Beberapa hari ini menggunakan Natty Narwhal beta 2 sebagai satu-satunya sistem operasi di Desktop memberikan pengalaman tersendiri dalam ber-Linux di tahun ini (melirik kembali “Mencicipi Dekstop dengan Natty Narwhal“). Ubuntu 11.04 ini terasa amat berbeda dengan versi sebelumnya, mungkin juga karena Gnome 2.32 yang tertanam penuh di dalamnya dan desktop Unity yang dibawanya.
Saya rasa Unity memberikan kesan lebih pada aksesibilitas, saya lebih bisa menggunakan dan memanggil banyak aplikasi dengan lebih mudah. Mulai dari pemasangan cukup sederhana (kecuali untuk sistem penentuan partisinya yang masih membingungkan awam bagi saya, karena terlalu minim informasi, atau saya masih terbiasa dengan green geeko).
Karena pada saat memasang Natty Narwhal tidak ada sistem operasi lain, maka saya tinggal memasangnya dan tidak perlu memusingkan tentang partisi HDD. Jika ada Windows sebelumnya, maka akan ada opsi apakah akan memasang berdampingan dengan Windows atau mengganti Windows dengan Ubuntu (yang berarti kehilangan data). Sedangkan jika ada Ubuntu 10.10 Maverick Meerkat sebelumnya, akan ada pilihan apakah akan memasang berdampingan bersama 10.10, memperbarui (upgrade) 10.10 ke 11.04 atau memasang ulang (reinstall) yang berarti menghapus 10.10 dan memasang 11.04.

Dengan pilihan seperti ini, saya rasa yang tidak pernah mencicipi Linux-pun akan bisa memasang Natty Narwhal dengan mudah di komputernya. Bagi mereka yang khawatir bahwa Linux memerlukan banyak perintah yang harus diketik secara manual, maka saya sama sekali belum pernah menggunakan metode itu sejak memasang distro ini. Dukungan grafis antarmuka pengguna semakin baik pada Linux saat ini. Jika Anda bisa memasang sendiri Microsoft Windows di komputer anda, maka Anda pasti bisa memasang Linux juga.
Sayangnya, karena Natty yang saya pasang adalah versi beta, maka setelah pemasangan ada cukup banyak update yang mesti dipasang – sekitar 200 MB untuk diunduh. Untunglah koneksi MOBI cukup baik untuk menangani jumlah data tesebut.
Jika Anda tidak ingin ada terlalu banyak unduhan pada awal pemasangan, mungkin menunggu rilis versi stabil pada akhir bulan ini adalah pilihan yang bijak. Meskipun demikian, setiap Linux akan tetap memerlukan update secara rutin, apalagi jika Anda menggunakannya untuk berinteraksi dengan dunia maya. Sebagaimana halnya Windows, Linux juga perlu memperbaiki bugs dan memperkuat keamanan via update. Silakan memilih jadwal pembaharuan yang sesuai, jika saya sendiri memilih jadwal harian.
Anda akan ditawarkan desktop Unity pada Natty Narwhal, dan mungkin yang paling terlihat jelas adalah ikon-ikon unity yang berderet rapi sisi kiri layar.
Ikon-ikon ini sangat rapi, dan memberikan nilai aksesibilitas lebih. Namun beberapa orang mengeluhkan tidak adanya pilihan untuk mengatur dimensi/ukuran ikon, sehingga bagi yang memiliki layar tanggung, ikon-ikon ini justru tidak tampak pas. Tapi dengan unity, kita tidak perlu lagi memasang peranti lunak aksesibilitas sejenis seperti Dock, Cairo Dock atau Avant Windows Navigator.
Meski Unity sudah tertanam Compiz sejak awal, namun tampak efeknya sudah menjadi default untuk mendukung aksesibilitasnya. Jadi bagi mereka yang berharap akan ada melihat Desktop 3D Cube atau sejenisnya, mungkin mesti berjuang lebih, apalagi memasang tambahan Compiz Config Manager bisa berpotensi membuat sistem crash.
