A Cahya Legawa's Les pèlerins au-dessus des nuages

Sudah lama juga tidak berada di belakang kemudi (seperti merasa pernah saja), sehingga beberapa hari ini saya diberi kesempatan mencoba mengemudi di beberapa medan yang berbeda. Ternyata mobil yang tidak menggunakan transmisi otomatis sangat beda sekali, padahal saya biasanya selalu pakai transmisi otomatis jika berkeliaran di medan “need for speed” (gyah…, maksa deh), dan tentu saja simulasi dan latihan aslinya berbeda.

Saya tidak bermasalah jika menggunakan sepeda motor, saya bisa dengan kecepatan super rendah hingga menghabiskan semua putaran gas dengan motor tua saya – dan percayalah walau begitu kecepatan bukanlah kecepatan untuk arena balapan. Biasa di jalanan besar hingga ke pematang sawah, dari medan mulus, hingga tracking ke perbukitan terjal. Tapi mobil adalah sesuatu yang berbeda.

Dimensi mobil tidak sama dengan sepeda motor. Jika sepeda motor bisa diperkirakan mengambil ruang seluas jangkauan tangan, maka mobil bisa mengambil ruang seluas jangkauan pandang. Jika motor bisa menghindari rintangan di kiri jalan dengan tetap berada di lajur kiri, maka mobil harus terbiasa menghindar dengan memanfaatkan lajur kanan. Dan belum lagi, sensasi merasa akan menabrak kendaraan di lajur kanan membuat seakan ingin mengelak ke kiri terus menerus (tipe orang preventif).

Dan satu lagi yang disebut “kopling” (sial, kenapa sistem ini harus ada). Yang membuat mobil bertransmisi manual lebih perlu banyak jam terbang untuk dikendalikan dengan baik. Karena orang tidak bisa selalu setengah kopling sepanjang jalan.

Ini adalah sebuah kelas mengemudi singkat selama 5 jam. Beberapa dibagi ke dalam beberapa “challenges”, mengemudi di tengah kota dengan lalu lintas normal, mengemudi di jalanan pedesaan berjalur kecil dan berkelak-kelok, mengemudi di perbukitan dengan tanjakan dan turunan tajam, mengemudi di kepadatan lalu lintas tinggi. Berbekal moto, “trust your instinct”, ini bisa menjadi kelas mengemudi yang berat – ah, untung saja Gianyar memiliki pemandangan alam yang indah, sehingga stres tidak akan hinggap walau ada melintasi medan yang berat bagi orang yang lama tidak berada di belakang kemudi, tentu saja dalam beberapa kesempatan juga hingga menikmati alam di kabupaten tetangga, seperti Klungkung dan Bangli – rasanya seperti kelas mengemudi sambil mencuci mata saja.

Mungkin karena saya sudah ubanan, sehingga insting sudah tidak setajam saat masa muda dulu. Bahkan ketika saya kecil – udah ndak ingat lagi – saya biasa mengendalikan & menunggangi hewan liar, berikut contohnya…

Bahkan, tidak hanya menunggangi hewan liar, waktu kecil saya juga terbiasa mengendarai kendaraan berteknologi tinggi, termasuk menjadi pilot pesawat tempur seperti ini…

Ah…, masih banyak lagi kenangan waktu kecil dengan untuk melenyapkan rasa lelah sehabis mengemudi. Tapi ya sudahlah, halaman ini akan menjadi terlalu panjang jika dicoba dimuat di sini.

Commenting 101: “Be kind, and respect each other” // Bersikaplah baik, dan saling menghormati (Indonesian) // Soyez gentils et respectez-vous les uns les autres (French) // Sean amables y respétense mutuamente (Spanish) // 待人友善,互相尊重 (Chinese) // كونوا لطفاء واحترموا بعضكم البعض (Arabic) // Будьте добры и уважайте друг друга (Russian) // Seid freundlich und respektiert einander (German) // 親切にし、お互いを尊重し合いましょう (Japanese) // दयालु बनें, और एक दूसरे का सम्मान करें (Hindi) // Siate gentili e rispettatevi a vicenda (Italian)

25 tanggapan

  1. Cahya Avatar

    Danu,
    Saya ndak ahli salip menyalip, saya suka yang agak santai dikit :D.
    Ha ha…, ya ya…, itu pas di Tiara Dewata, entah masih atau tidak.

    Suci,
    Memangnya bisa toh malu & stay cool, ndak kebayang deh. Ya, monggo atur jadwalnya, nanti kita sesuaikan bareng :D.

    Suka

  2. Suci gusri Avatar
    Suci gusri

    Sumpah emg malu bgt..tp stay cool donk.. Kn slalu ada cadangan d mobil..so,tmnku yg ambilin..hohoho..aq atur jadwal dlu ya…sabaaarrr.. Hokben g bakal lari dikejar..

    Suka

  3. Danu Avatar
    Danu

    Lebih enak pake yang manual, kalo mo nyalip lebih manteb, sama nanjaknya…

    Itu foto di tiara dewata ya kalo ga salah ? Inget sama pesawat tempurnya 😀

    Suka

  4. Cahya Avatar

    Bli Pande,

    Besok keluar SK agar semua pegawai bisa mengemudi mobil bertransmisi otomatis :D.

