Akhirnya, yang ditunggu beritanya sudah keluar juga. Jajaran ponsel dari Nokia X Family (dulu memiliki kode panggilan “Nokia Normandy”) yang menggunakan sistem operasi Android sudah dirilis. Sejumlah seri seperti Nokia X, X+, X+ dual SIM, hingga XL menemani rilis ini (terkesan seperti ukuran pakaian sih). Dan sudah bisa dilihat tampilannya di situs resmi Nokia.
Nokia dulu tidak mau merilis sistem operasi Android, tapi akhirnya kini justru melepas ponsel berbasis Android yang mereka kostumasi sendiri. Bisa jadi karena pasar Windows Phone belum begitu memikat masyarakat luas, meskipun mengalami peningkatan di atas dan menyalip BlackBerry.
Nokia sebenarnya masih memiliki banyak penggemar, hanya saja kerja samanya dengan Microsoft mungkin bukan yang menjadi sesuatu yang menarik bagi penggunanya. Microsoft sendiri membeli Nokia, sehingga mungkin saat ini Nokia hanyalah sebuah nama.
Tapi kesan bahwa merk dagang yang satu ini adalah penghasil ponsel yang “bandel” mungkin tidak serta merta hilang dari benak orang-orang yang pernah menggunakannya. Nokia memiliki ketahanan yang cukup baik sebagai ponsel dibandingkan ponsel lainnya, dan kini menggandeng sistem operasi populer Android, ini adalah sebuah perpaduan yang banyak dinantikan.
Ada banyak yang menarik dari ponsel ini jika kita telusuri situs resminya. Android sendiri sudah banyak yang tahu, sehingga tidak perlu disampaikan lagi. Namun antarmuka Fastline yang ditanamkan Nokia akan memberikan antarmuka dengan kesan yang berbeda dari ponsel Android umumnya, setidaknya malah ada kesan modern kotak ubik dari Windows Phone. Layar awal memberikan akses cepat ke aplikasi favorit dan yang baru saja dibuka.
Layarnya juga beragam, dari ukuran 4″ sampai dengan 5″ pada seri XL. RAM-nya maksimal hanya 786 MB jika saya tidak keliru pada seri XL, dengan kamera belakang 5MP (2592 x 1944 piksel) dan kamera depan 2MP (masih belum menggunakan kamera pamungkas milik Nokia sepertinya yang mampu sampai 41MP). Ada Nokia HERE, aplikasi map yang menurut saya begitu matang digunakan dalam sehari-hari, karena sebelum ponsel lain menawarkan aplikasi map, dan jauh sebelum Waze menjadi besar dan diakuisisi oleh Google, Nokia melalui Ovi Maps adalah penawar jalan yang paling nyaman bagi saya.
Nokia XL sebagai contoh lagi, prosesornya menggunakan Qualcomm Snapdragon™ S4 (inti ganda 1 GHz) dengan memiliki waktu siaga 30 hari, waktu bicara 3G selama 13 jam, dan pemutar musik selama 17 jam. Untuk ponsel layar 5″, ini cukup merupakan pilihan atau tawaran yang menggiurkan.
Aplikasi jejaring sosial bawaan seperti Facebook, Twitter, WeChat, Viber, Skype, dan jangan kaget jika kebanyakan aplikasinya berkiblat pada Microsoft dan bukan pada Google. Toko aplikasinya juga Nokia Store, bukan Play Store. Karena Nokia sudah merombak Android sedemikian rupa sehingga cocok baginya.
Tentu saja dukungan bagi BlackBerry Messenger juga ada, hanya saja apakah ini akan menguras daya ponsel seperti yang terjadi pada Samsung Galaxy Note II yang saya gunakan, itu bisa jadi. Tentu saja aplikasi populer lain secara logika akan bisa dipasang, selama ada dukungan untuk sistem operasi Android.
Harganya cukup memikat untuk ponsel cerdas, sekitar masih di bawah dua juta rupiah karena merupakan ponsel cerdas golongan bawah (dengan layar WVGA) dan memori internal 4 GB. Tapi jangan lihat itu, sesuatu yang ditawarkan adalah berbeda dibandingkan ponsel lainnya.
Semoga rilis ini tidak hanya menjadi euforia sesaat, jangan sampai nasib Nokia X mengikuti Meego yang tewas dan dibuang di tengah jalan.
Tinggalkan Balasan