Windows XP Menuju Tiang Gantungan

Masa hidup Windows XP sudah tidak lama lagi, tapi sebenarnya menurut saya pribadi masih cukup lama, yaitu hingga April 2014. Namun faktanya, Microsoft telah merilis “Windows XP End of Support Countdown” yang berupa perkakas bilah sisi pada Windows Vista & 7 – yang membuat saya juga bertanya-tanya, mengapa tidak dibuatkan pada Windows XP saja.

Hal ini semakin menegaskan bahwa Microsoft memang tidak berniat menarik ulur lagi perpanjangan waktu dukungan untuk Windows XP. Jadi bagi para pengguna Windows XP, maka dalam beberapa tahun lagi, sistem operasi tersebut akan benar-benar berakhir di tiang gantungan. Meski demikian, Windows XP yang diintegrasikan pada seri Windows 7 Ultimate kemungkinan akan masih ada.

Sidebar Gadget

Perkakas untuk bilah sisi ini bisa diunduh dari Microsoft (pranala unduh), namun syaratnya adalah menggunakan alat validasi Windows Genuine Advantage .

WGA

Sebenarnya Windows XP adalah sistem operasi yang baik, meski pada awal terbitnya seperti di tahun 2003 ketika saya menggunakannya, banyak yang mencemooh dengan anggapan tidak stabil dan Windows 98 saat itu adalah yang terbaik. Hal yang sama terjadi pada Vista, tapi saya rasa itu hanya skeptisme saja, karena toh saya selama saya menggunakannya semua baik-baik saja.

Saya sendiri kadang masih sesekali menengok Windows XP, meski saya tidak memiliki sistem operasi ini terpasang pada boot loader, tapi saya memilikinya di ruang virtual. Kadang hanya untuk melihat susunan menu lawas ketika ada yang bertanya tentang masalah pada Windows XP, misalnya saat memandu navigasi mencari device manager via sms, kan lucu kalau yang memberi navigasi tidak tahu persis lokasinya di mana.

XP on VirtualBox

Pratampil di atas adalah Windows XP SP3 yang saya jalankan melalui VirtualBox pada Ubuntu 11.04 (Natty). Saya sempat bingung mencari kopi Windows XP yang dulu saya punya untuk notebook lawas (yang telah tiada), untung saja The Pirate Bay punya banyak kopiannya, ha ha…, kalau melihatnya, saya malah ingin memainkan Final Fantasy VIII lagi seperti zaman dulu.

Penjualan Windows XP sudah dihentikan semenjak tahun lalu, jadi jika Anda berencana membeli notebook atau komputer baru dengan Windows XP terpasang di dalamnya, sebaiknya Anda kaji ulang rencana tersebut lagi. Apalagi jika ada yang menawarkan untuk itu, cukup katakan, “No, thanks” saja.

Jika ingin memilih komputer dengan Windows, sebaiknya pilih yang terpasang Windows 7 saat ini sebagai edisi terbaru, jika tahun depan mungkin akan jadi Windows 8. Dan pastikan genuine, jika tidak ingin mendapatkan banyak masalah nantinya. Toh ada banyak keuntungan memiliki Windows Genuine, misalnya bisa mengunduh kertas dinding nan cantik seperti gambar di bawah ini:

Windows Wallpaper

Jika Anda masih menggunakan Windows XP saat ini, mungkin Anda bisa mulai berencana menabung untuk mengganti sistem anda ketika saatnya tiba nanti. Tahun ini Windows XP akan genap berusia 10 tahun (sejak dirilis Oktober 2001), dan mungkin akan meninggalkan dunia fana ini dalam 1082 hari lagi, silakan mulai menghitung mundur.

Silakan apakah Anda akan memutuskan untuk tetap bertahan dengan Windows, yang berarti setidaknya Anda perlu menabung Rp 1.000,00 per hari mulai saat ini untuk bisa membeli lisensi Windows Genuine dalam 1000 hari lagi. Jika Anda merasa itu terlalu mahal, ya sebagai alternatif, silakan beralih ke open source.

