Shutter: Aplikasi Screenshot untuk Ubuntu

Jika di Windows Vista saya menjadikan snipping tool sebagai favorit screenshot tool, maka di Ubuntu ada Shutter. Program ini sudah tersedia dalam paket instalasi program Ubuntu 11.04 Natty Narwhal, Anda hanya perlu menemukan dan memasangnya. Di Linux secara default, ada beberapa hot key untuk membuat screenshot (cuplikan layar), dengan menekan tombol print screen tentunya dan mendapatkan seluruh tampilan layar dan kemudian bisa disunting dengan pengelola gambar seperti Gimp, atau dengan tombol alt+printscreen untuk mendapatkan satu jendela spesifik.

Ubuntu, sebagai Linux lain dengan desktop Gnome juga memiliki program “take screenshot” yang merupakan perluasan fungsi hot key dengan tambahan fungsi mengatur ruang cuplikan dan waktu (hitung mundur) pengambilan cuplikan layar. Tapi dengan Shutter, ada lebih banyak lagi fungsi yang bisa didapatkan.

Tampilan dasar jendela Shutter pada Ubuntu

Tampilan di atas hanyalah tampilan dasar pada Shutter, cukup sederhana untuk memudahkan penggunanya melakukan pelbagai fungsi pengambilan cuplikan layar. Anda bisa melihat lebih banyak lagi pratampil di sini.

Shutter is a feature-rich screenshot program. You can take a screenshot of a specific area, window, your whole screen, or even of a website – apply different effects to it, draw on it to highlight points, and then upload to an image hosting site, all within one window. Shutter is free, open-source, and licensed under GPL v3.

Menangkap area spesifik, seluruh layar, sebuah jendela aktif (tanpa membuka jendela itu sendiri), bahkan bisa mengambil tampilan sebuah situs web dengan memanfaatkan gnome-web-photo. Jadi intinya, Shutter hampir bisa mengambil semua jenis tampilan layar dengan pelbagai metode yang tersedia.

Especially if you are taking screenshots for writing tutorials or manuals you need to edit the image, e.g. highlighting some part of it. With Shutter you don’t need to open an external graphics editor like GIMP, because Shutter ships with its own built-in editor.

Shutter juga memudahkan penyuntingan cuplikan layar yang kita ambil, karena memiliki fitur penyunting gambar. Anda bisa memangkas (crop), menambahkan teks, menyembunyikan bagian gambar yang berisi informasi privat atau rahasia baik dengan baik dengan metode censored ataupun pixelize. Fungsi penyuntingan gambar sederhana ini akan mencukupi kebutuhan pada sebuah screenshot, walau tentunya advance image editing tetap memerlukan program ala Gimp.

Beberapa fungsi tambahan juga memudahkan Anda menggunggah cuplikan layar yang sudah jadi (baik dengan tambahan penyuntingan) ke FTP server favorit, baik milik Anda sendiri ataupun menjadi tamu di ImageShack atau ImageBanana. Beberapa fitur akan ditambahkan ke depannya, seperti plugin dan pembagian gambar ke Ubuntu One.

 

So, the conclusion, Shutter is the best all in one screenshot tool that I ever found on Ubuntu. Jika Anda bermigrasi ke atau menggunakan Ubuntu, maka program ini layak dipertimbangkan sebagai aplikasi wajib jika Anda sering bekerja dengan mengambil cuplikan layar.

22 tanggapan untuk “Shutter: Aplikasi Screenshot untuk Ubuntu”

  1. love the default one 😛 dulu shutter bisa digunakna untuk tutorial and stuff, karena ada fitur “deep editing” yang ada panah, dan lain-lain. tapi sekarang kok enggak bisa lagi yah (semenjak 10.04)? makanya mending saya enggak install di ubuntu terbaru

    Suka

    • Mas Rangga, shutter yang saya gunakan di Natty Narwhal masih bisa kok menyunting dengan mengisi tanda panah, sensor mosaik dan lain sebagainya.

      Suka

  2. Untuk sekadar mengambil cuplikan jendela aktif dan dekstop, saya biasa cukup menggunakan alt+print-screen (langsung disimpan oleh aplikasi 'Take Screenshot' bawaan Ubuntu). Nah, kalau mau mengambil cuplikan selain itu, Shutter memang bisa jadi andalan 🙂 Termasuk untuk menambahkan beberapa elemen pada gambar hasih tangkapan.

