Setiap tahun banyak orang menderita sinusitis akibat komplikasi batuk pilek, flu, rinitis alergi dan sebagainya. Dan banyak dari kasus tersebut mendapatkan obat-obatan antibiotik, padahal kebanyakan kasus tersebut mungkin saja tidak memerlukan antibiotik.
Ada sejumlah alasan mengapa saat terserang sinusitis antibiotik tidak terlalu diperlukan, atau setidaknya tidak secara buru-buru diberikan sebagai tahap awal dalam pengobatan.
Sinusitis memang benar-benar tidak menyamankan, namun antibiotik bisa jadi tidak membantu apa-apa. Penderita biasanya mengalami hidung yang tersumbat bersamaan dengan adanya ingus yang kuning atau kehijauan, serta adanya rasa nyeri atau tekanan di sekitar lingkar mata, pipi, kening atau gigi yang bertambah nyeri ketika membungkuk.
Infeksi sinus ini hampir selalu bermula dari suatu infeksi virus, bukan infeksi bakteri, dan seperti yang Anda ketahui – antibiotik tidak membunuh virus. Bahkan pada kondisi di mana bakteri terlibat, infeksi-infeksi tersebut biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam seminggu atau sekitar itu (jadi jangan berharap sinusitis bisa sembuh secara ajaib dalam sehari atau hitungan jam). Dan pada kondisi alergi, antibiotik tidak membantu mengurangi alergi juga.
Antibiotik juga berisiko. Termasuk risiko efek samping yang terdapat dalam antibiotik. Sekitar satu dari empat orang (dalam perkiraan) yang mengonsumsi antibiotik akan mengalami efek samping seperti masalah pencernaan, pusing, atau ruam kemerahan. Masalah-masalah tersebut akan segera selesai jika konsumsi obat dihentikan, namun pada kasus yang jarang, antibiotik dapat mengakibatkan reaksi alergi yang parah.
Penggunaan antibiotik berlebihan dan yang tidak tepat juga memicu munculnya dan bertumbuhnya bakteri-bakteri yang semakin sulit dikontrol oleh antibiotik itu sendiri. Hal ini akan membuat Anda lebih rentan terkena infeksi-infeksi bakteri yang kebal terhadap obat-obat antibiotik di masa mendatang, dan juga mengurangi manfaat antibiotik bagi orang lain.
Obat tidak gratis, meskipun Anda membelinya dengan murah atau ditanggung oleh asuransi. Dan ketika Anda mengonsumsi obat yang tidak diperlukan, maka bisa dikatakan itu membuang-buang uang; baik uang Anda sendiri atau anggaran belanja negara di bidang kesehatan. Anda sendiri mungkin tidak masalah, tapi ketika digabungkan dalam sebuah negara, maka dana yang terbuang bisa menjadi sesuatu yang fantastis.
Lalu kapan antibiotik diperlukan?
Ini mungkin pertanyaan yang klasik yang menjadi polemik sendiri di lapangan. Masyarakat kita terbiasa dimanja oleh antibiotik, jadi sakit dengan peradangan dan peningkatan leukosit (sel darah putih) pada hasil lab pasti langsung minta diberikan antibiotik; dan mungkin juga salah paradigma kesehatan kita sejak lama yang sedikit-dikit memberikan antibiotik.
Jadi berikut adalah sejumlah pertimbangan kapan antibiotik diberikan:
- Gejela menetap selama seminggu, membaik lalu memburuk lagi, atau menjadi parah.
- Gejala yang mengkhawatirkan sehingga pemberian antibiotik bisa dibenarkan seperti disertai demam yang melebihi 40,5° C, nyeri dan nyeri tekan yang hebat di sekitar area sinus, atau tanda-tanda infeksi kulit, seperti ruam merah dan panas yang menyebar dengan cepat.
Ketika Anda memerlukan antibiotik, maka golongan obat antibiotik seperti amoxicillin generik yang terjangkau bisa menjadi pertimbangan dan sama efektifnya dengan kebanyakan golongan antibiotik bermerk yang mahal. Jika Anda memiliki alergi terhadap penicilin atau antibiotik lainnya, sampaikan pada dokter sehingga akan diresepkan golongan obat yang berbeda.
Jika Anda menderita sinusitis yang berulang atau kronis, atau dalam perjalanannya memerlukan dan mempertimbangkan tindakan operasi. Maka dokter biasanya akan menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan tambahan seperti CT-Scan.
Tinggalkan Balasan