Setiap orang mungkin memiliki hari istimewa dalam hidupnya, atau momen-momen yang dianggap cukup berarti untuk dikenang. Tentu kita tidak menghitung hari kelahiran, kecuali Anda dapat mengenang hari di mana Anda terlahir di dunia ini.
Hari ini adalah hari istimewa bagi saya, jadi hari ini saya tidak akan berada di blogsphere. Tapi tulisan ini sudah saya persiapkan jauh hari sebelumnya, jadi akan tetap hadir di sini dengan otomatis tanpa perlu kehadiran saya. Sebenarnya malah saya tidak ingin mengunjungi dunia maya untuk hari ini.
Sebagai ganti ketidakhadiran saya, maka saya akan menceritakan sebuah kisah. Mungkin tidak secara langsung sebagai refleksi bagi diri saya sendiri.
Ada sepasang muda-mudi (tapi mohon jangan arahkan telunjuk Anda pada saya, dan memulai deduksi liar anda), si perempuan mulai agak kesal dengan sikap di laki-laki, tentu ada hal-hal yang mendahului mengapa kekesalan ini bisa timbul, namun saya lupa bagian itu dari kisah ini.
Si perempuan bertanya (entah dengan nada tinggi atau rendah), mengapa bisa demikian (mungkin merujuk pada situasi dibandingkan obyek materiil menurut saya). Si laki-laki mungkin tidak terima, dan balik berargumen dengan perasaan tidak senang, ia berkata pada si perempuan mengapa dulu dia (si perempuan) sudah tidak peduli dan sekarang mempertanyakan lagi masalah itu.
Perempuan muda ini sangat jengkel tampaknya, dia berkata, “Jika demikian, terserah kamu saja maumu bagaimana, jangan temui aku lagi.”
Tentu dengan tersentak kaget, dan balik berkata, “Sebenarnya kamu tidak peduli apa pun, ya sudah kalau begitu, aku tidak akan menemui lagi, jadi biarkan juga aku sendiri dengan semua ini.”
Saya tidak tahu apa yang melatar-belakangi hal ini sampai terjadi, namun sebagaimana yang umum dikisahkan pada kami, tentunya kedua orang itu sama-sama terluka.
Waktu berlalu, si pemuda mengikuti perjalanannya dengan tetap membawa kekesalannya serta. Ia sering melamunkan, merenungkan dan mempertanyakan semua yang telah terjadi saat ini. Ia bertanya pada banyak ahli, ia membuka debat pada semua kemungkinan. Namun tetap saja sama, dan semakin lama semakin jelas.
Pada siapa pun dan ke mana pun ia berkisah, seluruh dunia tetap akan tetap menyatakan bahwa ia-lah yang bersalah atau semua kejadian saat itu. Akhirnya sampai ia diberikan petunjuk oleh suara yang penuh kebijakan dan kelembutan.
“Percuma saja mencari ke mana pun, kamu telah tahu bahwa seluruh dunia pun tahu kamu-lah yang bersalah, mereka akan meneriakkan kamu bersalah, seluruh dunia kecuali satu….”
Ia bingung, apa yang dimaksud kecuali satu, siapa yang akan membelanya? Mungkin orang itu bisa membantunya menuntut keadilan akan masa lalunya. Mungkin orang itu dapat meyakinkan dunia bahwa ia bukanlah yang bersalah, bahkan walau dirinya sendiri tahu bahwa ialah yang bersalah…
Si pemuda ini putus asa, setidaknya ingin mendengar satu saja orang yang akan berkata bahwa semua itu bukan salahnya…, karena rasa bersalah kita telah tumbuh kokoh di dalam batinnya.
Perlu waktu lama, sampai ia terhenyak kaget, tentu saja… tentu saja ada orang yang akan mengatakan bahwa ia bukanlah yang bersalah. Ia tidak tahu mengapa, tapi ia tahu bahwa orang itu akan berkata dengan lembut bahwa ia tidak bersalah sama sekali.
Ia tersenyum bahagia, namun air matanya menetes pelan. Ia tahu orang itu, dan itulah adalah orang yang sama yang mereka telah berkata tidak akan berjumpa lagi satu sama lainnya.
Tak banyak yang bisa dilakukannya setelah menyadari hal itu.
Kisah ini berakhir di sini bagi kami para putra, sedangkan sisi lainnya yang menggambarkan si perempuan dikisahkan pada para putri. Apa yang terjadi pada potongan kisah yang satunya tak pernah saya ketahui.
Kisah ini berasal dari negeri yang jauh, kebetulan saya cukup beruntung untuk memungutnya sebagai pelajaran hidup. Jika ada perempuan yang pernah mendengar kisah ini, tentu bisa membandingkan dengan potongan kisah yang khusus dikisahkan padanya.
Saya tidak menyebutkan kisah ini secara utuh, karena di bagian akhir ada kunci yang menyatukan dua potongan kisah putra dan putri – si pemuda dan si pemudi – menjadi satu. Dan saya menghargai si pemberi sedekah dalam wujud kisah ini, sehingga kuncinya tetap saya simpan. Jika tidak seluruh yang pernah mendengar kisah di bagian putri akan bisa mengungkapnya, sementara tidak sebaliknya.
Konon, jika seorang pemuda bertemu seorang pemudi tanpa sengaja memperbincangkan kisah ini dan membuka kuncinya bersama-sama menuju akhir kisah, mereka akan menemukan jendela pandang baru yang jernih dan indah dalam makna pengertian dan pemahaman antara sesama.
Nah, saya akan meninggalkan dunia maya dulu sementara waktu. siapa tahu saya bisa menemukan seorang wanita yang dapat membantu membuka misteri akhir kisah ini. Toh ini adalah hari yang istimewa bagi saya.
Tinggalkan Balasan