Belajar Lapang dari Palungan yang Sederhana
Halo Sahabat Semua,
Sampai juga kita di penghujung tahun 2025. Rasanya baru kemarin kita menyusun resolusi, dan kini kita sudah bersiap menutup lembaran kalender.
Tahun ini, pesan Natal bersama mengingatkan kita pada sebuah tema yang sangat dekat, namun seringkali paling menantang: “Allah Hadir Untuk Menyelamatkan Keluarga”.
Di era yang serba cepat dan penuh tekanan ini—di mana keriuhan digital seringkali lebih nyaring daripada percakapan di meja makan—keluarga menjadi benteng terakhir kita. Namun, kita pun harus jujur: keluarga bukanlah tempat yang selalu sempurna. Ada gesekan, ada perbedaan, dan ada luka yang mungkin belum pulih.
Di sinilah filosofi “Lapang” menemukan momentumnya.
Natal mengajarkan kita bahwa Sang Pencipta begitu legawa menurunkan diri-Nya ke dunia yang rapuh ini, lahir di palungan yang jauh dari kemewahan, demi merangkul manusia. Semangat yang sama itulah yang mungkin perlu kita bawa pulang ke rumah tahun ini.
Menjadi legawa bukan berarti pasrah tanpa daya. Menjadi legawa di tengah keluarga berarti berani menerima kekurangan pasangan, orang tua, atau anak-anak kita dengan hati yang lapang. Menerima bahwa rumah kita mungkin tidak sementereng di media sosial, tapi di sanalah cinta dirawat. Menerima bahwa pemulihan butuh waktu, dan pengampunan butuh keberanian.
Kepada pembaca setia Legawa.com, terima kasih telah berjalan bersama sepanjang tahun ini. Terima kasih telah berbagi cerita tentang ketangguhan dan pencarian makna hidup.
Di Hari Natal ini, mari kita ‘mudik’ ke dalam hati masing-masing. Mari sediakan ruang yang hangat bagi orang-orang terkasih, sebagaimana palungan menyediakan ruang bagi Sang Bayi Natal.
Selamat Natal 2025. Semoga damai sejahtera melingkupi keluarga kita semua, memberikan kekuatan untuk menyongsong tahun depan dengan hati yang lebih tulus dan penuh harapan.

Salam hangat,
Cahya.

Tinggalkan komentar