Bhyllabus l'énigme

A Cahya Legawa's Les pèlerins au-dessus des nuages


Bersama Batik Banyuwangi

Anda masih ingat ketika saya berkisah tentang mengunjungi home industry Batik Tatsaka? Kali ini batik pesanan kami sudah jadi, dan penjahitannya pun sudah selesai dikerjakan. Sehingga pasangan batik ini sudah bisa dikenakan saat dinas sehari-hari.

Saya tidak tahu kapan batik mulai populer dikenakan ke tempat kerja, setidaknya dulu ketika saya masih duduk di bangku SMP, mungkin ketika itu saya mulai tahu kalau batik juga dikenakan ke sekolah. Dan penggunannya terbatas pada akhir pekan saja. Namun saat ini kita bisa menemukan batik hampir digunakan pada setiap hari kerja, kecuali pada saat-saat tertentu yang diwajibkan menggunakan pakaian dinas bukan batik. Motifnya pun sudah mulai banyak, tidak wajib stagnan terhadap motif tertentu saja.

Saya rasa ini adalah perkembangan yang sangat menyenangkan dari pelestarian budaya nusantara.

Batik Banyuwangi
Mengenakan batik khas Banyuwangi

Permasalahannya untuk batik tradisional mungkin adalah biaya pembuatan dan perawatannya yang bisa dikatakan “ekstra” dibandingkan kemeja resmi rata-rata, ini pun secara relatif – karena jika bahan perawatannya tumbuh subur di sekitar tempat tinggal kita, maka biaya perawatannya tentu bisa ditekan.

Dalam banyak kesempatan, batik menurut saya memberikan banyak ruang yang elegan. Baik dalam suasana resmi maupun santai, batik dapat mewakili dan diterima pada keduanya.

Iklan


8 tanggapan untuk “Bersama Batik Banyuwangi”

  1. yang jelas, dengan memakai batik, saya bisa diterima di hampir semua tempat, Bli. Bahkan sering dapat makan gratis gara2 pakai batik.. 🙂

    Suka

    1. Yup, itu dia, netralitas batik itu benar-benar membuatnya praktis. Tapi kalau makan gratis, saya juga mau.

      Suka

  2. Di jakarta ada tuh yang jual batik dari seluruh nusantara, di Thamrin City

    Suka

    1. Jakarta memang banyak menyediakan layanan one stop shopping. Hanya saja apa dalam layanan seperti itu kita bisa memesan motif yang kita inginkan?

      Suka

  3. Ternyata Batik Banyuwangi cantik juga ya…..lebih mirip batik Madura?
    Saya belakangans ih sering beli kain batik Bali, bukan cuma karena kebetulan tinggal di Bali tapi entah kenapa cantik saja….

    Suka

    1. Di Banyuwangi banyak pendatang dan yang menetap yang berasal dari Madura, sehingga mungkin menjadi bentuk akulturasi budaya.

      Bali banyak punya motif batik, tapi yang khas di Bali justru kain endek daripada batik setahu saya •?•

      Suka

  4. saya pun merasa seperti itu. Dari dulu, karena kebetulan keluarga saya banyak yang menjadi pengusaha batik, saya sering mendapatkan batik cuma-cuma. Karena sekarang zaman di mana batik sudah semakin populer di kehidupan sehari-hari kita, saya jadi merasa diberuntungkan karena tidak usah susah payah beli batik :p

    Suka

    1. Enaknya kalau sudah ada yang memberikan batik cuma-cuma. Iya, kalau semakin ramai penggunanya secara otomatis popularitas akan meningkat, demikian pula sebaliknya.

      Lagi pula buatan dalam negeri akan mendorong perkembangan industri kreatif itu sendiri.

      Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

About Me

Hello, I’m a general physician by day and a fiction and blog writer by night. I love fantasy and adventure stories with a cup of tea. Whether it’s exploring magical worlds, solving mysteries, or fighting evil forces, I enjoy immersing myself in the power of imagination.

I also like to share my thoughts and opinions on various topics on my blog, where I hope to connect with like-minded readers and writers. If you’re looking for a friendly and creative person to chat with, feel free to message me.

Buletin

%d blogger menyukai ini: