A Cahya Legawa's Les pèlerins au-dessus des nuages

Penanya ingin mengetahui bagaimana ia dapat bertindak dengan bebas dari penekanan diri ketika ia mengetahui tindakkannya pastilah menyakiti mereka yang ia cintai. Anda tahu, mencintai adalah menjadi bebas – kedua pihak bebas. Jika ada kemungkinan rasa sakit, ada kemungkinan penderitaan dalam cinta, itu bukanlah cinta, itu semata-mata hanyalah bentuh halus posesi (rasa kepemilikan), pencarian. Jika Anda mencintai, sunguh-sungguh mencintai seseorang, tiada kesempatan memberikannya rasa sakit ketika Anda melakukan sesuatu yang Anda anggap benar. Hanya ketika Anda ingin orang tersebut melakukan apa yang Anda harapkan atau ia ingin anda melakukan apa yang ia inginkan, maka di sana ada duka. Itulah dia, Anda senang dimiliki; Anda merasa aman, nyaman; meski Anda memahami kenyamanan itu hanyalah sementara, Anda berlindung dalam kenyamanan itu. Jadi setiap pergulatan demi kenyamanan, demi keyakinan, sungguh-sungguh namun memungkiri kurangnya kekayanan batiniah; dan oleh karenanya ada tindakan yang terpisah, tidak bersama dengan orang lain dengan alaminya menciptakan gangguan, duka dan penderitaan; dan orang harus menekan apa yang ia sungguh-sungguh rasakan guna menyesuaikan dirinya dengan yang lain. Dengan kata lain, penekanan yang konstan ini, diciptakan oleh apa yang disebut cinta, menghancurkan ke dua pihak. Dalam cinta itu tiada kebebasan; ia semata-mata sebuah keterikatan yang tak kasat mata.

Buku Kehidupan VII.21

Commenting 101: “Be kind, and respect each other” // Bersikaplah baik, dan saling menghormati (Indonesian) // Soyez gentils et respectez-vous les uns les autres (French) // Sean amables y respétense mutuamente (Spanish) // 待人友善,互相尊重 (Chinese) // كونوا لطفاء واحترموا بعضكم البعض (Arabic) // Будьте добры и уважайте друг друга (Russian) // Seid freundlich und respektiert einander (German) // 親切にし、お互いを尊重し合いましょう (Japanese) // दयालु बनें, और एक दूसरे का सम्मान करें (Hindi) // Siate gentili e rispettatevi a vicenda (Italian)

Tinggalkan komentar