Saya bertanya-tanya, sebagaimana banyak orang di muka bumi ini. Apa kebahagiaan begitu mahal harganya? Sehingga tak cukup manusia berlomba, atau bahkan saling senggol untuk memungut seklumit kepuasan. Ataukah kepuasan dan kebahagian itu setali tiga uang? Apa yang bisa memuaskan diri kita? Apa yang bisa membahagiakan diri kita?
Sayangnya pertanyaan ini akan selalu berputar-putar, karena saya tidak memiliki kemampuan mengukur dunia dengan keterbatasan ketika saya mengukurnya dengan diri saya sendiri. Kriminalitas mulai dari gelapnya jalanan hingga ke kerah terputih menjadi sesuatu yang umum. Berbagai alasan dilontarkan, berbagai argumen dihadapkan, namun kebenaran akan kebahagiaan tetaplah semu.
Apa yang membuat Anda benar-benar bahagia?
Bisakah kesederhanaan membawa kebahagiaan pada kita? Bisakah kita menggadaikan sedikit kekurangan untuk senyuman yang damai?
Apakah kita masih sibuk bergulat dengan segala ambisi kita?
Arise! Do not be heedless!
Lead a righteous life.
The righteous live happily
both in this world and the next.Dhammapada 13.168
Jika Tuhan memang ada dan menaburkan benih kebahagiaan di penjuru dunia, sudahkah kita memungut, menanam dan merawatnya dengan sepenuh hati? Atau kita masih menumbuhkan “Aku” di dalam diri masing-masing?
Setiap orang memiliki jawabannya, setiap orang memiliki jalannya. Kebahagiaan seperti apa yang diinginkannya, dan seberapa mahal dia berani membayarnya. Hanya saja, sepertinya di sana ada jenis-jenis kebahagiaan yang tidak akan bisa diganti dengan seluruh emas permata di muka dunia, sehingga beruntunglah bagi mereka yang menyadarinya.


Tinggalkan komentar