Beberapa hari belakangan ini, saya sibuk berkemas-kemas ria, setelah semua administrasi formal selesai – maka saya punya banyak waktu untuk berkemas-kemas. Rupanya memindahkan isi kamar itu tidak bisa seketika, ada banyak hal yang mesti ditata terlebih dahulu, yang mana masuk ke kardus A dan yang mana masuk ke kardus B.
Kadang ada banyak kejutan, benda-benda yang selama ini dikira menghilang bisa muncul secara tiba-tiba di sudut-sudut yang paling misterius dalam kamar tua saya. Dan kadang yang dicari-cari malah justru tidak pernah muncul sama sekali, meski semua sudah dibongkar habis.Saya tidak menyangka, ternyata enam buah kardus tidak cukup untuk memuat isi kamar saya – ah, di saat seperti ini berharap ada kantong ajaib.
Ada banyak tumpukan buku, saya sampai menghabiskan dua kardus untuk menyimpannya. Padahal dulu sudah dikirim tiga kardus. Ah, seandainya semua isinya bisa disimpan di dalam kepala layaknya buku elektronik di cakram memori komputer, pasti tidak perlu repot di bawa ke mana-mana.
Yang membuat saya sedikit khawatir adalah saat mengemas sejumlah perkakas elektronik. Seperti walkie talkie edisi terbatas yang dikeluarkan motorola, saya khawatir rusak di perjalanan. Meski zaman sekarang tidak begitu diperlukan, tapi lumayan, jika digunakan di medan-medan berat yang tidak memiliki akses sinyal ponsel, ini bisa berguna kan.
Yah, berharap saja agar tidak ada yang rusak di jalan.
Meski sudah tidak bermain game komputer lagi sejak menggunakan Linux, tapi beberapa peralatan untuk konsol game sederhana masih saya simpan dengan baik. Sudah cukup lawas, setidaknya ini produk delapan atau sepuluh tahun yang lalu oleh Logitech, namun masih berfungsi dengan baik (saya rasa). Saking lamanya tidak pernah disentuh sampai-sampai debu-debu memenuhi gamepad dan joystick ini.
Ada sejumlah surat lama, ups… tapi rahasia dari mana asalnya. Hanya saja sayang jika dibuang, biar saja sementara disimpan. Tidak lupa juga kepingan film-film asli yang saya punya, ingat jangan gunakan pembajakan – karena bertentangan dengan UUD ’45 (ha ha….).
Saya sebenarnya lebih suka mendengarkan musik melalui pita kaset dibandingkan memutar berkas digital di komputer. Rekaman pada pita kaset yang berkualitas tinggi tidak menghilangkan “getaran mistik musikal” yang direkam padanya, sedangkan pada berkas digital umumnya sudah mengalami penciutan. Sebenarnya sih karena harga CD Audio original mahal, makanya saya punya banyak koleksi kaset. Dan sekarang semua itu harus dibawa kembali pulang, lumayan untuk mengalunkan melodi yang menenangkan suasana hati.
Saya tidak punya banyak pakaian, kebanyakan adalah apa yang saya punya sejak bertahun-tahun yang lalu – bahkan beberapa malah sejak bangku sekolah dulu. Hanya saja karena terjadi pembesaran perut, jadi memang ada juga sih yang baru – “ah, bajuku dulu tak begini…“. Beberapa bahkan sampai compang-camping, teman-teman saya selalu protes, mengapa tidak dibuang saja dan dibeli yang baru, aih-aih dunia.
Taz dan teman-teman Taz juga ikut bepergian, mereka akan menangis jika ditinggalkan. Jadi ya, mau tidak mau, saya juga menambah jatah ruang untuk mereka, meskipun harus berdesak-desakan.
Tentu saja tidak lupa berpamitan, terutama si kecil Astro yang baru berusia beberapa minggu. Ha ha…, dia sebenarnya tidak suka diganggu, apalagi karena sedang masa penyembuhan – benar-benar ndak suka dipegang. Maunya saya masukkan kardus juga, tapi sepertinya tidak bisa – karena bisa-bisa habis semua bakpia yang saya karduskan jika dia juga di dalam.
Dan tentu saja, yang terakhir adalah harta perompak yang dikumpulkan susah payah dari tujuh lautan. He he…, lumayan untuk bertahan hidup di dunia baru nantinya. Jangan salah, nominal bisa jadi lebih besar dari pendapatan anda, bagaimana tidak – bayangkan saja jika saya masukkan semuanya ke kaleng logam terus dijatuhkan dari gedung pencakar langit tepat di kepala seseorang – biaya perawatannya akan lebih besar dari nominal pendapatannya sebulan. Hmm…, tapi tentu saja itu tidak akan terjadi.
Ada cara yang lebih efektif, besok dipendam, terus tuliskan pesan tujuh turunan lagi untuk menggali. Nilai artifaknya pasti melambung tinggi, seperti di kisah-kisah ala Indiana Jones gitu.
Nah, mungkin ini sedikit acara berkemas-kemas kita. Entah akan kapan bisa berjumpa lagi. Namun saya harap tidak terlalu lama.
Tinggalkan Balasan