25 tanggapan untuk “Windows XP Menuju Tiang Gantungan”

  1. Sejauh Windows XP dan PC yang digunakan tidak terhubung dengan dunia maya, saya rasa tidak terlalu masalah. Apalagi kalo aktifitasnya hanya sebatas office processing seperti halnya kebanyakan pemda.

    Jika tahun 2004 lalu saat saya baru masuk menjadi PNS, standar windows yang berlaku adalah rilis 98, sedang XP masih dianggap berat dan mahal. tapi sepertinya kini sudah bakalan beralih. Untuk pc ecek"mungkin saja bakalan menstandarkan XP sebagai basisnya. hehehe…

    Suka

    • Office processing? Kini Linux jauh lebih baik menurut saya pribadi dibandingkan XP :lol:. Sebenarnya komputer untuk menjalankan XP, Vista dan 7 spesifikasinya ndak jauh, satu biji-nya paling 3 juta sudah dapat komputer dengan layar datar dan Windows 7 Genuine, tapi kalau PEMDA bilang ndak sanggup beli, takutnya itu karena dianggarannya mengembung buat harga komputer.

      Suka

  2. Melihat kegetolan Mas Cahya memakai Linux sy jadi ingat kisah menteri yang membuat kebijakan semua instansi pemerintah harus menggunakan piranti legal. Kacaunya, ada instansi yang menerjemahkan kata legal tadi sejajar dengan gratis. Akhirnya muncul surat migrasi piranti ke OS gratis. Masalah terletak pada kelanjutan kerja pegawai. Piranti2 khusus yang dipakai pegawai untuk menjalankan fungsinya tidak dijamin (disediakan) oleh instansi. Padahal piranti tersebut tidak gratis. Instansi tersebut curang karena jika kedapatan ada pegawai yang memakai piranti ilegal akan dikenakan sanksi.

    Suka

    • febriosw, saya hanya berinvestasi di open source Mas :), apalagi karena saya mudah lupa, jadi mencatatkan euforia saya dalam ber-open source mungkin bisa membantu saya melanjutkan investasi ini :D.

      Piranti legal tidak mesti Linux kan? Kalau gratis juga ndak mesti Linux, karena Windows OEM juga dipaket gratis sama notebook atau PC baru :). Tapi gratis tentunya tidak sama dengan ilegal (bajakan), kecuali kita menganut pahamnya "The Pirate Bay", he he :D. Kebijakan open source kan hanya untuk memangkas biaya pemeliharaan teknologi komputerisasi, kalau memang tugas atau fungsi instasi memang memerlukan produk proprietary, ya itu sudah risiko namanya – maksudnya risiko mesti membeli lisensinya (termasuk memperbarui jika perlu) :).

      Suka

    • Sayangnya instansi yang sy ceritakan tidak mau membeli lisensi itu. Pegawai secara tidak langsung disuruh mengurus diri sendiri untuk tugas dari instansi tersebut.

      Suka

    • febriosw, kalau aturannya kan pemeliharaan sumber daya teknologi itu bagian dari anggaran tahunan yang seharusnya sudah dibukukan. Kalau tiba-tiba menyuruh pegawai, jangan-jangan anggarannya digelapkan, he he…, lirik-lirik KPK 🙂 – tapi kalau tidak ada anggaran, rasanya itu sih ndak mungkin juga, pakai mesin tik saja deh, karena kalau ada kasus tentang HAKI, kasihan kan pegawainya jadi ikut terseret-seret juga.

