Bhyllabus l'énigme

A Cahya Legawa's Les pèlerins au-dessus des nuages


Memberi Napas Tipografi pada KDE dengan Oxygen

Desember ini ada kabar gembira bagi pengguna Linux dengan Desktop KDE, karena ada fonta baru dari keluarga sans serif yang sedang dirancang untuk salah satu desktop termanis ini. Oxygen font – demikian sebutannya saat diperkenalkan di New Typhography sekitar seminggu yang lalu.

Fonta asli KDE yang lama memang agak “menusuk” mata, setidaknya itu menurut saya, namun tentunya tidak sedikit yang menyukainya. Saya sering kali harus menggunakan setelan tambahan pada dekstop KDE untuk mendapatkan fonta yang pas. Ini juga yang membuat saya lebih menyukai GNOME karena memberikan sisi yang lebih ramah, coba saja lihat distribusi Linux berbasis GNOME dengan fonta asli yang nyaman di mata – ala Ubuntu misalnya.

Namun kini tampaknya sisi tipografi telah mendapatkan kembali perhatiannya di KDE.

Oxygen Font

Setelan Fonta Oxygen

The basic concept for ‘Oxygen Font’ was to design a clear, legible, sans serif, that would be rendered with Freetype on Linux-based devices. The idea was to not quite follow a ‘purist’ line of sans serif typeface formula, but to allow some juxtapositioning of font forms to give familiarity but also a sense of newness. A version of the font is also under development that is aimed to be a branding typeface for the desktop.

Oxygen font

Jadi mari kita nantikan saja desain Verno Adams ini, bagaimana dia akan tampil pada antarmuka desktop KDE masa depan.

Oxygen Font on GUI

Karena jika hanya dilihat sepintas, sepertinya pas sekali dengan plasma desktop yang selama ini menjadi andalan KDE. Maka jangan salah jika mungkin nanti pengguna GNOME-pun mencoba menerapkan fonta ini pada dekstop-nya.



25 tanggapan untuk “Memberi Napas Tipografi pada KDE dengan Oxygen”

  1. @iskandaria
    kembali ke masalah selera :D, saya suka dgn tema Kneda-nya Chakra, dan tampilan font-nya jg lebih smooth, kalo di openSUSE saya musti utak-atik lg biar lebih smooth

    Suka

    1. @nubitux,
      Mungkin Chakra yang Anda gunakan adalah versi terbaru (yang sudah menggunakan KDE 4.7). Jadi, kemungkinan sudah ada perbaikan dari sisi grafis dan juga tampilan font-nya. Sebenarnya saya tidak sedang membicarakan soal selera sih, melainkan cuma masalah penglihatan saya pada tampilan desktop KDE di Chakra versi 2011.09 dan ketika saya bandingkan dengan openSUSE 12.1 versi KDE, terutama dari sisi tampilan grafisnya (bukan soal font dan tema). Tapi mungkin penglihatan saya kurang tepat 😉

      Suka

    2. bukan yg terbaru kok, waktu itu saya installnya pake installer 2011.4 dan masih pake KDE 4.6, kalo installer 2011.9 malah udah pake KDE 4.7 🙂

      Suka

    3. Kalau saya lihatnya malah di mana-mana sama saja, mau di openSUSE, mau di Kubuntu, ataupun Gentoo, sepertinya ndak ada yang beda dengan KDE, entahlah kalau sampai detilnya :D.

      Suka

  2. Hmm, lumayan ada perbaikan kalau melihat screenshot di atas. Btw, sejauh yang pernah saya coba, tampilan desktop KDE yang paling bagus yaitu di openSUSE 12.1 (dari sisi grafisnya). Kalau dari fonta, ya begitulah “ciri khas” KDE 🙂 Syukurlah sudah mulai ada upaya perbaikan.

    Suka

    1. Mas Is, tapi KDE cukup banyak penggemarnya :).

      Suka

    2. Termasuk saya yang dari dulu ga pernah melepas Fedora + KDE di harddisk saya

      Suka

    3. He he…, ini dia pengguna setia KDE 🙂 – apa ndak berat Mas?

      Suka

    4. Berat sih untuk ukuran Netbook kecil saya, Tapi saya jarang pakai di netbook karena masih ada XP original.

      Suka

    5. udah pernah nyobain Chakra? menurut saya tema plasma desktop dan tampilan fontanya secara default masih lebih bagus daripada di openSUSE 🙂

      Suka

    6. Nubitux, belum sih, Chakra itu kan turunannya Arch jika tidak salah.

      Suka

    7. awalnya memang turunannya Arch, tapi sekarang udah jd distro independen, sayang reponya gak ada di mirror lokal, kalo ada udah saya pake cuz bener2 KDE-oriented 😀

      Suka

    8. Nubitux, ya itu dia kalau tidak ada repo lokal, kadang tidak bersahabat untuk koneksi lambat, apalagi jika distronya bersifat rolling release.

      Suka

    9. rolling relase identik dgn haus bandwith ya? 😀 kalo saya sih upgrade yg perlu aja mas, hehehe

      Suka

    10. Tergantung sih desktop-nya, kalau KDE kan memang terkenal “berlemak”, apalagi mau pakai banyak aplikasi, kalau bandwidth lemah, siap-siap saja kena serangan jantung.

      Suka

    11. bandwith menjadi salah satu alasan saya menggunakan fedora dan openSUSE, DeltaRPM memang keren 😀

      Suka

    12. @Nubitex,
      Saya pernah nyobain Chakra Linux (versi 2011.09). Tapi tampilan desktop KDE di Chakra versi tersebut menurut saya tidak lebih bagus daripada yang di openSUSE 12.1

      Nggak tahu kalau di Chakra versi terbaru (2011.12). Mungkin ada peningkatan kualitas grafis, soalnya versi KDE-nya sudah menggunakan versi 4.7

      Suka

  3. di lihat dari screenshot, tampilannya sedikit halus dan tambah indah 😀 (hanya bisa memandang keindahannya :()

    Suka

    1. Melvin, ha ha…, KDE kan memang dari dulu selalu identik dengan Dekstop yang elegan, setelah sempat dituduh mengkhianati GNU dengan menggunakan Qt pada zaman dahulu kala.

      Suka

  4. semakin halus … semakin mantaf … saya pun semakin familier dengan menu dan tampilan KDE daripada GNOME3 hehehe 😀 … ketika LXDE dan XFCE belum bisa dikuasai, GNOME3 mengecewakan, saya lebih baik merangkul KDE walau sedikit berat untuk system saya. :mrgreen:

    Suka

    1. Ayo Mas, mari kita pindah ke KDE, hijrah masal :D.

      Suka

    2. baru PCLINUXOS nih 😀 tau deh kalau Mint 😆 … menunggu LTS aja deh nanti

      Suka

    3. He he… kenapa ndak Garuda OS :lol:.

      Suka

  5. moga2 udah jd default di KDE 4.8 bsk, hehehe

    Suka

    1. Ya, semoga saja bisa diterapkan :).

      Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

About Me

Hello, I’m a general physician by day and a fiction and blog writer by night. I love fantasy and adventure stories with a cup of tea. Whether it’s exploring magical worlds, solving mysteries, or fighting evil forces, I enjoy immersing myself in the power of imagination.

I also like to share my thoughts and opinions on various topics on my blog, where I hope to connect with like-minded readers and writers. If you’re looking for a friendly and creative person to chat with, feel free to message me.

Buletin

%d blogger menyukai ini: