Pikiran berkata, “Akan kukelabui dia dengan kata-kata“. Cinta berkata, “Diamlah! Aku tipu dia dengan hati dan jiwa.” Jiwa berkata kepada hati, “Pergilah! Jangan buat aku tertawa. Segala sesuatu miliknya. Jadi bagaimana aku bisa menipunya dengan apa saja?” “Ia bukan seseorang yang terjatuh ke dalam pikiran dan berharap dapat melupakan dirinya, karenanya aku akan mengalihkan perhatiannyaLanjutkan membaca “Bagaimana Dapat Kukelabui Dia?”
Arsip Tag:syair
Menyandi Hati Menyirat Sari
Dulu, pernah kubisikkan padamu, sederetan desah nirlanggam dari kalbuku – sebagaimana jua mereka telah terwariskan padaku oleh para pengelana yang telah lama menyusur cakrawala kata adimakna. Saya lupa kapan diskusi itu berlangsung, karena saya jarang sekali kembali menulis hal yang sama saat ini. Karena puisi itu menyandikan isi hati dan hanya mengungkapkan sedikit sarinya, makaLanjutkan membaca “Menyandi Hati Menyirat Sari”
Rayuan Tanah Airku
Ada banyak lagu yang kusukai sejak kecil, walau suaraku tak pernah bagus, aku bisa teringat belajar dari Ibu untuk menyanyikan banyak lagu. Salah satu yang paling bisa kuingat hingga kini adalah “Rayuan Pulau Kelapa” oleh Ismail Marzuki.