Dagelan Indosat M2 (Bag. 2)

Pagi ini pushmail saya berdering, saya kira siapa yang mengirim surel pagi-pagi. Oh ternyata dari pihak IM2, isinya bahwa status akun pasca bayar saya sedang inactive. Lalu saya mengirim surat elektronik ke Costumer Care IM2 menanyakan alasan (dasar) mengapa akun saya yang baru sekitar 2 minggu aktif di bulan pertamanya menjadi inactive.

Sebuah jawaban datang berselang beberapa jam kemudian. Alasan akun saya saya diblok adalah karena ada tunggakan tagihan yang masih belum dibayar, dan mesti dibayar sebelum tanggal 25 bulan ini. Saya tentu saja agak kaget mendengarkan penjelasan ini.

Saya memang meminta berlangganan akhir bulan lalu untuk program pasca bayar, dan semua masalah keuangan & bayar membayara sudah dibereskan saat itu. Sebagaimana yang saya ceritakan dalam Dagelan Indosat M2 bagian pertama, saya menunggu seminggu – sebelum saya akhirnya bertanya langsung pada WOC IM2 terdekat mengapa akun saya belum aktif – akhirnya barulah akun saya aktif tanggal 4 kemarin.

Nah, paket awal akun kan pakai Prime Hybrid, kecepatan tinggi dalam akses hanya saja jatahnya hanya 700 MB. Karena saya banyak melakukan update pada Linux kemarin, 700 MB itu pun habis, sehingga saya melakukan top-up lagi secara manual, sesuai aturan paket Hybrid. Karena paket unlimited baru katanya akan hadir pada bulan kedua. Ini sendiri sepertinya bagi saya kebijakan yang agak aneh, mengapa tidak pakai unlimited sejak awal aktivasi.

Nah, berselang sekitar seminggu. Pagi ini saya mendapatkan surel itu. Dan benar saja Prime Eco saya tidak bisa melakukan dial-up dan tersambung di pagi buta itu.

Nah, kembali ke balasan surel dari pihak IM2. Saya terus terang agak kaget juga, karena berikut adalah percakapan saya dengan pihak IM2.

Ini surel pertama yang saya kirim:

Yth. ecare IM2

Saya hendak bertanya, mengapa akun saya mengalami deaktivasi?

Nah, singkat padat dan jelas bukan? Karena saya sudah menyertakan attachment pemberitahuan dari IM2 sendiri. Lalu berikut adalah surel balasannya:

Selamat pagi Bapak Cahya,

Kami memahami pertanyaan yang Bapak sampaikan mengenai mengapa akun yang Bapak miliki dalam keadaan terblokir, dapat kami informasikan bahwa Bapak memiliki tagihan sejumlah Rp

Kami sarankan agar dilakukan pembayaran tersebut, dan sebagai informasi tambahan sebaiknya pembayaran dilakukan sebelum tanggal jatuh tempo berakhir di tanggal 25 setiap bulan.

Semoga informasi status akun terblokir yang kami sampaikan dapat bermanfaat bagi Bapak.

Nah, surel inilah yang membuat saya kaget. Lalu saya membalas dengan sedikit terburu-buru karena jam sibuk sudah dimulai, berikut tanggapan saya:

Saya harap di sini tidak ada kesalahan pahaman. Saya pelanggan Prime Eco bulan pertama. Dan sesuai ketentuan yang saya dapatkan dari WOC IM2. Bulan pertama adalah paket Hybrid sebelum bulan kedua jadi paket unlimited.

Saya sudah membayar penuh untuk paket bulan pertama akhir Desember lalu, dan mendapatkan paket Hybrid dengan kuota 700 MB. Jatah itu sudah habis beberapa hari yang lalu, dan sesuai ketentuan paket Hybrid, maka saya melakukan Top Up isi ulang.

