Dwijati, sebuah istilah yang kental di pulau dewata, bagi mereka yang telah terlahir dua kali. Namun apa maknanya hal ini? Tentunya dengan nilai pelajaran agama yang pas-pas’an, saya tidak akan berkompeten menjelaskan hal ini dari sudut pandang agama, nah… sebagai gantinya mungkin ada hal lain yang bisa dijadikan sebuah gubahan baru …. Pada suatu soreLanjutkan membaca “Lahir Kembali”
Arsip Tag:Bali
Nang Olog tak Punya yang Sukla
Dalam budaya Bali dikenal kata/istilah sukla, yang berarti sesuatu yang masih murni/baru. Semisal buah yang baru dipetik kemudian digunakan dalam persembahyangan, maka buah itu disebut sukla. Kebalikannya adalah carikan, yaitu sesuatu yang sudah bekas, semisal nasi yang sudah dimakan, sisanya disebut carikan. Pengertian sukla dalam budaya kemudian meluas. Seperti piring sukla, atau bokoran sukla, gelasLanjutkan membaca “Nang Olog tak Punya yang Sukla”
Nang Olog tak Punya yang Sukla
Dalam budaya Bali dikenal kata/istilah sukla, yang berarti sesuatu yang masih murni/baru. Semisal buah yang baru dipetik kemudian digunakan dalam persembahyangan, maka buah itu disebut sukla.
Otonan
Today is my “otonan“, maybe if you weren’t Balinese you might asking what is “otonan“? It is a local culture based anniversary or birthday in Balinese Hindu people. We traditionally do not have a birthday system just as the western culture has on their Georgian calender’s system (which is today adopted as international birthday system).Lanjutkan membaca “Otonan”
To Travel To Share
That afternoon, I arrived at Ubung Terminal on the North section of Denpasar City with my brother. The crowded hospitality was so familiar to me. It was a short visit to Bali in my mind, no more than a complete week. Officially my visit to my home land was to attend my high school reunion.Lanjutkan membaca “To Travel To Share”
Bhatara pun Berani Disuap
Nang Olog duduk termenung di depan rumah tuanya, di atas meja dari kayu jati yang mulai kusam dan dekil oleh usia berserakan berbagai kertas dengan tulisan yang bermacam-macam termasuk banyak foto yang tercetak di sela-selanya. Dia bingung tujuh keliling, apa yang hendak dilakukannya beberapa hari mendatang. Seandainya dia bukan salah satu tokoh Padharman (pe-dharma-an ~Lanjutkan membaca “Bhatara pun Berani Disuap”
Pangrupukan: Menyambut Nyepi 1931 Saka
Sehari sebelum pelaksanaan Hari Raya Nyepi di Bali, umum dilakukan pelaksanaan kegiatan Pangrupukan, secara tradisional dilakukan pengarakan ogoh-ogoh (suatu model raksasa ukuran besar) dengan berbagai variasi di desa-desa, umumnya setiap banjar (pembagian area yang lebih kecil dari desa) akan setidaknya terdapat satu buah ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh secara sekala, merupakan cerminan sifat-sifat negatif pada diri manusia: adharmaLanjutkan membaca “Pangrupukan: Menyambut Nyepi 1931 Saka”
Home Sweet Home
Mari kucoba untuk kuhitung-hitung kembali…, Hamm…, nampaknya sudah lebih dari satu tahun aku tidak kembali ke rumah…. Entahlah, pendidikanku sudah lebih dari lima tahun membuatku sangat jarang berada di rumah dan halaman yang menjadi tempatku bermain semenjak kecil. Dan itu waktu yang cukup untuk membuat baik interior maupun eksterior suatu tempat tinggal untuk berubah, sayangnyaLanjutkan membaca “Home Sweet Home”
Luna Da Campo
Hari ini umurku bertambah menjadi 23 tahun, ucapan ulang tahun pertama yang kuterima menyatakan bahwa sudah menjadi tua. Ya, hadiah itu pun kuterima karena memang seperti itu adanya. Jika aku melihat melalui sebuah cermin, tak sama lagi seperti dulu, tapi di sinilah aliran waktu membawa tubuh dunia yang melapuk ini dalam tambatan yang tak abadi.
Kelahiran Kembali
Dwijati, sebuah istilah yang kental di pulau dewata, bagi mereka yang telah terlahir dua kali. Namun apa maknanya hal ini? Tentunya dengan nilai pelajarn agama yang pas-pas’an, saya tidak akan berkompeten menjelaskan hal ini dari sudut pandang agama, nah… sebagai gantinya mungkin ada hal lain yang bisa dijadikan sebuah gubahan baru …. Pada suatu soreLanjutkan membaca “Kelahiran Kembali”