Rilis Opera 11.50 Swordfish

Akhirnya si ikan pedang dirilis juga setelah mengalami cukup banyak pematangan. Opera 11.50 “Swordfish” adalah versi terbaru peramban bermesin Presto ini. Perjalanan Opera sebagai peramban yang ringan, mantap dan ramah pengguna semakin memantapkan langkah Opera sebagai salah satu peramban terbaik yang ada.

Beberapa perubahan bisa dengan mudah diamati secara kasat mata, semisalnya yang terdapat pada “address bar” dan “status bars”. Perubahan pada kulit yang membalut peramban pun tampak semakin lembut, dan lebih nyaman dipandang, belum lagi ikon-ikonnya yang tampak telah dirombak total.

Menumpuk dan melebarkan tab menjadi sangat mudah, saya tidak menemukan peramban lain yang memiliki pengelolaan tab sebaik Opera saat ini. Ekstensi Opera kini juga bisa berbagi kuki dengan peramban, jadi jika ada ekstensi yang memerlukan kuki, tidak perlu lagi masuk (log in) secara terpisah dari peramban. Dan tentu saja, fitur yang ditunggu-tunggu oleh pengguna Opera, sinkronisasi kata kunci, jadi meski menggunakan multiplatform, selama perambannya adalah Opera, kita tidak perlu memasukkan kata kunci berulang kali.

Opera 11.50

Belum lagi mesin Presto 2.9 terbaru yang memberikan performa yang lebih baik. Serta fitur-fitur pendukung lainnya seperti Opera Mail dan Opera Next.

Unduh Opera 11.50.

13 tanggapan untuk “Rilis Opera 11.50 Swordfish”

  1. opera merupakan browser saya semasa masih era windows 95 :mrgreen: karena memang ringan dan tidak makan resource, pas di era win 98SE malah saya lupakan… bli benar atau tidak opera lebih bersahabat dengan internet yang lambat? patut di coba (lagi) kalau benar 😀

    Suka

    • Ya, kalau internet lambat, hanya 3-4 KiB/s, saya akan sangat manghandalkan Opera Turbo :). Tapi Firefox masih jadi rekomendasi saya.

      Suka

  2. belum ada yang bisa menggantikan kecintaan saya akan Opera, dari mulai pertama saya pakai sejak versi 7.x hingga sekarang.

    Sayang sekali, banyak orang yang belum tau apa yang dimiliki Opera. Bahkan mungkin hanya sedikit yang tau kalo Opera adalah penemu, pelopor dan penggagas tabbed browser, fitur yang sekarang jadi standar tiap browser.

    Suka

    • Mas Rismanto, saya sih berharap agar semua peramban bisa saling mengisi gap di antara mereka sehingga muncul persaingan yang sehat untuk kemajuan teknologinya :).

      Suka

    • Mas Rismanto,

      Itu peluang bagi narablog untuk menjadikannya sebagai bahan/topik postingan. Coba saja ulas beberapa kelebihan utama Opera dibanding peramban lainnya. Tapi ulasannya diusahakan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan sedetail mungkin, biar pembaca yang masih agak awam bisa mudah mengerti.

      Suka

    • Mas Rismanto, di luar topik sedikit, mungkin ada bagusnya kalau gambar di-host di situs luar saja seperti ImageShack atau Photobucket, jadi meskipun blog pindah host, tapi kan gambar tetap aman :).

      Suka

  3. Eh, ternyata ada lagi kemajuan bagus di Opera 11.50 ini. Tombol shortcut untuk 'zoom-in' dan 'zoom-out'nya sudah kayak peramban lainnya. Sudah bisa Ctrl ++ dan Ctrl –. Nggak kayak sebelumnya yang sedikit repot (cuma bisa Ctrl ++, tapi gak bisa Ctrl — untuk kembali ke tampilan sebelum dizoom).

    Lalu, di sudut kanan bawah juga ada menu untuk melakukan 'zoom-in' maupun 'zoom-out'. Cukup geser-geser atau mengarahkan kursor di atasnya, lalu scrolling ke atas atau ke bawah 🙂

    Suka

    • Kalau tidak salah dulu untuk "zoom-out" tidak menggunakan <code>Ctrl –</code>, rasanya menggunakan tombol lain, jika tidak salah <code>Shift –</code>. Saya jarang pakai fungsi ini, makanya sering lupa :).

      Suka

  4. Saya barusan memperbarui Opera saya di Ubuntu. Versi 11.50 ini saya lihat memang sedikit berubah. Salah satunya berupa munculnya keterangan atribut title pada 'status-bar' saat kita mengarahkan kursor di atas gambar yang memiliki title dan tidak mengandung link.

    Kemajuan lain yang saya lihat paling mencolok dan positif yaitu tidak adanya lagi 'goyangan' saat menggulung halaman web yang disetting menggunakan fixed pada salah satu elemennya. Contohnya navigasi di sisi kanan blog saya. Tak pula berat lagi saat menggulung halaman web yang menggunakan settingan fixed.

    Tapi masih ada satu kekurangan yang masih saya rasakan dan menjadi kekurangan dari opera sejak dulu, yaitu masih sedikit lambat dalam merender file CSS menjadi tampilan visual. Yach, walaupun cuma sepersekian detik, tetap keliatan 🙂

    Maksud saya begini. sesaat sebelum halaman web dimuat secara sempurna, masih muncul tampilan seperti tanpa menggunakan CSS (walaupun cuma sepersekian detik). Tapi ini untuk kasus web/blog tertentu saja. Tidak semuanya demikian.

    Suka

    • Ya Mas Is, saya juga menemukan itu 🙂 – CSS rendering memang keunggulan peramban berbasis webkit sejak dulu :D.

      Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.