Maknanya Dokter Keluarga

Dalam praktik sehari-hari saya, tidak jarang saya “mesti” menanyakan pada (para) pasien, “Siapa dokter keluarga Anda?” – Apalagi di era sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan BPJS Kesehatan-nya, hampir sekarang semua peserta BPJS PBI (Jamkesmas) dan BPJS non-PBI (mandiri, ASKES, Jamsostek) memiliki dokter keluarganya. Sehingga pertanyaan ini tentunya saat ini sudah tidak aneh lagi, danLanjutkan membaca “Maknanya Dokter Keluarga”

Pedoman Praktik Kedokteran yang Baik

Ini bukan tentang panduan praktik klinis bagi seorang dokter yang memuat bagaimana dia mendiagnosis dan memberikan terapi pada pasiennya, atau kapan dia harus merujuk. Namun pada praktik kedokteran yang baik, seorang dokter diajak untuk melihat bagaimana dia “seharusnya” atau “selayaknya” bersikap dengan pasien, kolega dan pihak lainnya dalam situasi dan kondisi tertentu. Misalnya bagaimana seorangLanjutkan membaca “Pedoman Praktik Kedokteran yang Baik”

Menyampaikan Kabar Buruk Kepada Pasien

Salah satu tantangan dokter dalam berkomunikasi dengan pasien adalah saat menyampaikan kabar buruk, ini bisa menjadi dialog yang paling ingin dihindari oleh seorang dokter. Kabar buruk tidak hanya bisa membuat pasien putus asa, namun juga menutup potensi hasil yang masih bisa diharapkan bagi pasien, jika tidak disampaikan secara baik.

Komunikasi Berpusat pada Pasien

Dulu memang dokter selalu berkomunikasi menggunakan sudut pandang dirinya dan keilmuannya, dan pasien cukup menerima saja dan mengikuti apa yang dikatakan oleh dokter. Walau praktik seperti ini masih bisa ditemukan hingga hari ini, namun dunia kedokteran modern sudah tidak mengikuti apalagi merekomendasikannya. Karena hubungan dokter dan pasien telah menjadi mitra yang sejajar.