Saya bukanlah seorang webmaster, namun mengelola situs dan blog serta sedikit berkecimpung di ranah maya membuat saya dengan sendiri kecipratan hal-hal yang berbau webmaster, semisalnya SEO – optimisasi mesin telusur. Bagi mereka yang mencari pendapatan di Internet, melalui blog misalnya – tentu akan mempertimbangkan hal-hal ini untuk mendapatkan lalu lintas data, yang kadang malah justru membabi buta.
Kadang mungkin di tengah keasyikan kita mengelola sebuah situs/web/blog, dengan pelbagai jejaringnya, kita bisa jadi kehilangan arah atau kebablasan pada sebuah sudut tertentu yang belum tentu sehat untuk situs kita. Saya menemukan ada beberapa hal yang mungkin perlu kita hindari dalam membangun jaringan situs web di dunia maya (kebetulan saya belajar dari komunitas Bing).
Ada beberapa hal yang mungkin ingin Anda hindari dalam keasyikan anda sebagai webmaster, antara lain:
Cloaking, atau menjubahi situs anda. Saya tidak tahu mengapa, namun beberapa orang mendesain situsnya berbeda sesuai dengan pengunjung. Misalnya jika si A berkunjung dari negara P dengan peramban X, maka halaman 1 yang ditemukannya, kemudian si B dari negara Q dengan peramban Y, maka halaman 2 yang ditemukannya dari mesin telusur saat membuka tautan yang disediakan. Jadi satu halaman web memiliki jubah-jubah yang mengarahkan pembaca menuju halaman yang berbeda-beda untuk pembaca yang memiliki latar berbeda.
Hal ini tentu akan membuat pusing mesin telusur, karena mesin telusur berharap dia tengah mengarahkan pengunjung ke halaman yang sama yang dilihat oleh setiap orang. Bukan halaman yang isinya bisa berubah-ubah sesuai latar pengunjungnya.
Cloaking is the process where you determine who the visitor is coming to your website, then show content depending on who that visitor is.
Membeli Taut (link buying) yang merupakan sebuah praktek yang umum. Jika Anda pernah menemukan sebuah blog berisi banyak tautan ke sebuah situs bisnis, mungkin saja itu adalah sebuah praktek pembelian tautan. Memang tautan dari luar dapat memainkan peranan bermakna dalam peringkat sebuah situs di mata mesin pencari, namun juga bisa dipastikan tidak ada pengelola mesin pencari yang menginginkan praktek ini.
Bing sebagaimana juga Google, jika menemukan bahwa situs anda melakukan praktek ini, maka tidak akan ada ampun lagi – menghilang selamanya dari mesin telusur mereka.
Beternak Taut (link farm) merupakan bentuk praktek tidak diinginkan lainnya. Tautan selayaknya datang menuju konten anda secara alami, namun pada ternakan taut, kita mendapatkan sebuah jaringan yang memberikan taut dalam jumlah banyak kepada konten anda. Di atas kertas mungkin memberikan kesan bahwa kini ada banyak situs yang memberi taut ke konten anda, namun sekali lagi di mata mesin telusur itu adalah link farm yang akan dilenyapkan seketika. Jadi seperti membeli taut, praktek ini berpotensi membuat anda mengeluarkan biaya sia-sia.
Taut Tiga Arah (atau lebih), pernahkah Anda menemukan ada bahwa ada tautan dari situs A ke B; dari B ke C; dan dari C kembali ke A? Ya inilah taut tiga arah, dan salah satu praktek yang cukup sering dilakukan. Kelihatannya memang seperti rangkaian taut timbal-balik/berbalas yang menguntungkan, namun tidak – ini sama sekali tidak bermanfaat dari sisi mesin telusur. Taut timbal balik diharapkan memperkenalkan konten baru anda pada mesin telusur dan memberikan trafik pada situs anda, namun tetap tidak sebaik taut satu arah.
