Modem 3G yang Menggemaskan

Sebagaimana yang saya kisahkan sebelumnya dalam “Membuat Koneksi Huawei E220 Jadi Stabil”, meski berhasil melakukan stabilisasi yang lebih lama, namun selang beberapa puluh menit, koneksi akan terputus sebab modem ter-unplug dengan sendirinya. Jika untuk berselancar di dunia maya sih saya rasa ini sangat mencukupi, tapi jika untuk mengunduh berkas dalam porsi besar dan perlu waktu lama, mungkin akan memberikan beberapa masalah.

Saya sempat berpikir untuk melepas modem ini, namun selalu saya urungkan meski kisaran harga bekas pakainya di pasaran masih berkisar $ 30 – $ 50 di pasaran, yang menjadikannya setara dengan harga modem 3G keluaran baru, apalagi karena modem lawas ini masih bisa sampai koneksi 3,5G.

Seperti barang yang melegenda, saya belum ingin melepasnya. Ya, mungkin karena dia modem 3G yang menggemaskan. Tidak ada lagi modem yang bentuknya serupa dengan si “chubby” yang satu ini. Dan konektivitasnya juga masih sangat dapat dihandalkan.

Modem USB Huawei E220 3G

Masalahnya hanya pada keisengannya yang kadang unplug sendiri. Dari penelusuran saya di forum Huawei ini, penyebabnya adalah masalah pada kabel konektivitas (USB) yang digunakan, tampaknya jika ada aliran listrik yang tidak stabil dari mesin/komputer, menyebabkan sejenis “reset” pada kondisi modem. Jika Anda tidak tahan dengan hal ini, silakan coba cara saya sebelumnya, atau membuatkan tambalan perbaikan elektrik ala yang disarankan di forum tersebut.

Koneksi menggunakan IM2 memang hanya untuk mereka yang penyabar. Tapi meski di jalur sibuk dan padat akses seperti Jalan Kaliurang, modem ini masih dapat bersaing untuk mendapatkan jaringan sehingga tidak mengganggu kenyamanan berselancar.

Tes Kecepatan IM2

Nah, memang tidak terlalu cepat sih, tapi lumayan-lah. Kalau sekadar membuka halaman jurnal, artikel dan blog, serta jejaring sosial, atau menggunggah foto ke flickr dan berbalas surel.

17 tanggapan untuk “Modem 3G yang Menggemaskan”

    • Andhy, yah itu dia, kadang untung kadang buntung, masalah kalau sudah mau terhubung ke Internet tapi kemudian putus, biasanya tidak ada garansi untuk itu bagi para pembelinya :).

      Suka

  1. Memang klo dari segi design lebih simple Mini yah … tapi bener besar itu menggambarkan kekokohan. saya liat di toko komputer teman saya ada model yang gede persis kayak gitu

    jangan panggil mas donk … hehehe saya masih muda lho …

    Suka

    • Mas Imam, kalau dibandingkan modem-modem saat ini, ukurannya sudah lebih mini semua. Memang tidak nyaman sih kalau modem-nya besar, tapi malah terkesan lebih kokoh :D.

      Suka

    • MAs Hendro, saya rasa juga bisa demikian. Tapi kalau sudah bisa tahan lebih dari sejam saja kan sebenarnya sudah lumayan buat Internetan dalam sehari :). Jadi saya tidak terlalu masalah dengan penyakitnya itu.

      Suka

  2. pake siera lupa seri berapa tapi yang keluaran lama,lumayan kenceng mas pake telkom flash,dibandingin dengan modem huawei kalah jauh tuh huawei..salam kenal ya,seneng bisa mampir ke blog ini.

    Suka

    • Saya sih utamanya pakai MOBI CDMA karena lebih kenceng daripada IM2 dan lebih stabil, tapi ada beberapa hal yang saya perlu IM2 karena sifat jaringan GSM/HSDPA-nya :). Ha ha…, saya cuma pernah dengar saja tentang wajanbolic tapi ndak pernah kepikiran sampai memanfaatnya.

      Suka

    • Fandi, bener banget 😀 – saya karena tidak tahu modem apa lagi yang sekelas (berat) dengan E220 jadinya masih belum cari pengganti :).

      Suka

    • Pak Jarwadi, saya rasa sih itu untung-untungan saja kalau masalah jaringan, mungkin di sini malah telkomsel flash yang lebih kenceng :).

      Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.