Hari ini saya mendapatkan sebuah pesan singkat (sms) dari salah satu sanak keluarga, yang berisi pesan seolah-oleh terusan dari IDI. Kira-kira pesan tersebut bertuliskan: Saat ini sedang ada wabah pengerasan otak atau sumsum tulang belakang. Jangan minum produk : extra joss, M-150, kopi susu gelas, Kiranti, Krating Daeng, Hemaviton, Neo Hormoviton, Marimas, Hore, Frutillo, Segar Sari, Pop Ice, Segar Dingin Vit C, Okky Jelly Drink, Inaco, Gatorade, Nabati, Adem Sari, Naturade Gold, Aqua Splash. Karena mengandung Aspartame racun yang menyebabkan diabetes, kanker, dan bisa mematikan.
Mungkin pesan singkat seperti ini diteruskan karena landasan kepedulian pada sesama. Namun kita mesti bijaksana dalam meneruskan sebuah pesan. Sama seperti saya menjadi narablog, saya belajar dari banyak kesalahan untuk menulis atau meneruskan sebuah pesan dengan lebih baik.
Jadi apa rumor ini benar?
Ya, kalau sebatas ada tidaknya rumor itu. Tentu saja rumor ini benar (maksudnya benar ada rumor itu), dan setidaknya tidak hanya pesan singkat, bahkan rumor serupa telah menyebar setidaknya sejak tahun 2005 jika saya telusuri jejaknya di internet. Bahkan masuk ke berbagai forum dan blog.
Pertama-tama, harus saya sampaikan terlebih dahulu, bahwa IDI sendiri menyatakan bahwa rumor ini tidak benar dikeluarkan oleh IDI sebagaimana yang dinyatakan dalam layanan pesan singkat atau pun yang dipublikasikan via berbagai forum dan blog. Silakan lihat rilis pres IDI tertanggal 2 Maret 2010 di situs resmi IDI.
Jadi apa pembelajaran yang kita ambil?
Pertama kita harus menjadi selektif dengan sendiri terhadap segala informasi yang masuk. Memilah mana yang benar dan mana yang tidak.
Jika suatu saat Anda menerima pesan singkat bahwa “Kentang mengandung gugus gula dan berbahaya sehingga bisa menyebabkan diabetes.” Dan Anda menelannya mentah-mentah serta menginformasikan pada semua rekan dan keluarga. Anda bisa “membunuh” para petani kentang.
Khusus bagi para narablog, jangan terburu-buru menulis kabar heboh di blog anda! Anda secara langsung atau pun tidak, bertanggung jawab atas regulasi informasi publik yang beredar di dunia maya. Periksa kembali kebenaran informasi itu, telusuri jika perlu, kembangkan kemampuan nalar dan deduksi anda sebagai seorang penulis yang baik. Jangan sampai menyesatkan orang, setidaknya kita berusaha menghindari agar orang tidak tersesat oleh informasi keliru yang turut kita sebarkan.
Jangan berdalih Anda (hanya sekadar) melempar informasi kemudian melempar tanggung jawab kebenarannya pada pihak-pihak yang tidak dapat ditelusuri kebenarannya. Be smart, be wise and be resonsible.
Apa simpulannya?
Ya, rumor tentang bahaya makanan dengan aspartame yang dinyatakan disebarkan oleh IDI itu tidak benar.
Lakukan koreksi bersama. Jika Anda menerima pesan singkat (sms) seperti itu, sampaikan pada si pengirim bahwa rumor tersebut tidak benar, sehingga ia tidak menyebarkan pesan serupa lagi. Demikian jika Anda menerima surat elektronik dengan pesan serupa, balas kembali dan ingatkan masyarakat kita bersama bahwa rumor ini tidak benar. Jika Anda membaca sebuah blog atau forum yang memuat informasi ini tanpa memberi klarifikasi bahwa informasi ini adalah hoax semata, silakan dengan sopan ingatkan pemilik blog atau pun pengguna forum.
Ini adalah era informasi terbuka – namun masih tetap bertanggung jawab. Mari kita belajar bersama, dan belajar saling mengingatkan.
Sementara keamanan aspartame sendiri hingga saat ini selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Beberapa jurnal yang belum menemukan bukti bahwa aspartame bersifat genotoksik1 maupun karsinogenik2, dan sejumlah debat tentang efeknya pada neurotransmiter3.
Tentu saja selain itu ada banyak penelitian lainnya, akses ke sumber yang tepat, keilmuan yang tepat akan memberikan lebih banyak manfaat. Walau tentu saja penyebaran hoax seperti ini selalu berlanjut, sebagaimana contoh-contohnya yang telah banyak kita lihat.
- Otabe, A., Ohta, F., Takumi, A., & Lynch, B. (2018). Mutagenicity and genotoxicity studies of aspartame. Regulatory Toxicology and Pharmacology. ↩
- Haighton, L., Roberts, A., Walters, B., & Lynch, B. (2018). Systematic review and evaluation of aspartame carcinogenicity bioassays using quality criteria. Regulatory Toxicology and Pharmacology. ↩
- Choudhary, A. K., & Lee, Y. Y. (2018). The debate over neurotransmitter interaction in aspartame usage. Journal of Clinical Neuroscience. ↩
Tinggalkan Balasan