Ketika saya membelinya dua tahun lalu dengan sedikit memaksa sebagai ponsel keluaran baru, saya berharap bahwa ia bisa digunakan untuk jangka yang luar biasa panjang. Sehingga saya memberi perhatian dan perawatan secara cukup mendetil, termasuk untuk memperbarui perangkat lunaknya secara berkala sehingga tetap membawa versi termutakhir yang bisa didapatkannya.
Walau di antara bagian luarnya yang sudah semakin bertambah kusam, namun saya tidak pernah meragukan kemampuannya, karena itu memang benar-benar pilihan saya dulu. Namun memang tidak bisa disangka, bahwa perpisahan akan bisa datang secepat ini.
Ponsel Nokia E71 saya memang tidak mengalami masalah apapun, bahkan bisa dibilang karena perawatan peranti lunaknya, performanya sudah jauh lebih baik daripada ponsel yang sama yang dijual baru. Namun ya itu dia, ada pertemuan dan ada perpisahan.
Odin tidak memiliki bantuan GPS seelegan E71, jika bisa saya katakan kualitasnya masih jauh di bawah E71. Hanya saja ketika saya mencari ponsel yang dikeluarkan pada tahun yang sama, saya tidak menemukan yang lain yang lebih pas lagi.
Nah, yang terjadi maka terjadilah. Kini sudah saatnya mewariskan E71 pada yang lebih layak untuk menggenggamnya. Mungkin ini namanya sebuah ponsel yang pensiun dini.
32 tanggapan untuk “Ponsel Pensiun Dini”
Dua tahun untuk e71? sepertinya sudah cukup umur untuk dipensiunkan dan bolehlah diganti dengan seri yang sama tetapi lebih muda, e71-1…
SukaSuka
Maunya sih N9, tapi ya maklum, yang murah meriah saja Pak :).
SukaSuka
Kayaknya BB dah cukup 😀
SukaSuka
2 tahun? menurut saya sih itu sudah cukup lama, ya setidaknya bukan pensiun dini lah..
SukaSuka
Tapi sepertinya yang sekarang akan pensiun lebih cepat :).
SukaSuka
langsung kirim ke kalimantan aja bli yg lama
SukaSuka
Yah, sudah diwariskan Mas Alief :lol:.
SukaSuka
saya siap menampung “pensiunan” 😀
SukaSuka
Ha ha…, sudah ada yang mau jadi orang tua asuhnya Mas :lol:.
SukaSuka
haha..tertular virus bb juga 🙂
Cuma ga enak kalo ga yang qwerty
SukaSuka
Ha ha…, ini musim virus yah, padahal jaringan BB lagi jebol di mana-mana. Hmm…, saya juga
qwerty
kok :).SukaSuka
akhirnya menyerah kepada “mainstream” hehehe *welcome to da club*
SukaSuka
Ini karena ndak ada dana Mas, kalau ada sih iPhone 4s mungkin :).
SukaSuka
Ponsel saya low-end banget *malu-malu 🙂
SukaSuka
Lha, Mas Is kan sudah memasok dananya pada koneksi Internet yang sampai 200 KB/s itu, jadi ya lebih canggih dong :).
SukaSuka
E71-nya masih bagus… 😀
SukaSuka
Akhirnya pake bb juga 😀
SukaSuka
Maunya beli Nokia yang bleeding edges, tapi ndak sanggup, cukup beli BB saja yang murah meriah :D.
SukaSuka
kalau yang dimaui mas cahya itu fitur push mailnya, ya pakai bb lah, hehehehe
kayaknya ponsel lain belum ada yang punya fitur push mail sehandal bb
SukaSuka
Kalau pushmail, BB dan Nokia punya keunggulan dan kekurangan sendiri menurut saya, tapi sama-sama mumpuni. Saya malah lebih suka pushmail yang cerdas ala Nokia Mail Manager :).
SukaSuka
Saya kemarin juga bingung jg antara android atau BB, E71 mau diwariskan ke siapa mas?
SukaSuka
Jika tidak perlu BBM (biasanya diminta digunakan sebagai bagian dari korporasi), saya jauh lebih menyarankan E71 (fitur pushmail, chat, dan GPS-nya sudah sangat bagus, apalagi dari segi ketahan daya batere). Kalau Androids, lebih enak jika digunakan untuk tablet, kecuali punya anggaran di atas 4 jutaan, baru berani lirik ponsel.
SukaSuka
Pantesan kemarin di Facebook nongol BB-nya. 😆
SukaSuka
Oh…, kelihatan ya? Kenapa ndak muncul juga ya kadal hijaunya :lol:.
SukaSuka
cieh…BB bau..eh baru… ^^
SukaSuka
Iya nih, 2 tahun di gudang, jadi bau :lol:.
SukaSuka
wah boleh dong minta PIN BBnya hehehe
SukaSuka
Pakai pushmail saja Mas, itu memang jalur aksesibilitas yang saya pilih :).
SukaSuka
E71 ???
yang saya punya ternyata adenya (E63)
apakah E71nya mau di jual ???
SukaSuka
Melvin, ndak kok, cuma diwariskan saja 😀
SukaSuka
Wah, boleh deh E71nya buat saya Bli.. 😀 Ponsel baru mungkin berumur panjang jika dirayakan dengan Somayoga 😆
SukaSuka
Ha ha…, itu teori probabiliitas ya :).
SukaSuka