Saya sendiri membiarkan efek default, karena saya ingin mempertahankan kemampuan kartu grafis untuk memutar berkas multimedia. Ya, jika memiliki sebuah film berdurasi satu jam dengan besar berkas melebihi 6 GB, maka efek ultimate pada Compiz bisa membunuh komputer low-end saya.
Hampir semua aplikasi yang digunakan di Windows bisa saya gunakan di Natty Narwhal, antara lain:
- Libre Office (padanan Microsoft Office);
- Firefox, Chromium dan Opera (peramban-peramban modern kecuali Internet Explorer dan Safari ada di Natty);
- Thunderbird (klien surel, lebih saya sukai di Natty daripada Evolution Mail, tapi Evolution akan memberikan aksesibilitas lebih pada Unity);
- Banshee (pemutar musik dan video, terintegrasi dengan Last.fm);
- Totem (pemutar film); dan VLC;
- Produk Adobe (AIR, Reader dan Flash);
- Blogilo (alternatif Windows Live Writer);
- Empathy, Emesene dan Pidgin untuk chat;
- Brasero Disc Burner (aternatif Nero Burning Rom);
- GIMP (alternatif photoshop);
Aplikasi lainnya seperti FileZilla, TweetDeck dan pelbagai klien lainnya bisa didapatkan di sini. Bahkan produk Google seperti Google Earth juga bisa dipasang dengan mudah. Tentu saja ada yang tidak ada, yaitu program antivirus, karena sama sekali tidak diperlukan. Namun jika Anda ingin, Anda bisa memasang GUI Clam di sini sebagai antivirus yang on-demand.
Selama mengikuti update keamanan dan tidak dengan sengaja mengunjungi situs-situs berbahaya, ancaman serangan kemananan oleh peranti lunak jahat seperti virus nyaris tidak ada. Anda mungkin memerlukan pengaya seperti MyWOT di peramban anda untuk menandai dan mendapatkan peringatan akan situs-situs dan tautan yang tidak dipercaya.
Saya juga menyukai fungsi bilah kerja di bagian atas sudah tidak lagi menampilkan jendela yang hidup, namun sudah berpindah ke ikon-ikon Unity, dan bilah kerja tersebut telah menjadi bilah jendela dari program-program yang sedang berjalan. Ini memberikan kesan lebih luas & lapang pada dekstop. Apalagi tampilan kertas dinding yang bisa berganti secara otomatis dengan koleksi yang jauh lebih banyak daripada Maverick, memberikan suasana yang lebih segar secara berkala.
Jika bosan, saya bisa memainkan pelbagai permainan yang bisa diunduh gratis dari Ubuntu Software Center (sebagaimana YaST pada openSUSE). Misalnya saja Battle for Wesnoth, sebuah permainan strategi. Meskipun berkas yang harus diunduh melebih 300 MB untuk bisa memainkannya.
Bagi mereka yang aktif menggunakan banyak aplikasi dan multi-tasking, Gnome Unity akan sangat membantu. Namun Mutter Windows Manager (jika tidak salah begitu namanya) untuk Gnome Shell mungkin tidak akan menarik minat para pecinta Compiz yang menyukai efek desktop yang dramatis & menawan, yang konon membuat aero glass ala Windows 7 jadi barang lawas. Tapi saya masih bingung juga, karena Unity sendiri bukanlah Gnome Shell – sebagaimana yang mungkin akan tampil pada Fedora 15 nanti – pun demikian, jenis dekstop tetap bisa ditentukan oleh pengguna pastinya, karena kebebasan adalah prinsip dasar pada Linux.
Tapi tentu saja ada saja tanggapan yang melirik kelemahan dekstop Unity ini, misalnya salah satu tulisan yang menarik adalah “Ubuntu 11.04 Natty Beta 2 and the Unity Launcher violate basic human factorsprinciple“, nah kita lihat saja bagaimana versi stabilnya dirilis nanti.
Tinggalkan Balasan