Bhyllabus l'énigme

A Cahya Legawa's Les pèlerins au-dessus des nuages


Bermain dengan Desktop Cube ala Celadon

Fitur desktop cube adalah salah satu cara berpindah antar ruang kerja dengan mudah dan paling “indah” di Linux. Memang tersedia juga produk desktop cube untuk Windows sebagai peranti lunak proprietary seperti produk oleh Think in Bytes, namun lisensinya mencampai ratusan ribu rupiah. Di Linux fitur keren ini bisa didapatkan secara cuma-cuma.

Ruang kerja (workspace) di Linux memberikan kemudahan untuk mengelola banyak jendela sekaligus, sehingga tidak memenuhi layar monitor. Semisal satu ruang kerja untuk kegiatan resmi (perkantoran), lainnya untuk jejaring sosial, dan beberapa yang lain mungkin untuk permainan dan multimedia. Semua Linux memiliki ruang kerjanya masing-masing.

Pagi ini sembari menunggu unduhan ArchLinux terbaru selesai, saya mencoba-coba dekstop cube melalui KDE di Celadon. Namun masih menggunakan KDE 4.6. Saya sempat mencoba KDE 4.7 yang dipaketkan bersama Gentoo 11.2 kemarin, memang lebih bagus dan jernih, hanya saja karena Live DVD saya belum berpikiran untuk mencicipi fitur-fitur berbasis 3D seperti desktop cube.

Tampilan Desktop Cube 3D pada Celadon (klik untuk melihat ukuran besar).

Memang sih katanya desktop cube memerlukan kartu grafis yang cukup tinggi, namun dengan kartu grafis saya saat ini seperti sudah mencukupi. Atau mungkin dengan menggunakan prosesor tipe APU. Ini hanya salah satu dari 3 variasi bentuk yang disediakan untuk menampilkan kubus dekstop di Linux (tergantung ketersediaan pengaya yang turut terpasang), tapi saya rasa yang klasik ini adalah yang paling menarik.

Distro openSUSE memang pada dasarnya berbasis KDE, mungkin karena kebanyakan pengembangnya menggunakan KDE, sehingga dukungan terhadap dekstop yang satu ini cukup baik. Namun bukan berarti GNOME tidak didukung dengan baik, namun pada GNOME saya lebih suka sistem bawaannya, karena lebih sesuai dengan seleranya untuk tipe klasik. Sedangkan pada GNOME 3, fitur multidekstop bisa diakses pada panel dekstop tepat di seberang dash, sehingga dengan ini, bisa jadi compiz tidak memberikan fitur dekstop cube pada GNOME 3.



8 tanggapan untuk “Bermain dengan Desktop Cube ala Celadon”

  1. He he…, ndak apa-apa Mbak, santai saja :).

    Suka

  2. Canggih banget sih bahasannya…
    Saya belum bisa komen, gak paham soalnya… gpp ya. 🙂

    Suka

  3. Kan kartu grafisnya sudah mumpuni–ATI Radeon HD 4650 1GB DDR3, kalau pakai driver proprietary biasanya semua fitur dari compiz bisa dimainkan. 😀

    Suka

    1. Mas Agung, saya mengikuti saran para pengembang openSUSE saja, jika memang sudah mumpuni dengan driver yang free maka tidak perlu memasang driver versi proprietary :).

      Suka

  4. Perasaan saya, topik ini sudah pernah diposting di blog ini beberapa waktu silam. Atau mungkin karena mirip saja kali yach. KDE saja saya belum pernah nyobain. APalagi yang ini (*serasa makin gaptek*).

    Suka

    1. Ya, rasanya pernah, saya juga lupa-lupa ingat :lol:. Karena lagi malas saja dengan Gnome Shell kemarin Mas Is, jadinya ya pakai KDE dulu. Kalau pengguna Ubuntu sih jarang-jarang ingin mencicipi KDE, karena distronya sendiri berbasis GNOME/Unity, kalau ditambah KDE malah jadi berat – saya sendiri pernah merasakannya.

      Suka

  5. bukannya gnome shell di gnome 3 tidak ada opsi untuk menambah windows manager? dalam kasus ini compiz …. itu kan yang di kritik sama pengamat opensource …

    Suka

    1. Ha ha…, saya sudah menendang Gnome Shell, sekarang pakai KDE dan GNOME 2.32 lagi 😀 – tapi memang benar, karena tampaknya hanya ada adwaita itu saja :).

      Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

About Me

Hello, I’m a general physician by day and a fiction and blog writer by night. I love fantasy and adventure stories with a cup of tea. Whether it’s exploring magical worlds, solving mysteries, or fighting evil forces, I enjoy immersing myself in the power of imagination.

I also like to share my thoughts and opinions on various topics on my blog, where I hope to connect with like-minded readers and writers. If you’re looking for a friendly and creative person to chat with, feel free to message me.

Buletin

%d blogger menyukai ini: