Sebenarnya saya sudah bertanya pada Bli Dani Iswara si pengguna ArchLinux (karena sama-sama pakai Gnome), apa dia menggunakan wvdial saat menghubungkan modemnya yang sejenis? Tapi malah dikatakan menggunakan Network Manager. Saya juga sempat menyeletuk tentang hal ini di blognya Mas Ganda Manurung.
Alhasil, saya justru malas lagi. Akhirnya saya pakai jalan pintas saja, saya buka jendela prefensi Network Manager yang ada di deskbar/workbar, di sana ada setelan untuk GSM connection. Lalu beberapa poin saya ubah, pertama nama koneksinya (sebenarnya sih tidak bakal berpengaruh) jadi IM2 ECO (boleh saja pakai nama lain).
Langkah berikutnya adalah menyetel agar melakukan sambungan otomatis, jadi begitu modem dihubungan, maka sistem akan mengenalinya dan melakukan panggilan/koneksi. Lalu isi data lain sesuai dengan akun pengguna, misal nomor dial-up, username, password, APN dan PIN (opsional), pada bagian selanjutnya pastikan protokol PAP terpilih.
Lalu simpan perubahan, dan modem akan menyambung dengan sendirinya. Sayangnya, karena modem Huawei E22o ini entah mengapa suka un-plug sendiri, sehingga sambungan bisa putus di tengah jalan. Untungnya dia akan menyambung sendiri sekitar 30 detik kemudian, tapi kan tidak asik juga. Namun setidaknya ini lebih baik daripada di Windows, yang tidak bisa melakukan redial otomatis, sehingga kita mesti melakukan sambungan berulang kali dari software IM2 mobile connect.
Setidaknya Linux yang saya gunakan punya keunggulan tersendiri dibandingkan Windows. Nah, kalau pakai modem Huawei E220, memang lebih enak berinternet dengan Linux. Dan berapakah kecepatan akses internet saat ini?
Jika gambar tersebut kurang jelas, silakan diklik untuk melihat versi besarnya.
Tinggalkan Balasan