30 Menit Dalam Jarak

Kami sama-sama sibuk, sama-sama berangkat pagi dan pulang dalam kelelahan. Kami sama-sama hobi bertengkar dan saling mengejek, hanya saja padanya saya tidak pernah & mungkin tidak akan pernah menang berargumentasi.

Malam kemarin saya menyempatkan waktu di sela-sela mengerjakan laporan yang mesti dilaporkan esok hari, agak jenuh juga karena lengan kiri saya masih tidak bisa digunakan walau sudah ditembak dengan pain killer dosis tinggi.

Dan bisa saya tebak, dia akan tertawa terbahak-bahak setelah mendengar karena kecerobahan saya sendiri sekarang tangan kiri saya mungkin tidak akan bisa digunakan dalam beberapa hari ke depan. Tapi saya rasa itu yang saya perlukan, karena suara itu lebih manjur dibandingkan obat pereda sakit yang manapun. Tapi sama sekali tidak mengenakkan di telinga.

Rasanya jarak yang jauh itu, entah terpisah beberapa daratan & perairan, saya rasa tidak akan begitu terasa dengan bantuan kecanggihan teknologi saat ini.

Tidak banyak yang memang bisa dibicarakan, paling seputar topik tentang pekerjaannya di kantor dan tugas saya di rumah sakit, tentang rencananya ke luar daerah pertengahan bulan nanti untuk urusan kantor atau tentang kejadian & perkembangan di lingkungan kami masing-masing. Hingga bagaimana konsep fotografi untuk pre wedding nantinya, ah, rasanya satu atau dua tahun lagi tidak akan terlalu lama jika mesti sesibuk ini setiap harinya.

Saya ingat salah satu senior bertanya kemarin siang, apakah Desember nanti saya tidak akan kembali. Saya belum yakin, karena satu lagi jadwal besar belum bisa saya tetapkan tanpa konsultasi ke bagian yang bersangkutan. Jika bulan depan semua jadwal bisa diisi, maka akhir tahun saya rasa ada waktu luang mengunjungi pemilik Moonarch yang baru.

Ah, saya tidak bisa memberikan kepastian padanya saat ini. Kami masih memiliki masing-masing hal yang harus difokuskan, dan setiap perjalanan panjang selalu dimulai dari sebuah langkah, kami rasa tidak baik jika tidak memperhatikan satu langkah kecil ini karena terlalu memandang jauh ke depan.

Dan bagi saya saat ini adalah bagaimana menyelesaikan tugas dengan baik, sementara lengan kiri ini juga tidak boleh dibiarkan menghambat terlalu lama – atau saya akan kembali ditertawakan lagi.

12 tanggapan untuk “30 Menit Dalam Jarak”

  1. Iya, sukses ya dengan segala tugasnya, dan semoga lekas sembuh juga…

    MAAF , baru sempat berkunjung balik.
    SALAM hangat dari Kendari… 🙂

    Suka

  2. Cara menceritakan tentang ‘dia’ renyah banget mas. Pasti spesial; Dinikmati aja suara tawanya mas, biar lekas sembuh, hehe,,salam hangat;

    Suka

  3. Semoga sukses untuk tugas-tugasnya, dan si tangan kiri cepat sembuh agar si tangan kanan kembali mendapatkan partnernya seperti sedia kala. 🙂

    Suka

  4. Nandini,
    Sepertinya sudah mulai membaik 🙂 – thanks.

    Asop,
    Makasih, belum bisa blogwalking nih, lagi kepepet di sana-sini.

    Mas Ganda,
    Ah, itu kan baru sepertinya :D.

    Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.