Jika Anda pernah membayangkan kisah Sherlock Holmes ada di negeri naga, maka mungkin film garapan Tsui Hark ini adalah salah satu yang cukup menarik ditonton. Tsui Hark memang cukup terkenal dalam menggarap film-film mandarin seperti film-film laga seri “Once Upon A Time in China” yang menampilkan tokoh Wong Fei Hung yang dibintangi Jet Li, atau film-film komedi ala seri “Aces Go Places” yang dibintangi Jackie Chan.
Awalnya saya kira kali ini diangkat dari sebuah novel detektif karya Robert van Gulik yaitu “Judge Dee”, yang ternyata juga diambil dari tokoh Dí Rénjié yang merupakan salah satu pejabat paling populer di era Dinasti Tang. Tokoh utama dalam film ini diperankan oleh Andy Lau, nah pasti sudah banyak yang kenal dia sejak populernya serial “Return of The Condor Heroes” beberapa tahun silam. Tapi film ini sendiri merupakan adaptasi dari buku karya Lin Qianyu yang berjudul sama dengan filmnya, “Detective Dee and the Mystery og the Phantom Flame”.
Andy Lau berperan sebagai Detektif Dee yang merupakan pejabat paling efesien dan jujur di masa Dinasti Tang, tapi itu masa lalu. Film ini bercerita tentang awal Dinasti Zhou, jika ada yang masih ingat pelajaran SMA dulu, ini adalah sebuah dinasti yang didirikan oleh Wu Zetian, satu-satunya kaisar perempuan yang naik tahta dalam sejarah kekaisaran Bangsa China. Bagus juga sih jika bisa menonton film sambil belajar sejarah.
Mengambil era sekitar tahun 690 masehi ketika pengangkatan Wu Zetian menjadi kaisar, terdapat pembangunan patung Buddha raksasa di depan istana yang harus selesai sebelum penobatan berlangsung. Namun di tengah jalan, petugas yang bertanggung jawab untuk memantau perkembangan pembangunan tersebut mengalami nasib tragis, saat ia mengantar duta pelbagai negeri melihat pembangunan, tiba-tiba saja tubuhnya terbakar habis secara misterius.
Kejadian ini tidak hanya sekali, petugas yang diminta menyelidiki pun mengalami nasib serupa. Wu Zetian akhirnya memerintahkan memanggil kembali Detektif Dee yang sedang ditahan dan diasingkan oleh karena upaya pemberontakan beberapa tahun lalu. Jika Anda membaca kisah asli tokoh Dí Rénjié, dia adalah salah satu penasihat militer pada masa pemerintahan Wu Zetian, dan kemudian menjadi salah satu pejabat tertinggi di kekaisaran. Dia juga yang sebelum meninggal (700 masehi) merekomendasikan beberapa pejabat ahli yang pada akhirnya menggulingkan Wu Zetian (705 masehi) dan mengembalikan mahkota ke Li Xian (Kaisar Zhongzong), sehingga tokoh kita ini juga sering diberikan julukan yang mengembalikan/menghidupkan kembali Dinasti Tang.
Nah, kembali ke film. Detektif Dee harus mengungkap siapa pelaku di balik kasus misterius ini. Apakah memang benar terjadi karena kutukan, apakah pelakunya pihak dalam istana yang tidak menyukai Wu Zetian naik tahta? Belum lagi keterlibatan para pembunuh bayaran misterius.
Film ini menyajikan petualangan unik, seperti menonton film detektif dengan kasus-kasus misteri yang membuat tokohnya mesti menjelajah ke pelbagai lokasi misterius untuk menemukan bukti dan petunjuk.
Jalur ceritanya memang sedikit rumit, yah anggaplah seperti menonton Sherlock Holmes, ada beberapa hal yang tidak akan kita duga tiba-tiba muncul, dan ada beberapa petunjuk yang akan mudah dilewatkan. Apalagi gaya deduksinya sudah mirip dengan tokoh karya Conan Doyle itu.
Aksi laganya sendiri menarik, apalagi karena koreografi seni dan bela dirinya dipandu oleh Sammo Hung (sebagaimana di film Ip Man). Anda akan menikmati koreografi yang indah di sini. Meski pun hanya animasi, namun istana kekaisaran dibuat sedemikian detail beserta pelabuhannya, membuat latar cerita di era klasik ini benar-benar hidup. Saya malah sempat teringat saat memainkan “Jade Empire” besutan Microsoft Game itu.
Saya rasa film ini cukup menarik untuk ditonton, yah 4 dari 5 bintang layak untuk film ini bagi yang mengharapkan gabungan antara film laga kungfu, detektif dan misteri. Layaklah untuk film beranggaran mahal, apalagi Andy Lau sudah bela-belain belajar psikologi forensik untuk mematangkan perannya.
Jika Anda melewatkan filmnya, berikut adalah cuplikan pendeknya.
Mungkin menunggu tayang di televisi saja nanti ya. Sayang jika dilewatkan lagi.
Tinggalkan Balasan