Si Serangga Tomcat dan Dermatitis Linearis

Belakangan ini serangga Tomcat (rove beetle) cukup membuat heboh dengan sejumlah berita di media masa. Karena kontak dengan serangga ini sudah membuat sejumlah warga masyarakat mengalami dermatitis linearis (paederus dermatitis) yang ditandai dengan kulit teritasi hingga melepuh pada area kontak.

Tomcat yang berasal dari serangga genus Paederus memang ada di sekitar kita, dan sudah lama digunakan sebagai musuh (predator) alami bagi hawa pertanian seperti wereng. Namun kadang mereka memasuki wilayah padat pemukiman juga, saya tidak tahu juga penyebabnya. Saya tidak menemukan banyak tentang hal ini dalam buku “Insects as Natural Enemies: A Practical Perspective” oleh Mark A. Jervis. Namun perspektif umum yang diyakini adalah ledakan populasi atau tergusurnya habitat mereka.

Saya sendiri sempat berhipotesa, mungkin karena banyak wereng saat ini tak tertanggulangi dengan pestisida – jadi stok pangan si Paderus ini meningkat dan populasinya bertambah. Atau jumlah populasi manusia yang meningkat, sehingga ditambah penggusuran habitat asli mereka oleh manusia, maka insidensi kontak dengan manusia bertambah. Atau gabungan kedua hipotesa tersebut.

Namun bukan itu yang ingin saya ketahui lebih jauh, biarlah ahli pertanian dan serangga yang mencari tahu.

Look, but do not touch! Paederus!
Serangga Tomcat dari genus Paederus (Hak Cipta Gambar oleh Servitude)

Tomcat sebagaimana serangga lainnya memiliki hemolimfa (analoginya darah pada hewan kelas lebih tinggi, termasuk manusia) yang merupakan cairan pada sistem sirkulasinya. Hemolimfa pada genus Paederus mengandung toksin (racun) yang dikenal dengan nama pederin, namun tergantung juga spesiesnya, bisa jadi mengandung molekul yang berbeda seperti pederon atau pederin semu (pseudopederin).

Jika kulit kita mengalami kontak dengan hemolimfa yang mengandung pederin, maka akan terjadi iritasi dan peradangan, sehingga menimbulkan dermatitis kontak iritan (DKI), yang lebih spesifik disebut dermatitis linearis.

Kontak kulit dengan hemolimfa dari serangga Tomcat bisa tidak serta menimbulkan gejala. Biasanya dalam jangka 12 hingga 36 jam, tanda kemerahan (eritema) mulai tampak diikuti dengan munculnya lepuhan (eritema bulosa). Iritasinya sendiri bisa bertahan selama beberapa minggu.

Kulit manusia dapat terkena atau kontak dengan hemolimfa jika bersentuhan langsung dengan serangga, dan dampaknya bisa diperburuk jika menghancurkan tubuh serangga saat menempel pada kulit kita. Atau kulit yang terkena hemolimfa mengenai permukaan kulit lainnya, misalnya pada lipatan tubuh seperti siku, atau tangan yang digunakan menepuk serangga ini pada kulit menyentuh bagian kulit lainnya, menimbulkan lesi bayangan (kissing/mirror lesions).

Secara umum efek iritasi yang dihasilkan bukanlah kondisi menular. Namun tetap mesti waspada kontak antar kulit dengan area permukaan kulit yang diketahui baru saja kontak dengan serangga ini, menghindari adanya kemungkinan efek lesi bayangan.

Pertama-tama, pecegahan tentu lebih baik daripada mengobati. Mengenali si tomcat (genus Paederus) tentu akan membantu Anda bisa menjadi waspada. Kemudian hindari serangga ini sebisa mungkin. Pasang pengaman atau sawar serangga (seperti kelambu) di sekitar tempat tinggal Anda, jangan lupa ingatkan anggota keluarga yang lain terutama anak-anak.