    Beberapa postingan terbaru saya yang membahas tutorial Ubuntu menggunakan Shutter lho mas.

    Tapi ada satu kekurangan Shutter yang saya rasakan (mungkin juga termasuk kekurangan Ubuntu sampai saat ini), yaitu belum mampu menangkap secara utuh tampilan dekstop maupun jendela aktif dan sekaligus dengan tampilan dropdown-list menunya.

    Misalnya saya ingin menangkap tampilan dekstop classic + tampilan list menu di bagian atas kirinya (saat dihover) secara bersamaan. Ternyata hasil tangkapan hanya berupa dekstop (minus tampilan menu).

    Atau sebaliknya, hanya tampilan menu saja yang ditangkap (minus latar dekstopnya), terutama jika menggunakan opsi File > New > Menu.

    Punya solusi mas?

    Suka

    • Mas Is, ada sedikit kekurangan (atau mungkin kelebihan) dari Alt + Print Screen, yaitu tidak pas memotong di batas jendela, sedikit menampilkan bagian luar jendela. Jika mau bersih satu jendela, saya lebih suka Shutter :).

      Jika untuk pekerjaan menangkap menu yang kompleks, saya rasa menggunakan aplikasi yang lebih lengkap akan lebih baik. Bagaimana pun sampai saat ini kemampuan Shutter juga ada batasnya. Sementara solusi yang bisa saya pikirkan adalah menggunakan GIMP.

      Masuk ke: File → Create → Screenshot, kemudian pilih Take a screenshot of a single window, jangan lupa centang bagian include window decoration, dan atur waktu penundaannya agar kita bisa menyiapkan menu-nya.

      Mungkin suatu saat Shutter akan mendukung fitur ini, tapi sementara ini saya pun tidak menemukan solusinya di Shutter :).

      Suka

    • Langsung saya cobain deh pakai GIMP. Ternyata bisa mas kalau mau menangkap tampilan dekstop utuh berserta list menunya. Tapi pas saya coba menangkap tampilan jendela aktif & list menunya, ternyata masih gagal. GIMP hanya menampilkan list sub menu yang disorot menggunakan pointer (tanpa jendela aktif dan list menu utamanya).

      Suka

    • Ah ya Mas Is, sepertinya memang mesti menggunakan desktop yang utuh, sudah lama sih tidak bermain dengan GIMP 😀 – yah, sepertinya pengguna mesti mengalah dengan sistem saja deh kalau begitu :).

      Suka

    • Dalam hal ini, Windows masih lebih baik 🙂 Di Windows, jendela aktif beserta dropdown-list menunya bisa ditangkap dengan sangat mudah. Cukup dengan menekan Alt + Print Screen atau Print Screen saja, lalu di-paste ke Photoshop 😉

      Suka

    • Mas Is, untuk hal ini saya setuju dengan pendapat Mas Is – tapi kemudian di Windows-pun saya pada akhirnya tetap balik ke Gimp, maklum tidak ada dana buat beli lisensi photoshop, tapi saya rasa ada sebuah freeware gratis yang saya pasang mirip photoshop, tapi lupa karena tidak pernah menggunakannya.

      Suka

    • Berarti Photoshop saya illegal dong (saya peroleh dari DVD yang lengkap dengan crack-nya). Itu pun minjem dari teman 😉

      Suka

    • Mas Is, kalau buat belajar, ya tidak apalah (gara-gara iklan yang bilang "berani kotor itu bagus"). Asal jangan digunakan untuk kepentingan komersial saja, biasanya ada toleransi, tapi inipun masih kontroversial ;).

      Suka

  3. Saya masih menggunakan bawaan dari Linux Ubuntu dan openSUSE untuk mengambil gambar.

    Ah ya, itu bisa mengambil video gak ya? Saat memainkan desktop effect misalnya.

    Suka

    • Mas Dhany, saya rasa daripada snipping tool, jika layar penuh orang lebih suka pakai tombol "print screen" di Windows.

      He he, Linux memang lebih unggul untuk hal-hal kecil. Tapi yang mendekati fungsi Shutter di Windows jika tidak salah bernama Greenshot Screen Capture Software (gratis), tapi saya belum pernah mencobanya, mungkin Mas Dhany mau mencobanya dan memberikan tinjauan (review)? Beberapa koleksi peranti lunak sejenis bisa dilihat di:Free Screen Capture Tools for Windows.

      Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.