Saya sudah melakukan Top Up isi ulang untuk akun Hybrid ini senilai Rp xxx.xxx,00 dan saya masih memiliki sisa akses lebih 700 MB untuk bulan pertama ini hasil dari Top Up tersebut.

Sedangkan tagihan kan tidak mungkin muncul Pak, karena ini bulan pertama, sedangkan saya sudah membayar lunas. Kecuali tagihan untuk bulan kedua tentu saja ini belum waktunya. Saya juga sudah mengecek bagian invoice dan di sana memang belum ada tagihan sama sekali. Kalau saya diminta pembayaran sekarang, kan namanya pra bayar dong Pak bukan pasca bayar.

Mohon penjelasan tentang masalah ini. Karena dari sisi aspek legal formal, akun saya tidak seharusnya ditutup karena belum membayar tagihan yang tidak ada.

Jika memang ada tagihan, saya ingin bisa melihat alamat URL yang bisa saya akses untuk melihat tagihan itu.

Terima kasih banyak, dan mohon penjelasan terperincinya.

Surat tanggapan saya di atas memang sedikit berantakan, tapi saya usahakan menyusun poin-poin pentingnya saja. Tidak mungkin juga saya menulis panjang lebar di ponsel kecil saya. Saya hanya berpikir, jika ada masalah, saya sudah tidak ada waktu untuk mengurusnya. Jadi biarkan saja begini dulu, tergantung bagaimana jawaban balik dari pihak IM2 nantinya.

Lalu siang ini saya baru sempat mengecek lagi. Rupanya ada dua surel baru masuk ke push mail saya. Satunya dari pihak Costumer Care IM2, yang menyatakan bahwa akan mengecek status akun saya. Yang lainnya adalah dari notifikasi akun IM2 yang menyatakan bahwa akun saya sudah aktif.

Setelah saya coba koneksi ternyata bisa. Ah, saya benar tidak tahu apa yang sedang terjadi. Ini kan benar-benar sesuatu yang tidak perlu dan membuang-membuang tenaga. Benar-benar seperti dagelan saja.

Ini membuat saya teringat rumor kasus para pelanggan telepon rumah di Bali di salah satu kampung. Biasanya telepon rumah A mati, setelah komplain, maka teleponnya nyambung lagi, tapi giliran di rumah si R mati, lalu di R komplain dan teleponnya aktif, tapi di rumah si Z yang mati line-nya. Lalu tersebar rumor bahwa karena memang telkom sengaja menggilir lines telepon yang tersedia karena memang jumlah pelanggan melebihi jumlah sumber daya jalur yang tersedia, kadang pelanggan istimewa seperti pemilik warnet didahulukan – lalu pelanggan rumah jadi korbannya. Makanya sekarang jika line putus di kampung itu, mereka akan membiarkannya saja, karena sudah terlalu lelah mengurus.

Ya, semoga saja ini hanya kesalahan teknis semata. Saya terlalu sibuk untuk menanyakan detailnya mengapa bisa demikian, dan jika-pun saya tanyakan, belum tentu jawabannya akan masuk akal. Rasanya jadi terbiasa hidup di negeri yang agak aneh ini.

  Copyright secured by Digiprove © 2011 Cahya Legawa

14 tanggapan untuk “Dagelan Indosat M2 (Bag. 2)”

  1. saya pernah punya masalah dengan indosat, saat saya masih menggunakan starone itu , tagihan saya membengkak hingga 1,2 juta, ketika saya konfirmasikan mereka tetap mengharuskan saya membayar segitu, padahal saya sadar betul tidak ada pemakaian saya seperti itu, orang flexi saya saja gak pernah lebih dari 100 ribu , tapi saya mengalah daripada capek ribut saya bayar dan saya akhiri hubungan dengan indosat apapun namanya

    hehehhe jadi curcol nih 😀

    Suka

  2. Pak… aku baru mulai saja sudah repot ni… regirstasi/aktivasi im2 paket asik via web, kok dijawab castm id sudah didaftarkan. Padahal cuma dapat im2 bonus pas beli laptop Pak. Wah, terpaksa harus ikut ngantri di Urip Sumohardjo juga ya…

    Suka

  3. Pernah saya baca sebuah ulasan di Majalah tentang HP, (kayaknya komentar dejavu), si chief majalah tersebut bercerita bahwa iklan provider telekomunikasi terlalu gembar-gembor, sementara layanannya sebenarnya masih parah. sering pula konsumen yang dirugikan.

