Sejak tadi pagi berita di televisi berturut-turut menayangkan tentang dua ledakan yang terjadi di lingkungan Mega Kuningan – Jakarta Selatan. Pertama kali aku tersentak, tentu saat berita masih memunculkan ledakan yang pertama ~ aku masih menolak kemungkinan bom ~, namun ledakan berikutnya sudah semakin memastikan kemungkinan itu adalah sebuah bom.
Berita memuat kepanikan yang luar biasa di tempat kejadian. Korban-korban berjatuhan, baik yang luka-luka ringan atau pun meninggal dunia. Peristiwa ini menambah daftar panjang kejahatan teroris di negeri ini.
Presiden telah menyampaikan keprihatinnya, serta ajakan bersama-sama bagi negeri ini untuk tidak tunduk terhadap aksi-aksi macam ini. Sedangkan berbagai opini publik mulai bermunculan, mulai dari pengecaman tindakan seperti ini, duka-cita pada para korban, serta kekhawatiran akan efek jangka pendek maupun jangka panjang, serta praduga-praduga kausatif terjadinya tragedi ini.
Aku termenung sesaat, seakan negeri ini terdiam dalam hiruk-pikuk apa yang sedang terjadi di salah satu sudut geliat kehidupannya yang tersakiti. Untuk sebuah negeri yang teramat kaya akan sumber daya, mungkin kita akan menjadi rebutan akan berbagai kepentingan dari banyak pihak. Mungkin hal-hal serupa akan terjadi kembali ke depannya, setidaknya potensi ini akan selalu ada, karena ternyata di dunia ini ada orang yang bersedia melakukan apa saja, mengorbankan apa saja, dan tidak peduli apa pun untuk merealisasikan ambisinya. Namun menyadari ini bukan berarti bangsa ini harus tunduk dan terpaku. Ini menjadi suatu keprihatinan sebuah bangsa dan selayaknya sebuah bangsa bersuara satu untuk bersama-sama melewati dan memperbaiki kondisi ini. Walau setiap orang dan individu memiliki peran yang berbeda-beda, namun satu suara ini adalah yang bermakna bagi kita semua.
Tinggalkan Balasan