Ketika pertanyaan tersebut menghampiri saya, apakah yang membuat hidup ini penuh dengan harmoni, dan apa juga yang menyebabkannya tiada. Pada akhirnya, antara keselarasan dan ketiadaan bukanlah dua hal yang berbeda. Yang satu hanyalah sebutan lain untuk wujud yang sama, selayaknya kehidupan dan kematian ini.
Dalam perjalanan hidup ini, ketika musim kering tiba, daun-daun yang telah tua akan terlepas dari tangkainya dan membumi dengan keelokannya. Pepohonan yang merangas setelah ditinggalkan dedaunannya yang berguguran, hanya tampak seperti sebuah pohon mati, apalagi kadang menyeramkan jika dilintasi ketika gelap menggantikan terang di muka bumi.
Dan bagi mereka yang menolak datangnya pemandangan tersebut, maka berusaha kembali menempelkan dedaunan yang telah gugur agar pepohonan tampak kembali seperti musim penghujan, menghijau nan indah, akan sia-sia belaka. Tidak akan ada kehidupan diperoleh dari upaya menghidupkan yang tiada. Demikian juga, sebaliknya, bagi yang menyukai musim di mana dedaunan berguguran, memangkas dan memaksa pepohonan untuk menggugurkan dedaunannya hanyalah kesia-siaan. Karena semuanya hanya akan menjadi sebuah ilusi belaka.
Demikian pun halnya hati dan pikiran, kerap ingin bertahan dan menetap bersama apa yang telah berlalu. Kehidupan bukanlah sebuah batu yang berdiam di suatu tempat, sehingga yang mencarinya mesti datang dan menggalinya, apalagi mendirikan kemegahan yang mengitarinya untuk kemudian dipuja dan dipuji.
Kehidupan adalah sungai yang mengalir di sini dan kini, kehidupan bukan sesuatu yang tertinggal di masa lalu yang sedemikian hingga saat kita ingin bertemu dengannya, kita justru berpaling darinya. Jika kita mengisi kehidupan ini dengan terlalu banyak masa lalu, maka ruang sesak itu akan membuat kita kehilangan kesempatan menikmati harmoni yang kini sedang mengalir indah di sekitar kita.
Hanya dengan meniadakan semua kemelekatan itu, melepaskan hal-hal yang selayaknya berlalu, yang tiada abadi, maka ketiadaan akan ketidakabadian akan hadir sebagai harmoni yang meresapi seluruh daya kehidupan.
Selamat Hari Raya Waisak 2555.
Tinggalkan Balasan