Dalam tulisannya yang berjudul “Diskusi via Kolom Komentar Blog, Sudahkah Membudaya di Indonesia?”, Narablog Iskandaria membuat saya merenungkan kembali sesuatu yang de’ javu, untuk apa sih kolom tanggapan itu ada pada sebuah blog?
Sebenarnya saya pernah menulis serupa dengan judul “Mengelola Langgan Komentar Blog”. Saya rasa sebenarnya kolom tanggapan adalah sesuatu yang baik untuk memperkaya konten, karena bagaimana pun saya sendiri merasakan, sebuah tulisan tidak akan pernah selalu sempurna dan sepenuhnya informatif, maka kesempatan memperkaya dan melengkapi konten blog adalah melalui sistem komentar.
Tidak ada panduan resmi & baku tentang bagaimana sih diskusi yang baik di sebuah blog itu. Tapi tentu saja kita memiliki abstraksi dalam benak kita masing-masing, bagaimana sih diskusi yang baik itu. Tapi tentu saja karena abstraksi ini dapat beragam bagi masing-masing individu, ada baiknya narablog menetapkan sebuah konsep diskusi pada blognya. Dan itu ya terserah masing-masing narablog bagaimana mengonsepkannya.
Saya rasa – sebagaimana yang kita ketahui bersama – bahwa adanya jalur komunikasi yang baik adalah syarat utama diskusi dapat berjalan dengan baik. Ketika seseorang memberikan “lemparan pertama” dalam kolom komentar, maka agar diskusi bisa berjalan dengan baik, dia berhak tahu bahwa ada tanggapan baru yang masuk jika “lemparannya” mendapatkan respons dari yang lainnya.
Berlangganan tanggapan adalah salah satu metode yang digunakan untuk memberikan pemberitahuan pada si pemberi tanggapan bahwa ada tanggapan baru untuk tanggapannya. Misalnya pengguna klien WordPress bisa menggunakan pengaya “Comment Reply Notification”, terutama bagi mereka yang menggunakan sistem komentar bersarang dengan jumlah pengomentar yang banyak tiap tulisannya, ini akan sangat bagus.
Sedangkan bagi mereka yang tidak menerapkan sistem komentar bersarang/bergalur, kondisi ini kadang membuat langganan seluruh isi diskusi adalah pilihan yang baik (jika jumlah komentar tidak terlalu banyak, dan memang berisi dengan diskusi yang bermakna). Maka perpaduan antara pengaya “subscribe to comment reloaded” dan “marctv reply button” (atau theme yang dibangun dengan konsep serupa) adalah pilihan yang baik dalam menyusun tatanan komentar dalam urutan kronologis yang baik.
Beberapa narablog menerapkan moderasi penuh pada blognya, ini bukan sekadar untuk mencegah spam atau komentar tidak diinginkan pada tulisannya, namun juga mencegah distraksi (pengalihan perhatian) terhadap tanggapan sebelumnya. Biasanya pada blog yang memiliki sejumlah pembaca setia (pelanggan), saat sebuah tulisan dipublikasikan, maka tanggapan akan datang berjubel pada saat-saat yang berdekatan. Untuk mendapatkan tanggapan yang “murni” terhadap tulisannya, narablog akan memoderasi tanggapan sebelum semua dimunculkan secara bersamaan. Jika tidak, ada kemungkinan sebuah tanggapan hanya mengekor tanggapan sebelumnya padahal belum tentu paham apa isi tulisan.
Satu hal yang menurut saya agaknya kurang pas dalam mengelola diskusi adalah di mana moderator/admin justru membalas tanggapan dengan sebuah kutipan (atau sejenisnya) tepat pada kolom tanggapan yang sama, artinya tanggapan disunting dan ditambahkan balasannya. Mungkin akan tampil apik (dan tampaknya ada banyak orang yang suka), tapi entah kenapa saya melihat ini mematikan diskusi. Misalnya ketika saya sudah memilih berlangganan komentar selanjutnya, tapi saya hanya melihat tanggapan baru saja, sedangkan pertanyaan saya tidak dibilas. Ketika mengunjungi halaman tersebut, ternyata rata-rata tanggapan sudah dijawab, namun dengan kutipan, sehingga saya sama sekali tidak pernah menerima balasan tersebut di kotak surel saya.
Tidak hanya dari sisi admin atau moderator itu sendiri, namun dari sisi pengomentar juga selayaknya membantu diskusi yang baik. Misalnya pemberi tanggapan selayaknya menjadi pembaca yang baik, sehingga tanggapan tidak terkesan asal “ngabsen”. Memberikan jati diri (identitas) yang wajar dan dapat dipertanggungjawabkan, sehingga bisa diketahui siapakah yang memberikan tanggapan. Anonim sebenarnya tidak masalah, tapi mengapakah Anda tidak berani tampil sebagai diri anda sendiri? Dan tentu saja beberapa hal yang masih kontroversi, seperti menggunakan kolom tanggapan untuk meminta backlink dan kunjungan balik – ha ha…, saya sendiri merasa itu bukan fungsi borang tanggapan. Silakan hubungi pemilik blog secara personal untuk urusan seperti itu, tidak etislah mengganggu diskusi yang sedang berlangsung dengan konten tanggapan seperti itu, dan kasihan juga nanti admin blog jadi serba salah.
Jika Anda ingin diskusi yang baik di blog, saya rasa memerlukan memang kesediaan admin blog guna menyediakan sistem diskusi yang baik, dan harus berani tegas memangkas semua tanggapan yang akan merusak tatanan diskusi – tidak boleh ada nopetisme atau tebang pilih. Jika admin tidak tegas, saya rasa pembaca pun akan enggan urun pendapat, atau sekadar memberi pendapat kemudian tidak akan mengikuti diskusi blog selanjutnya, karena terlalu (lebih) banyak tanggapan yang tidak ia perlukan, bahkan tidak sesuai dengan topik bahasan.
Nah para pembaca yang hendak berdiskusi juga demikian. Diskusikan sesuatu secara wajar dengan cara yang santun. Masukan, pendapat, pertanyaan dan sanggahan pun bisa disampaikan secara apik. Jika saya sendiri lebih suka pendapat yang disampaikan dalam bahasa Indonesia yang baik, karena kadang tidak bisa menangkap secara utuh jika disampaikan dengan bahasa gaul anak muda zaman sekarang – maklum rambut sudah beruban – apalagi jika disingkat ala pesan singkat di ponsel, apakah menyingkat selalu lebih baik? Anda membuat orang seperti saya membaca lebih lama daripada membaca tulisan yang tidak disingkat, apalagi ditambah tidak juga mengerti setelahnya.
Kadang ada tulisan-tulisan yang membuat saya tidak bisa berkata-kata, seperti puisi, karya sastra, fotografi, portofolio dan lain sebagainya – it just makes me speechless – maka daripada saya mengganggu diskusi dengan komentar cuma sekadar bilang saya suka, saya pun memilih meng-klik tombol “like” jika disediakan oleh admin blog.
Intinya, jika admin menyediakan sarana diskusi yang baik, moderator memantau dan mengatur jalannya diskusi dengan apik, serta para pembaca yang memang bersungguh memberikan urun pendapat secara santun, saya kira sebuah diskusi yang baik bisa tercipta di blog manapun, meski hanya satu atau dua percakapan saja. Karena kuantitas bukanlah segala-galanya.
Diskusi blog yang baik merupakan bagian dari implementasi Internet Sehat bagi masyarakat kita. Dan saya rasa kita tidak memiliki alasan untuk tidak mendukungnya.
Tinggalkan Balasan