Jika Anda menemukan serangga ini dalam jumlah besar di rumah Anda, penggunaan insektisida mungkin akan membantu membunuh mereka. Hati-hati dengan bangkai serangga, sapu dan bersihkan area dengan seksama, hindari bersentuhan dengan permukaan kulit langsung (meskipun serangga sudah mati). Mungkin ada baiknya juga menghindari sentuhan kulit pada area yang baru saja dihinggapi serangga tersebut.

Bagaimana jika serangga tomcat sudah hinggap pada permukaan kulit kita? Cobalah tenang dulu, dan jangan buru-buru menyingkirkannya dengan menepuknya, karena ini berarti berpotensi menghasilkan lebih banyak cipratan toksin pederin pada permukaan kulit. Untungnya serangga tomcat termasuk tidak agresif, cobalah memindahkannya ke lembaran lain (seperti kertas) dengan perlahan. Jauhkan serangga sehingga tidak mengenai Anda atau orang lain lagi.

Kemudian segeralah cuci area permukaan kulit yang tadi kontak dengan serangga tomcat menggunakan sabun dan air mengalir. Ini adalah langka pertama untuk setiap kontak kulit dengan serangga tomcat, termasuk yang tidak sengaja (pun sengaja) terbunuh/dibunuh di permukaan kulit kita, termasuk juga menyentuh serangga yang baru mati.

Terdapat sebuah teori yang menyatakan bahwa toksin pederin merupakan hasil endosimbiosis dengan bakteri tertentu (Kellner. 2001). Sehingga kontaminasi oleh hemolimfa tomcat mungkin mengandung bakteri. Maka pencucian dengan disinfektan potasium permanganat (KMnO4) di beberapa praktek akan disarankan jika tersedia. Dalam sebuah penelitian, pemberi potasium permanganat (sebagai disinfektan) dan kalamin/calamine (sebagai anti-pruritus, biasanya berbentuk losio/lotion) lebih efektif dibandingkan fluocinolone (topikal kortikosteroid) dalam menyembuhkan dermatitis linearis oleh genus Peaderus (Fakoorziba. 2011).

Penelitian lain menyarankan kombinasi antara antibiotik oral (terutama yang memiliki spektrum untuk bakteri gram negatif) dengan topikal steroid dan antihistamin oral (Qadir et al. 2006).

Beberapa hari yang lalu tersebar di sejumlah media personal (orang per orang) di Internet bahwa salah satu unsur terapi melibatkan penggunaan acyclovir yang merupakan antiviral yang biasanya digunakan untuk infeksi virus herpes. Tentu saja ini kurang tepat, kecuali memang ada infeksi virus tersebut menyertai kondisi dermatitis linearis.

Jika Anda mengalami dermatitis linearis karena kontak dengan serangga tomcat, silakan kunjungi dokter Anda atau pusat kesehatan setempat untuk mendapatkan pertolongan pengobatan yang tepat. Konsultasikan dengan dokter Anda jika memiliki pertanyaan seputar kondisi dematitis linearis yang Anda derita. Anda dapat mengunduh Leaflet Genus Paederus (oleh Depkes) yang memberikan informasi tentang serangga tomcat untuk disebarkan di area Anda sebagai informasi bagi masyarakat.

8 tanggapan untuk “Si Serangga Tomcat dan Dermatitis Linearis”

  1. kayaknya di persawahan di sekitar saya tinggal binatang serangga ini sudah lama ada, tapi ya entahlah, karena tidak ada laporan korban di lingkungan saya 🙂

    Suka

  2. ??????
    Menakutkan Bli, katanya sudah banyak ditemukan di Umbulharjo. Takutnya kan klo sampai ke kasur, Jangan dech…Semoga nggak sampai menyebar ke lingkungan kost saya…karena ukurannya sangat kecil menyerupai semut sangat sulit mengenalinya secara langsung klo tidak berdekatan. Sudah bersih2 kost dan menyemprotkan semprotan serangga ke berbagai sudut ne Bli, meskipun penyemprotan nggak bagus buat kesehatan ya.. 😦

    Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.