    Suka

    • Mas Ganda,
      Ingin bertanya-tanya, sebenarnya kalau masalah teknologi telekomunikasi amburadul begini, boleh ndak sih protes sama Depkominfo :D.

      Suka

    • Nargh! Saya sendiri kurang tahu masalah hukum negara ini. Gak tahu dah UU mengenai provider telekomunikasi diatur dimana dan ditangani oleh siapa. Mungkin bisa di coba bli. Atau lapor ke menteri "Tifatul Sembiring"?? Ah, dia juga gak recomended, orang pemerintahan senengnya memutar-mutar orang.

      Suka

    • Mas Ganda,
      Tidak jarang sistem/jaringan Internet jadi olok-olokan teman-teman saya yang dari luar negeri. Ha ha…, agak gimana juga, padahal Internet kan bisa jadi backbone informasi. Bayangkan saja jika akses Internet murah dan terjangkau serta tentu saja berkualitas, berapa usaha kecil menengah akan digenjot, banyak sekali, tentu saja pendidikan Internet juga ditambah.

      Temen-temen saya di Bali Blogger sempat mengeluh, bahwa pemerintah tidak sempat mengurus pendidikan Internet yang baik bagi masyarakat, sering kali lembaga swadaya, LSM, atau komunitas netter yang turun memberi penyeluhan dan pelatihan Internet gratis. Tapi ujung-ujung mau ngasih pelatihan, pas peminatnya banyak, misalnya anak sekolahan, eh di sekolah mereka jaringan Internet ndak mencukupi, lelet, putus-putus dan sebagainyalah. Coba sekarang pas urusan blok-blokan, ala isu mau mengeblok jaringan Blackberry kemarin, pasti langsung koar-koar. Lha wong ISP lokal saja belum sanggup ngeblok konten pornografi, sudah nuntut provider luar.

      Saya sedih, kalau pemerintah saya cuma bisanya begitu, blok konten pornografi dan lain sebagainya. Tapi jaringan tidak diperbaiki, dan pendidikan Internet sehat tidak digalakkan. Mungkin netter seperti saya sudah sedih, terus capek lagi, ndak tahu mesti bagaimana.

      Suka

  4. Simpel kok, bawa saja modemnya keunit layanan terdekat, perhatikan siapa diatara mereka yang ngomongnya 'rada sok', lempar kan saja modem itu kewajahnya, upayakan masuk dalam mulut 😀

    Suka

    • Itu lah makanya (dalam masalah modem) aku ga mau make pasca bayar.

      @Pak aldy

      Kena darah tinggi ya pak? 🙂

      Suka

    • +++++++10000000000….. Hahahaha… Jempol tak terhingga untuk komentar ini.

      Kalau boleh, bungkus modem dengan kotak bawaan modem. Namun isikan juga batu kerikil kedalam kotak sampai penuh. Nah, setelahnya terserah bagian mana yang dibuat babak belur. wkkwkwkwkwkw

      Suka

  5. Wahahaha, Bli, itu sudah bukan rahasia lagi. Kalau rumah saya yang jadi korban adalah aliran listrik. Resiko dekat dengan Kawasan Industri, ketika industri butuh tambahan supply listrik, listrik rumah tangga di sekitarnya dicolong.

    Kalau saya komplen telpon ke PLN, barulah dinyalain setelah setengah saya ancam, hahaha…

    Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.