    Suka

  5. panDe Baik Avatar

    Pernah saya diminta menyopiri atasan yang kebetulan memiliki kendaraan dengan transmisi otomatis. Dengan berat hati saya menolak karena tidak ingin terjadi apa'dengan mobil tsb hanya karena saya tidak pernah mengendarainya. So, sepanjang perjalananpun saya dengan 'terpaksa' harus menikmati pemandangan sementara si atasan yang menyopiri kendaraan. Hihihi…

    Suka

  6. Cahya Avatar

    Suci,

    Ih, malu-maluin :lol:.

    Suka

  7. Suci gusri Avatar
    Suci gusri

    Hokben?? Kapan? Hayuk,kali ni aq pastikan kondisi spatu dlm keadaan aman..kmrn lepas wkt dinner d sna.

    Suka

  8. Cahya Avatar

    Suci,

    Kalau gantinya Hokben gimana :D.

    Suka

  9. Suci gusri Avatar
    Suci gusri

    Gak bakal ijinin kamu nyetir mobilkuw.. N ga mau disetirin kamu… Cemas.. Waswas.. Khawatir akan kselamatan diri sendiri… Udah bisa belok kanan? Mundur udah bisa? Parkir gmana? Hduw… Pdhl mo ngajak 3D lagi..

    Suka

  10. Cahya Avatar

    Lea,

    Hmm…, maybe yes…, maybe no. Biar Lea saja yang penasaran :p.

    Suka

  11. Lea Ramdhani Avatar
    Lea Ramdhani

    btw anak kecil yang lagi naek gajah itu beneran cahya??mukanya ko anak-anak banget yah,,hihi 😛

    Suka

  12. Cahya Avatar

    Bli Wira,

    He he…, sepertinya antara tahun 85-87, saya sih udah ndak begitu ingat lagi, paling hanya sekilas saja.

    Pak Teguh,

    Saya lupa menyampaikan jika 5 jam ini dibagi-bagi, bisa teler saya kalau 5 jam non stop. Karena 2 jam saja saya sudah mengalami penurunan konsentrasi.

    Suka

  13. teguhsasmitosdp1 Avatar

    Wah, salut deh buat pengemudi yang bertahan berjam-jam di belakang kemudi,….tentu staminanya luar biasa. Semoga tetap terjaga kesehatannya. Salam persahabatan dari pekalongan

    Suka

  14. imadewira Avatar

    btw, foto2nya keren, itu tahun brapa ya? hehe

    Suka

  15. Cahya Avatar

    Pak Aldy,

    Memangnya ada yang seperti itu kecuali di kursi penumpang?

    Pak Sugeng,

    Bisa kok, siapa yang bilang ndak bisa, asal risikonya juga bisa diterima :D.

    Suka

  16. Sugeng Avatar
    Sugeng

    Aku yakin nyetir itu bisa dilakukan dengan mata terpejam :mrgreen:

    *** liat pak doter Cahya mengemudikan pesawat dengan mata merem

    Suka

  17. orange float Avatar
    orange float

    masa kecil yang sangat menyenangkan tapi sayang sudah tak bisa lagi balik ke masa itu 😦

    Suka

  18. Aldy Avatar

    Mas Cahya,

    saya kalau dikendaraan roda empat lebih memilih yang tidak ada stir, close (kompling) atau rem. Terserah mau matic atau manual sama saja.

    Suka

  19. Cahya Avatar

    Mas Hakim,

    Yang ada baru niatnya saja :D.

    FaDhli,

    Wah, mesti ke kebun raya, masa mau pelihara sendiri, padahal gajah kan kerjaannya makan melulu.

    Suka

  20. FaDhLi Avatar
    FaDhLi

    Hehehe…klo diingat2 saya wktu kecil klo naik gajah kyk gtu langsung nangis, mau ny gajah ny di bwa pulang ke rmah hehe… :mrgreen:

    Suka

  21. Abdul Hakim Avatar
    Abdul Hakim

    wah kayaknya ada yang mau beli mobil nih, atau sudah ada mobilnya… 😀

    Suka

  22. Cahya Avatar

    Mas Asop,

    Ah, kalau hanya 5 jam dengan yang sudah maelalang buana berjam-jam, saya sih ndak ada apa-apanya :D.

    Benar Mas, yang bisa manual umumnya bisa belajar mengendalikan yang otomatis dengan cepat – kecuali untuk mereka yang jatuh dari areal parkir lantai atas kemarin yang diduga karena ndak terbiasa dengan transmisi otomatis. Yang penting kecermatan saja, kalau orang lain bisa mengapa kita tidak :D.

    Suka

  23. Asop Avatar

    Wah wah, setidaknya Mas Cahya lebih jago nyetir ketimbang saya. Tampaknya… 😀

    Jujur aja, saya lebih suka yang manual, karena orang yang bisa nyetir manual pasti bisa nyetir transmisi otomatis, sedangkan yang tebriasa otomatis susah kalo harus nyetir manual. 😆

    Suka

  24. Cahya Avatar

    Mas Puhandaka,

    Saya belum terbiasa dengan transmisi manual, belum banyak jam terbangnya :D.

    He he…, bukan mampu terbang rendak Bli Gung, tapi memang anak-anak dilarang terbang tinggi, guna menghindari tagedi Ikaros terulang kembali :lol:.

    Suka

  25. Agung Pushandaka Avatar
    Agung Pushandaka

    Untuk mobil, saya justru lebih senang yang transmisi manual. Lebih seru rasanya. Halah!

    Tapi anda hebat juga mas, bisa terbang rendah saat mengemudikan pesawat tempur. Penerbang kelas wahid pun blum tentu mahir melakukannya. 😛

    Suka

Tinggalkan Balasan ke Danu Batalkan balasan