Hal sama anehnya mungkin juga diterapkan pada swataut (autolinking), yaitu praktek taut ke dalam (deep linking) yang mengarah pada konten yang sama. Ada konten A, kemudian di dalamnya ada tautan yang juga mengarah ke konten A, inilah yang membuat logika sebuah taut itu menjadi terkubur dengan senyum yang miris.
Konten Duplikat yang merupakan masalah klasik dari tempo dulu hingga saat ini. Sebuah praktek yang membuat banyak penulis (blog) daring kebakaran jenggot – meski dia seorang perempuan. Saya rasa saya tidak perlu memberi banyak penekanan di sini.
Duplicating content is a pretty simple concept. You’re posting content which already appears somewhere online. Using articles from third-party sources, copying and pasting from another source and using standardized product descriptions for items you’re selling all fall into this category.
Konten anda itu seharusnya unik, dalam pengertian tidak muncul di tempat lain di ranah maya selain situs anda. Tentu saja, menciptakan konten yang unik memerlukan usaha.
Namun jika Anda seorang webmaster, perlu diingat bahwa duplikasi konten juga bisa muncul karena dua URL yang mengarah pada konten yang sama, yang umum muncul pada kegagalan permutasi URL anda. Misalnya, Anda menggunakan Google Analytics (tracking code) pada URL anda, umumnya berasal dari pasokan RSS – maka akan muncul dua URL (yang asli dan yang berisi tracking code) dengan halaman tujuan yang sama. Nah, mungkin Anda akan ingin menggunakan atribusi REL Canonical
untuk isu ini.
Beternak “Suka” (like farm) yang merupakan praktek tidak jauh berbeda dari link farm, hanya saja ini didapatkan dari misalnya persetujuan bahwa Anda dan jaringan anda saling memberikan “like” untuk konten masing-masing terlepas dari apakah sebenarnya Anda suka atau tidak dengan konten dari pihak lainnya.
Praktek ini bisa jadi terjadi dengan tidak sengaja, ya apalagi di negara ini kita gemar bersilaturahmi, beranjang sana. Namun dari sisi mesin telusur hal ini tidak bermanfaat, jadi jika Anda hanya melakukan praktek ini cuma dengan alasan mendongkrak peringkat situs/blog, maka itu hanya akan sia-sia saja. Mesin telusur akan cuek saja meski Anda lompat ke sana ke mari di pelbagi blog memberi like untuk mendapatkan like kembali di blog anda.
Auto-follows yang merupakan praktek nyata di twitter, Anda mencoba mendapatkan pengikut yang sebanyak-banyaknya, namun ini akan sia-sia saja. Anda mungkin akan justru berakhir mengikuti orang begitu banyaknya. Bagi Bing, hal ini tampak tak memiliki kuasa, namun berbeda jika Anda hanya mengikuti 100 akun namun diikuti oleh sekitar 4.000 lainnya, ini akan memberikan kesan kuasa – bahwa konten yang Anda berikan, dicari oleh banyak orang.
Pendekatan Konten Kurus yang sebenarnya bukan sesuatu yang salah, namun tidak bernilai di mata mesin telusur. Ada yang memang suka membuat beberapa konten pendek, tidak mengandung banyak arti, dan mungkin tidak diperlukan oleh banyak orang. Maka biasanya mesin telusur tidak akan mengacuhkan konten seperti ini, karena fungsi mesin telusur adalah menyediakan konten yang dicari oleh banyak orang serta bermanfaat.
Saat membangun konten, selayaknya Anda membuat yang berukuran cukup sedemikian hingga mengandung informasi yang dibutuhkan secara pas dengan detil yang cukup mendalam. Sedemikian hingga, orang yang datang menuju konten anda akan merasa cukup mendapat informasi dan tidak perlu mencari ke tempat lain lagi.
Ada masih banyak lagi mungkin praktek-praktek yang harus dihindari ketika seseorang menjadi webmaster. Anda dapat menambahkannya melalui kolom tanggapan yang disediakan.
Tinggalkan Balasan