Faktor Risiko dan Pencegahan Kanker Payudara

Tidak jarang saya mendapatkan pertanyaan-pertanyaan sederhana seputar kanker ataupun ketakutan akan kanker payudara di masyarakat. Misalnya seorang perempuan yang memiliki benjolan di salah satu bagian payudaranya, dia menjadi khawatir akan munculnya kanker dan berusaha bertanya ke banyak pihak apakah itu mungkin saja kanker.

Bagi saya kadang jawaban untuk kekhawatiran itu sederhana, periksakanlah benjolan tersebut ke dokter. Karena hanya melalui pemeriksaan klinis dan diagnosis yang tepat maka jawaban untuk apakah benjolan tersebut adalah kanker payudara – baru dapat terjawab.

Namun ada baiknya perempuan mengetahui apakah dia memiliki risiko akan mendapatkan kanker payudara atau tidak. Beberapa faktor risiko mungkin tidak bisa dihindari, namun faktor risiko lainnya akan bisa dikelola sedemikian hingga mengurangi kemungkinan mendapatkan kanker payudara di kemudian hari.

Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan mendapatkan kanker payudara tersebut antara lain:

  • Bertambahnya usia (menjadi tua);
  • Usia akil balig (pertama kali menstruasi) lebih muda;
  • Mengalami masa menopause pada usia yang lebih tua;
  • Persalinan anak pertama pada usia yang lebih tua;
  • Tidak pernah melahirkan;
  • Tidak menyusui;
  • Memiliki riwayat kanker payudara atau penyakit payudara bukan kanker lainnya;
  • Riwayat kanker payudara pada keluarga (ibu, saudara perempuan dan anak perempuan);
  • Pengobatan dengan terapi radiasi pada dada/payudara;
  • Berat badan berlebihan (meningkatkan risiko kanker payudara pasca menopause);
  • Penggunaan terapi pengganti hormon (estrogen dikombinasikan dengan progesteron) dalam jangka panjang;
  • Mengalami perubahan/mutasi pada gen-gen BRCA1 atau BRCA2 yang terkait dengan kanker payudara;
  • Menggunakan kontrasepsi per-oral atau pil KB;
  • Konsumsi alkohol (beberapa kali dalam sehari);
  • Tidak berolahraga secara rutin.

Namun perlu diperhatikan bahwa memiliki faktor risiko kanker payudara tidak serta merta berarti bahwa seseorang akan mendapatkan kanker payudara di kemudian hari. Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mewaspadai kanker payudara sebagai bagian dari upaya mengelola faktor risiko dengan bijaksana.

Jika Anda berisiko, konsultasikan dengan dokter anda untuk mendapatkan jadwal pemantauan (screening) kanker payudara. Deteksi awal kanker payudara memberikan hasil pengelolaan yang lebih baik ke depannya.

Jangan lupa mengontrol berat badan anda dengan makan makanan bergizi seimbang dan olahraga secara teratur. Tetaplah aktif, menjaga kesehatan dengan baik adalah modal utama untuk mencegah kanker payudara. Termasuk di dalamnya membatasi atau menghentikan konsumsi alkohol.

Kenali riwayat keluarga anda untuk kanker payudara. Jika Anda memiliki ibu, saudara perempuan atau putri dengan riwayat kanker payudara, silakan konsultasikan pada dokter anda untuk mengetahui risiko anda mendapatkan kanker payudara.

Bijaksanalah dalam memilih terapi hormon, terutama bagi mereka yang ingin menghindari efek tidak menyenangkan pada masa menopause. Pahami dampak baik dan buruknya, serta konsultasikan dengan dokter anda.

Diadaptasi dari CDC.

5 tanggapan untuk “Faktor Risiko dan Pencegahan Kanker Payudara”

  1. bapak & ibu dokter saya adalah wanita berumur 22 tahun, saya mau
    bertanya, saya sudah membaca berbagai artikel baik di internet maupun di
    majalah tentang kanker payu dara, saya lihat salah satu cirinya adalah
    ada benjolan kecil di payudara dan benjolan kecil di ketiak,dan banyak
    lagi ciri lainya, yang saya takutkan adalah saya punya kedua ciri
    itu,sedangkan ciri yg lainya tidak ada. apakah saya bisa dikatakan
    menderita kanker payudara dok? lalu bagaimana solusinya?

    Suka

    • Hani, ciri atau tanda adalah temuan yang mencurigakan. Maka kecurigaan tersebut perlu dibuktikan terlebih dahulu apa memang benar kanker atau hanya dua kondisi yang ternyata tidak saling berhubungan dan bukan kanker.
      Saran saya adalah melakukan pemeriksaan ke dokter terdekat. Lebih baik lakukan deteksi dini.

      Suka

  2. Thank you for remind us. Thank you for remind me personally.

    By the way, menjadi second hand smoker juga bisa meningkatkan resiko kanker payudara kan Mas? Then how we deal with that? gimana caranya ya? kita, perempuan2 pecinta hidup sehat ini bisa tetep hidup berdampingan dengan para perokok itu tanpa harus mengambil resiko yang nggak perlu 😛

    Yaiy! I made it. Spending sometimes on your blog. Its nice..

    Suka

    • Entahlah, setiap orang memiliki caranya sendiri-sendiri. Kalau saya dengan jarang mengunjungi lokasi publik di mana potensi asap rokok banyak, termasuk jarang mengunjungi hajatan jika potensi perokok banyak berkumpul di situ, jika pun terpaksa, ya waktunya dipersingkat.

      Saat ini tidak ada dukungan/payung hukum yang melindungi masyarakat bukan perokok dari kemungkinan menjadi perokok pasif, ya maka kembali pada cara dan kreativitas kita masing-masing. Tidak ada satu cara yang paling cocok bagi setiap orang untuk menghindari asap rokok 🙂 – so wisely, chose your own path.

      Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.