Sebuah Refleksi: Hari Bebas Tembakau Sedunia 2011

Oke, ketika saya berbicara tentang ini, maka saya tidak sedang berbicara tentang negeri saya tercinta, yaitu Indonesia. Namun saya berbicara tentang Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) yang diprakarsai oleh WHO dan telah disepakati oleh 173 negara di dunia guna memerangi epidemi tembakau di seluruh dunia, yang sayangnya Indonesia tidak turut serta di dalamnya. KarenaLanjutkan membaca “Sebuah Refleksi: Hari Bebas Tembakau Sedunia 2011”

Bermain dengan Kebahagiaan

Sepertinya lama juga rasanya saya tidak menulis di sini. Seminggu ini saya menghabis waktu dengan seklusi, jadi hampir tidak ada yang bisa saya jamah sama sekali. Makan nasi paling banyak hanya dua kali sehari, saya menghabiskan sebagian besar waktu dengan melihat kembali apa-apa yang saya tinggalkan di belakang, membiarkan diri tenggelam dalam hal-hal sederhana sepertiLanjutkan membaca “Bermain dengan Kebahagiaan”

Menuang Secangkir Kedamaian

Rasanya itu kemarin ketika saya menonton secuplik berita di layar kaca, tentang sebuah komunitas masyarakat yang menghalangi kelompok warga lainnya – dengan menghadang jalan – ketika mereka hendak menghantarkan jenazah salah satu anggota warganya ke peristirahatan terakhir. Saya tidak tahu apa yang terjadi di masa lalu, tapi konflik horizontal seperti ini atau-pun dengan latar belakangLanjutkan membaca “Menuang Secangkir Kedamaian”

Tak Usah Kebencian Disebar

Mungkin saya tidak terlalu memahami, atau mungkin lebih tepatnya saya terlalu cuek, sering kali tak acuh. Ataukah di sisi lain saya hanya sudah terlalu lelah melihat bagian dari masyarakat yang semakin kusut dan muram. Orang bisa menyumpahi, meneriaki, bahkan bisa lebih semena-mena lagi pada orang lain, entah karena dasar emosi, ataukah karena dasar pemikiran yangLanjutkan membaca “Tak Usah Kebencian Disebar”

Isu Tes Keperawanan

Berita pun wacana tentang adanya usulan tes keperawanan dalam tulisan salah satu rekan narablog. Saya tidak tahu menahu bagaimana isu ini bermula, apa latar belakang isu ini bergulir. Namun dari beberapa tulisan media massa, saya mendapat gambaran bahwa isu ini ditujukan untuk anak remaja agar dites keperawanannya, yaitu pada saat penerimaan siswa baru. Saya sebelumnyaLanjutkan membaca “Isu Tes Keperawanan”

Mau Tajen di-PERDA-kan?

Hujan belum mereda sore itu, Nang Lecir tampak tergopoh-gopoh menuju pondokan Nang Olog bersama seorang anak muda – jika tidak salah ia adalah salah satu kemenakan Nang Lecir yang jadi semacam ajudan di kantor wakil rakyat di provinsi. Nang Olog yang sedang memperbaiki atap ambengan (alang-alang) pada tempat penyimpanan jijih (buah padi), menyambut mereka alaLanjutkan membaca “Mau Tajen di-PERDA-kan?”

Mengenal Mengalah

Negeri ini sedang kacau balau dengan pelbagai konflik horizontal maupun vertikal. Saya rasa sebagian besar konflik tersebut bisa dihindari dengan satu kata sederhana, yaitu “mengalah”. Tapi rasanya kata ini sudah makin terlupakan ke dalam belantara persaingan masa kini yang semakin ketat. Manusia berlomba mencapai segala sesuatu yang terbaik (menurutnya), kadang tanpa peduli mesti saling senggolLanjutkan membaca “Mengenal Mengalah”

Ego Menang Dengan Mudah

Vishwamitra Brahmarshi adalah salah saga atau maharshi yang paling dikenal di era kuno India dan Hinduisme. Di nusantara Beliau dikenal sebagai Wiswamitra, di Thailand sebagai Swamit, di Malaysia sebagai Nila Purba, dan di Burma dengan dengan nama Bodaw. Ia juga yang menyusun Mandala 3 dari Rigveda (Rg Weda), dan termasuk Gayatri Mantra di dalamnya –Lanjutkan membaca “Ego Menang Dengan Mudah”

Menatap Titik Awal

Entah mengapa saya rasa kehidupan manusia tidak hanya memilih sebuah kisah tunggal, namun terangkai dari pelbagai kisah yang menyatu menjadi sebuah untaian kehidupan. Kisah-kesih kecil ini seperti napas seorang insan, ketika ia mulai ditarik, diresapi kemudian dihembuskan kembali ke alam. Dari setiap kisah selalu ada titik awal, di mana kisah itu dimulai. Malam kemarin, kolegaLanjutkan membaca “Menatap Titik Awal”

Gerbang Sebuah Kerajaan

Zaman dahulu kala, dikisahkan hiduplah seorang raja yang bergelar Satya Wratha – yang bermakna kebenaran adalah jalan, tujuan dan guru kehidupannya. Hidup dalam kebenaran memberikannya sebuah kehidupan yang berbahagia dengan memberikan segenap perhatiannya pada kebenaran. Suatu pagi, beberapa saat sebelum fajar merekah di ufuk Timur, sekitar waktu Brahmamuhurta (waktu yang dipersembahkan bagi Tuhan melalui meditasi),Lanjutkan membaca “Gerbang Sebuah Kerajaan”