Istirahat Lagi

Ingin sekali rasanya menghela napas panjang. Sejak dua hari yang lalu, tubuh saya sudah merasa tidak seperti biasanya, seperti tidak ada tenaga sama sekali. Tapi dengan cueknya tetap melenggang sambil senyum-senyum bertugas ke rumah sakit, di bagian penyakit infeksi lagi, tapi karena memang ada target tugas yang harus dipenuhi.

Semalam saya merasa lebih aneh lagi, tidak biasanya perasaan mirip ‘angina’ ini menyerang, bahkan sampai 3 kali dalam 5 jam. Ini hanya terjadi jika tubuh saya melemah. Tapi masih saja cuek, dalam artian cukup percaya diri dengan tubuh sendiri.

Eh…, baru terbangun pagi ini saya menyadari, ada sesuatu yang salah, dan teramat fatal. Saya tidak suka bergantung dengan obat, tapi kondisi ini membuat saya segera memacu kendaraan melewati jalanan pagi yang masih sepi untuk segera ke apotek dan mendapatkan beberapa obat. This is bad, really bad! – dalam benak saya pikiran saya jadi simpang siur. Mumpung perjalanan penyakitnya belum parah, atau belum mencapai klimaks, saya memaksa diri untuk menyetok beberapa obat.

Akhirnya kembali ke rumah saya pun langsung menghubungi chief dan berkata saya tidak bisa datang ke rumah sakit hari ini. Walau bisa sebenarnya, tapi gila saja melenggang dengan kondisi badan yang turun drastis dan berpotensi jadi media kultur banyak kuman (walah), apalagi turut serta membiakkan dan menyebarkan kuman di rumah sakit – ndak legeartis rasanya.

Semoga minggu depan atau dua tiga hari ke depan paling cepat, kondisi saya sudah membaik. Sepertinya Bhyllabus juga akan ditinggalkan lagi sementara waktu, sampai kondisi saya membaik, sekarang mesti menjalani terapi per 4 jam dulu – ah, sesekali merasakan kehidupan jadi pasien sendiri. Tapi begitu memandang beberapa buku teks, rasanya mau tidak mau, masih harus membaca sembari bed rest, hah….

19 tanggapan untuk “Istirahat Lagi”

  1. Mas Is,
    Ya ya…, begitulah :D.

    Mas Pushandaka,
    Ini sudah baikan Mas, saya ambil istirahat awal sebagai tindakan preventif agar tidak manifestasi sakit yang sebenarnya 🙂 – terima kasih Mas.

    Pak Sugeng,
    Terima kasih Pak. Kalau di rumah sakit umum pusat, ada banyak dokter jadi ndak perlu khawatir :D.

    Pak Aldy,
    Wah, saya bukan tipe yang suka memaksakan diri Pak. He he…, pendampingnya kapan-kapan saja kalau sudah benar-benar bisa mandiri dulu 😀 – terima kasih Pak :).

    Guilin,
    Bukan tifoid kok, makasih ya :).

    Itik Bali,
    Ha ha…, ini sudah baikan, mungkin bisa menulis lagi besok. Thanks :).

    Suka

  2. Wah sakit yang dok, semoga lekas sembuh aja karena masih banyak pasien yang membutuhkan pertolongan nya 😛
    Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

    Suka

  3. Yah, kalau dokternya sakit, bagaimana donk dengan pasiennya? Ayo Pak Dokter, jangan cuma bisa menasehati masyarakat untuk menjaga kesehatan, tapi juga harus mengamalkannya di kehidupan sehari-hari. 🙂

    Semoga lekas sembuh..

    Suka

  4. TuSuda,
    Terima kasih Dokter Putu, semoga deh baikan, kali ini fokus ke self therapy dulu, kalau sudah baikan pasti saya muncul lagi, toh masih ada publikasi tulisan terjadwal :D.

    Zee,
    I am not yet a medical doctor. Terima kasih, doakan ya 🙂

    Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.