ada banyak fitur baru seperti sistem custom menu misalnya. Dan saya rasa dasbor WordPress lebih informatif dibandingkan dengan Blogger.
Dasbor WordPress memberikan kesan ringan (light) diakses ketika itu, dan menu-menunya pun sangat mudah dipahami. Segala akses seperti melihat statistik, mengatur komentar/tanggapan (termasuk menangangi spam), menambah tulisan/halaman, melihat media, setelan blog semuanya bisa diatur hanya dengan sekali pandang di dasbor.
Yang menarik lainnya saat itu adalah, besar server yang diizinkan penggunaannya untuk media. Jika Blogger yang terintegrasi dengan Picasa (free account) hanya bisa menampung 1 GB media, maka WordPress mengizinkan hingga 3 GB media.
WordPress juga mengagetkan saat menghadirkan sistem komentar bergalur atau bersarang. Ini membuat diskusi lebih baik lagi, bahkan dengan sistem borang komentar asli bawaan WordPress saya rasa adalah yang paling baik di antara semua sistem komentar yang pernah saya cicipi. Sistem komentar juga lebih nyaman, jika Blogger mengandalkan CAPTCHA, maka WordPress menggunakan senjata sakti akismet yang juga besutan Automattic – dan tentunya lebih banyak orang yang memilih menggunakan antispam seperti akismet dibandingkan dengan CAPTCHA.
Sayangnya untuk komentar bersarang, jika kedalaman sarangnya terlalu banyak, maka bisa-bisa tampilannya justru tidak baik. Tapi jika tidak, mungkin alur diskusi tidak akan baik – apalagi setelah baru-baru ini WordPress menambahkan kutipan tanggapan yang dibalas pada surel pemberitahuan adanya tanggapan baru.
Meskipun dengan semboyan “code is poetry”, namun versi gratis WordPress tidak banyak mengizinkan akses ke ranah HTML ataupun CSS, sehingga hanya mengandalkan tema yang disediakan dan penyesuaian yang diizinkan dalam tema tersebut (misal custom header/background). Tentu saja pembatasan ini juga termasuk tidak menambahkan kode-kode iklan, atau yang bersifat komersial ke dalam blog (termasuk konten) – berbeda dengan Blogger yang mengizinkan penggunaan versi gratisnya untuk monetasi sepenuhnya.
Bagi yang suka menulis dengan bebas dan berinteraksi sosial secukupnya tanpa harus memikirkan semua hal tentang markah untuk desain blog, maka versi gratis WordPress adalah pilihan yang sangat baik.
WordPress juga terintegrasi dengan banyak jejaring sosial lainnya secara baik. Aslinya, akun WordPress akan langsung terintegrasi dengan layanan Gravatar, Akismet dan Intense Debate. Pun demikian ia dapat berjejaring dengan layanan lain seperti Facebook dan Twitter. Atau layanan video vimeo yang tampaknya lebih suka digunakan di WordPress sebagaimana YouTube lebih suka digunakan pada Blogger.
WordPress tidak sepenuhnya terpisah dari Google yang menjadi pemilik Blogger, dasbor WordPress juga menyediakan setelan untuk berbagai alat Web Master dari tiga mesin telusur utama: Google, Yahoo dan Bing. Artinya jika anda membuat sebuah halaman arsip, dan mengunggahnya ke alat-alat tersebut (sebagai peta situs), maka – konon – mesin telusur akan memberikan indeks yang lebih baik terhadap blog anda.
Apa seseorang tidak ingin membuat blog di domain WordPress? Tidak masalah, karena kita boleh hanya membuat akun saja tanpa harus membuat blog. Saya dulu menggunakan akun WordPress tanpa blog cukup lama, sebelum memutuskan membuat Daily Lhagima, untuk sekadar berkenalan dengan mesin blog ini. Akun bebas tanpa blog hanya sekadar penambah kelengkapan KTP Dunia Maya.
Dan terakhir, setelah belajar singkat dengan versi gratis, saya pun memilih membuat blog di domain sendiri dengan mesin blog WordPress – karena saya menyukainya.
Tinggalkan Balasan