Jadi siapa yang sudah menonton “Prince of Persia: The Sands of Time”? Mungkin adalah film yang sudah lama ditunggu oleh para pemain game-nya yang sudah terkenal itu, dan juga oleh orang-orang yang penasaran yang dulu tidak bisa memainkan game-nya karena tidak memiliki komputer yang mumpuni untuk itu.
Film yang kisahnya diangkat dari video game ini mengambil latar kerajaan Persia (sekarang wilayah Iran) memiliki jalan cerita yang unik. Saya tidak begitu mengikuti video game yang pertama kali dirilis tahun 1989 ini (walau seri “The Sands of Time” sendiri baru rilis tahun 2003), sehingga mungkin ada beberapa versi cerita yang berbeda dari kisah awalnya yang sebenarnya mirip dengan kisah Alladin – walau tanpa lampu ajaib dan jinnya.
Yang disajikan sebenarnya kisah klasik sebagaimana banyak kisah kepahlawanan, seorang anak miskin yang diangkat menjadi pangeran, perpecahan dalam keluarga kerajaan, petualangan dengan putri yang kemudian menjerat hatinya, hingga bumbu kisah mistis yang fantastis banyak terselip di dalamnya, bahkan humor-humor yang tidak kalah menggelitik.
Ada teman yang bilang kalau dia ingin sekali menonton film ini kembali, padahal baru tadinya nonton. Padahal kisahnya sangat klasik, dan saya tidak akan menceritakannya di sini karena tidak ingin merusak kejutan bagi yang belum menonton (tapi bagi yang memang ingin tidak berencana menonton namun tertarik sekadar tahu resensinya, silakan lihat resensi film Prince of Persia – The Sands of Time). Nah lalu apa yang menarik sebenarnya?
Menurut saya sendiri film ini “sangat” bagus dan menarik, pertama dari latar belakang kerajaan Persia kuno, rasanya dengan menonton ini latar belakang kerajaan benar-benar hidup, banyak adegan yang mengambil kehidupan di masyarakat namun sedikit di istana memberikan sebuah kejutan bagi film yang judulnya mengusung kata “Prince”, dan detil apiknya membuat semua itu menarik. Bandingkan dengan film “The Clash of Titan” misalnya, rasanya film ini lebih hidup.
Kedua, bagi yang belum pernah memainkan game-nya orang bisa cepat menangkap inti ceritanya, artinya penyajian sederhana, namun orang tidak bisa menebak alur ceritanya dengan pas, karena bisa ada banyak kemungkinan. Karena alur cerita ditentukan oleh dua karakter utama yang wataknya saling bertentangan, belum lagi perseteruan mereka bercampur aduk dengan kekacauan dengan berbagai pihak ketiga menjadi sangat bagus dan menarik.
Bagi yang menyukai film petualangan, dengan kisah fantasi, heroik, humoris, romantis yang bernuansa mirip-mirip dongeng seribu satu malam, film ini adalah pilihan yang baik untuk ditonton. Jika ada penilaian dari 5 bintang, saya akan memberikan 4 bintang. Ya ini film terbaik kedua yang diangkat dari video game yang pernah saya tonton setelah “Final Fantasy VII: Advent Children”.
Lalu kapan akankah kira-kira ada kelanjutannya untuk seri “Prince of Persia: The Warrior Within” dan “Prince of Persia: The Two Thrones” yang menjadi semacam sekuil di game aslinya.
Tinggalkan Balasan