      Suka

  3. saya dulu memakai windows xp cukup lama, tetapi sekarang sudah tidak ada lagi windows xp di komputer2 saya, ada satu komputer windows 7 yg masih saya pakai 😉

    Suka

  4. Hahaha. Saya harus siap-siap nih. Mana optic CD rom saya lagi nggak berfungsi (buat install Windows 7). Oya, di kampus tempat saya kuliah sekarang, OS default di seluruh Lab-nya masih XP, walaupun ada juga terpasang Ubuntu sebagai OS alternatif. Pihak yayasan kampus sepertinya harus mengeluarkan banyak dana buat upgrade ke Windows 7. Hitung aja satu kompi berapa duitnya 🙂

    Tapi sebagian besar mata kuliah pemrograman masih berbasiskan Windows. Mungkin itu yang jadi masalah (soal kompatibilitas perangkat lunak). Bahkan untuk saat ini saja, beberapa perangkat lunak tidak bisa berjalan pada Windows 7. MUdah-mudahan para pembuatnya bisa mulai menyediakan versi produknya untuk OS yang sedang berkembang saat ini maupun nantinya.

    Suka

    • Mas Is, lha kan instalasi Windows 7 bisa lewat UFD juga, tapi sama saja sih ujung-ujungnya perlu DVD ROM juga. Di tempat saya sepertinya sudah diganti Linux sejak beberapa tahun lalu, meski ada yang usil menggantinya lagi dengan Windows :D.

      Kalau yayasan bekerja sama dengan Microsoft biasanya dapat lebih murah, kan ada program kerja sama juga bagi instasi pendidikan. Tapi kadang upgrade OS berarti upgrade juga peranti lunak lainnya yang digunakan untuk pendidikan :).

      Suka

  5. Saya sampai saat ini masih menggunakan Windows XP SP3. Menghitung mundur? Tinggal yang mana yang duluan tamat. Apakah laptop saya yang duluan tamat (meninggal) atau Windows XP-nya dulu. Maklum laptop saya juga sudah mulai menua. Berumur 3 tahun. Umur yang sudah melewati masa ekonomis barang elektronik yang katanya cuma 2 tahun.

    Eh, ya saya mau nanya Mas Cahya yang dimaksud hingga April 2014 itu dukungan updatenya, kan? Bukan maksudnya OS-nya ikut mati sendiri sudah tidak bisa dipakai lagi gitu, kan ya?

    Lucu! Saya malah beberapa kali nemu jejak ada komputer pakai Windows 98 beberapa kali mampir ke blog saya. Ini sudah jadul banget. Saatnya nanti XP pasti menyusul jadul juga. 😀

    Suka

    • Pak Joko, kalau melihat perkembangan komputer, seperti laptop dua tiga tahun terakhir ini akan mampu bertahan cukup lama, karena spesifikasi mesin yang diperlukan untuk sistem operasi terkini juga tidak begitu berkembang pesat, meski teknologi peranti lunaknya berkembang. Misalnya seperti Notebook yang didesain bisa menjalankan Vista, kemungkinan besar akan sanggup menjalankan generasi Windows 7 yang menjadi generasi selanjutnya.

      Ya, dukungan total tentunya, termasuk dukungan pembaruan dan keamanan. Tapi kalau Windows-nya sih masih bisa digunakan tentu saja. Mirip seperti yang Pak Joko sampaikan, jadinya masih ada juga yang pakai Windows 98 kan sekarang :D.

      Suka

  6. Meskipun sudah mau di tiang gantungan, aku masih ngefans dengan XP dibanding vista. 😆 Biarlah waktu saja yang membuat OS di PC ku perlahan-lahan lenyap. Kalau dsudah benar-benar lenyap aku akan memakai open source <del>dan dual boot nya masih mengunakan produk windows tapi yang bajakan</del>.

    Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

    Suka

  7. Hoho…, menabung seribu rupiah selama 1000 hari adalah hal yang rada sulit bagi saya. 😀

    Meskipun Windows XP sudah tidak akan didukung oleh Microsoft lagi, saya tetap masih menggunakan Windows 2000 (kebijakan perusahaan). 😦

    Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.